SPOTLIGHT

Setelah Richard Minta Maaf ke Orangtua Yosua

“Ketika itu dia merasa lega, tidak ada beban lagi.”

Foto: Richard Eliezer saat berada di kursi terdakwa PN Jakarta Selatan (Ari Saputra/detikcom)

Rabu, 7 Desember 2022

Mengenakan kemeja biru tua dengan rambut gaya pompadour, Richard Eliezer Pudihang Lumiu duduk di tengah persidangan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan terdakwa Kuat Maruf dan Ricky Rizal Wibowo. Kala itu, Rabu, 30 November 2022, Richard hadir sebagai saksi dengan penuh optimisme. Richard, Yosua, Kuat, dan Ricky adalah anak buah Ferdy Sambo.

Richard bersaksi tanpa keragu-raguan. Dalam kesaksiannya, laki-laki 24 tahun asal Manado, ini, bahkan mengungkapkan cerita yang belum pernah muncul sebelumnya. Cerita tersebut bahkan tidak diketahui penyidik: ada seorang perempuan menangis seraya keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, sekitar Juni 2022.

Richard menceritakan, peristiwa itu itu bermula ketika dia sedang piket di rumah Jalan Saguling 3 bersama Yosua dan Matius Marey, ajudan Ferdy Sambo lainnya. Kemudian, ketiga ajudan itu dipanggil istri Sambo, Putri Candrawathi.

Putri mengajak mereka masuk ke mobil dan berjalan berkeliling Kemang dan singgah di rumah Jalan Bangka. Yosua kemudian mengatakan kepada Richard bahwa akan tamu benama Elben, teman Sambo. Di situ, menurut Richard, kondisi Putri tidak baik-baik saja. “Saat mampir di kediaman, saya lihat ibu marah. Saya tidak berani menanyakan,” kata Richard.

Setengah jam kemudian, Richard melihat Sambo datang dengan diantar supirnya. Richard juga melihat Sambo tampak dalam kondisi marah. Richard tidak melihat tamu Sambo yang sebelumnya sempat dikatakan Yosua. Namun, tiba-tiba seorang perempuan tidak dikenal keluar dari dalam rumah sambil menangis.

“Kita tidak tahu ada kejadian apa di dalam rumah itu. Setengah jam kemudian ada orang keluar dari rumah. Ada perempuan, saya tidak kenal, nangis dia. Saya bertanya-tanya ini siapa,” kata Richard di hadapan majelis hakim.

Sambo merespons cerita Richard itu seminggu kemudian dan mengaitkannya dengan isu perselingkuhan. Sebelumnya, memang ada kabar tersebar bahwa motif pembunuhan Yosua dilatari dengan motif perselingkuhan.

Bharada Richard Eliezer sungkem ke ibunda Yosua.
Foto : Dok istimewa

“Tidak benar keterangan dia (Richard) itu. Ngarang-ngarang. Jelasnya istri saya kan diperkosa sama Yosua. Tidak ada motif lain, apalagi itu perselingkuhan,” kata Sambo kepada wartawan, Selasa, 6 November 2022.

Kesaksian mengejutkan itu bukan satu-satunya yang diungkap Richard. Dalam persidangan, isu keretakan keluarga bosnya juga muncul karena Richard mengisyaratkan bahwa Sambo dan Putri itu pisah rumah.

Richard mengatakan, Sambo sempat lebih sering pulang ke rumah di Jalan Bangka, sedangkan istri dan anaknya tinggal di rumah di Jalan Saguling. “Tidak banyak yang tahu selain internal kalau Pak FS pulang dari kantor istirahatnya di Bangka,” kata Richard.

Richard juga menceritakan bahwa Sambo sempat ketawa usai Yosua tewas. Kala itu, Richard mengatakan, Sambo mengatakan kepadanya dan Ricky bahwa dirinya salah menggunakan senjata untuk menembak ke arah tembok. “Sempat beliau berulang-ulang kali ke kami bilang sambil ketawa, sempat bilang salah pakai senjata,” kata Richard.

***

Kesaksian-kesaksian Richard yang mengejutkan itu tidak muncul begitu saja. Pada awal kasus pembunuhan Yosua terungkap, Richard begitu tertekan. Dia merasa berdosa dan tenggelam dalam kesalahannya karena telah membunuh temannya sendiri atas perintah Sambo pada 8 Juli 2022.

Dalam suasana batin seperti itu, di saat bersamaan, Richard harus ditahan dan menjalani rangkaian pemeriksaan tak kenal waktu. Dari pagi sampai malam, dari malam sampai pagi keesokan harinya.

Richard memang sempat mendapat janji dari Sambo bahwa akan terbebas dari tanggungjawab hukum. Sebab, dalam skenario yang dibuat Sambo, Richard berada dalam posisi membela diri. Namun faktanya, hanya Richard seorang diri yang ditahan dan dicecar penyidik.

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjalani proses sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selasa (1/11/2022). 
Foto : Andry Novelino/CNN Indonesia

Dari dalam tahanan Bareksrim, Richard pun memikirkan keluarga dan kekasihnya. Dia khawatir orang-orang dekatnya itu terancam.

Namun, Brimob, satuan di mana Richard berasal, memastikan akan melindungi orang-orang dekatnya itu dan bahkan mempertemukan Richard dengan mereka. Mereka menguatkan Richard dan meyakinkan untuk segera mengungkapkan kasus ini yang sebenar-benarnya.

Richard pun akhirnya membuat pernyataan tertulis kepada penyidik. Dia mengungkapkan kebenaran yang selama ini diam-diam dia tahan, karena skenario Sambo. Kepada penyidik, Richard mengakui dirinya telah menembak Yosua atas perintah Sambo. Richard bahkan menyebut Sambo juga turut menambak.

Kesaksian itu membuat terang peristiwa pembunuhan Yosua, tetapi tidak serta-merta membuat Richard tenang. Pasalnya, dia harus menjalani rangkaian pemeriksaan lanjutan, termasuk pemeriksaan konfrontasi dengan Sambo.

Keberaniannya membongkar skenario Sambo tidak serta merta mengobati perasaan bersalahnya. Perasaan itu tetap ada sehingga Richard harus mendapatkan perawatan psikologis dan rohani.

Menurut kuasa hukum Ronny Talapessy, Richard mulai meraih kembali kepercayaan dirinya setelah meminta maaf langsung kepada orangtua Yosua kala keluarga Yosua dihadirkan ke persidangan. Richard bersimpuh di hadapan ibu dan bapak Yosua dan memohonkan permintaan maaf.

Permintaan maaf itu diterima, tapi orangtua Yosua berpesan kepada Richard untuk mengungkapkan kasus ini seterang-terangnya. “Perubahan yang paling luar biasa itu adalah ketika meminta maaf ke keluarga korban secara langsung. Ketika itu dia merasa lega, tidak ada beban lagi. Richard juga dimaafkan, kan,” kata Ronny kepada detikX, pekan lalu.

Sidang Bharada E, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf
Foto : Wilda Nufus/ detikcom

Lebih dari itu, Richard semakin percaya diri ketika kesaksiannya tentang peristiwa pembunuhan berencana Yosua, sejalan dengan kesaksian para saksi lain. Menurut Ronny, itu membuat Richard merasa tidak lagi merasa sendirian mengungkap kasus ini.

“Yang pada awalnya dia hanya mengungkapkan seorang diri, sekarang sudah banyak saksi yang juga turut membuat terang peristiwa,” kata Ronny.

Ronny membenarkan bahwa kondisi kliennya saat ini sudah semakin normal. Tidak ada lagi beban bagi Richard untuk mengungkapkan peristiwa pembunuhan berencana yang melibatkan bosnya, dan menewaskan temannya.

Ronny pun mengaku kaget ketika Richard berhasil mengingat dan mengungkapkan peristiwa-peristiwa penting yang sebelumnya tidak tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan. Salah satu peristiwa penting itu adalah ketika ada seorang perempuan keluar dari rumah Sambo sambil menangis. 

“Saya mendampingi prosesnya dari hari ke hari, melihat langsung bagaimana kondisi Richard semakin baik,” kata Ronny. “Kemarin kita kaget juga dia bisa sampai cerita detail. Kondisi dia, kan, semakin hari semakin baik, tentunya itu membuat dia lebih mudah mengingat banyak hal yang belum terungkap dalam BAP.


Penulis: May Rahmadi
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE