Chandra Ramadhan (16), Asep Cahyana (16), Agung Prastyo (16), Saeful Hidayat (16), Wanda Utama (16), Dena Ramadan (16) dan Asep Rahmat Ramadan (16) adalah siswa kelas X yang menjadi anggota angkatan pertama ekskul Robotika yang baru saja diaktifkan pada September 2015 dengan pembimbing Iwa Karniwa.
"Pengaman motor sidik jari ini adalah pengembangan dari temuan kita sebelumnya dalam sistem keamanan motor," ujar Chandra mewakili teman-temannya saat berbincang dengan detikcom di SMKN 8 Bandung, Jalan Kliningan, Senin (7/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkat pengaman sidik jari ini dipasang di motor dengan menyambungkan sejumlah komponen kelistrikan dengan daya dari aki motor. "Sebelumnya alat diprogram untuk scan dan save sidik jari pemilik motor," tuturnya.
![]() |
Pengaman sidik jari ini akan berfungsi saat motor dinyalakan. Setelah kunci masuk ke stop kontak, pemilik harus memasukkan sidik jari dengan cara menekan jari yang telah discan sebelumnya ke dalam alat.
"Kalau tidak cocok, motor tidak akan bisa menyala. Atau bisa juga di setting keluar bunyi alarm," terang Chandra.
Namun alat ini tidak hanya dapat menyimpan satu sidik jari saja. Melainkan bisa sampai 100 sidik jari. "Jadi misalnya di rumah ada berapa orang, bisa disetting itu yang bisa pakai. Jadi enggak hanya satu.' tuturnya.
Perakitan pengaman dengan sidik jari ini hanya memakan waktu sekitar 1 bulan lamanya. Untuk membuatnya, mereka menghabiskan dana sebesar Rp 2,1 juta.
Perangkat ini diklaim tim ini bisa diaplikasikan di semua jenis sepeda motor, bahkan juga di kendaraan roda empat.
Namun alat ini masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan, misalnya casing alat supaya terlindung dari hujan, serta program tambahan lainnya. (tya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini