SAINS
General Electric membuat sambal dengan rasa “pedas absolut”. Seberapa pedasnya?
Foto: Entrepreneur
Senin, 2 Mei 2016Sebenarnya apa yang dicari orang saat mereka "menyiksa diri" dengan menyantap sambal atau cabai? Menurut Linda Perry, arkeobotanis dari Museum Nasional Natural History-Smithsonian, cabai ditanam di Benua Amerika, wilayah sekitar Bolivia, sejak 6.000 tahun silam. Dari Amerika, si panas pedas ini menyebar dan merasuk ke lidah orang-orang Asia hingga Afrika.
Begitu tergila-gilanya orang menyiksa lidah ataupun perutnya dengan pedas dan panasnya cabai, para petani terus berlomba menciptakan turunan cabai paling pedas. Detik ini, pemegang rekor cabai paling pedas di dunia adalah cabai Carolina Reaper.
Tiga tahun lalu, Carolina Reaper berhasil mencatat 2,2 juta Skala Pedas Scoville. Cabai yang dibiakkan oleh Ed "Smokin" Currie, pemilik PuckerButt Pepper Company di Fort Mill, Carolina Selatan, Amerika Serikat, tersebut mengalahkan pemegang rekor cabai paling pedas sebelumnya, yakni cabai Trinidad Moruga Scorpion. Sebagai perbandingan, pedas cabai Jalapeno hanya berkisar 2.500-8.000 Skala Pedas Scoville.
Paul Rozin, psikolog dari Universitas Pennsylvania, Amerika, sejak 1970-an mencari jawaban mengapa ada sekelompok masyarakat begitu doyan makanan dan masakan yang pedas dan sangat kaya rempah. Dia pergi ke Oaxaca, sebuah desa di Meksiko. Di tempat itu, warganya seperti tak bisa hidup tanpa cabai.
"Aku bertanya kepada beberapa warga desa, apakah pernah menemukan binatang yang juga suka cabai. Mereka pikir pertanyaan itu sangat lucu," kata Paul Rozin, kepada The Wall Street Journal, beberapa tahun lalu. "Mereka jawab: Tak ada binatang yang suka cabai."
Foto: Wikimedia
Paul Rozin membuktikannya sendiri. Dia memberikan dua jenis makanan, satu pedas dan satu lagi tak pedas, kepada anjing dan babi. Dua jenis makanan itu disantap habis oleh anjing dan babi, tapi mereka selalu memilih melahap makanan tak pedas terlebih dulu. Pengujian berulang-ulang dengan pelbagai variasi Paul Rozin terhadap tikus juga menghasilkan kesimpulan kurang-lebih sama: binatang lebih suka makanan tak pedas.
Paul Rozin sampai pada kesimpulan bahwa hanya manusia yang punya "selera" unik terhadap jenis makanan ekstrem, seperti cabai yang pedas atau pare yang getir. Selera terhadap makanan ekstrem ini, menurut Rozin, kurang-lebih sama seperti hobi manusia menantang bahaya.
"Mereka sangat bergairah menghadapi rasa takut dan menikmati kelegaan saat perlahan takut itu sirna," Rozin menulis di jurnal Motivation and Emotion. Kecenderungan masokistis ini tak ditemukan pada spesies makhluk hidup lain. Entah ada kaitan atau tidak, rasa takut dan kelegaan lepas dari ketakutan ini diproses di bagian otak yang sangat berdekatan.
* * *
Dengar General Electric, yang diingat tentu soal listrik dan Thomas Alva Edison, sang pendiri. Tapi konglomerasi dari Amerika ini ternyata tak melulu bikin perkakas yang berhubungan dengan setrum. GE, General Electric biasa disingkat, ternyata juga doyan sambal.
Foto: Getty Images
Konon—tentu saja ini berlebihan—rasa sambal buatan GE ini di lidah lebih panas ketimbang matahari. GE mengklaim, sambal 1032 Kelvin ini pedasnya "pedas absolut". Pada temperatur 1032 Kelvin, menurut GE, semua benda akan hancur. Tak ada materi yang tahan hingga temperatur itu. Adakah lidah yang tahan dengan sambal 1032 Kelvin? "Aku merasa lidahku seperti tersengat listrik.... Keringat di jidatku langsung memuai," Amanda Kooser, menulis di CNet, setelah lidahnya dihajar panas sambal 1032 Kelvin.
Untuk mendapatkan "pedas absolut", GE bekerja sama dengan High River Sauces dan Thrillist membuat sambal dengan memadatkan konsentrasi capsaicin, zat yang dipercaya menjadi sumber rasa pedas dan panas pada cabai. GE menggabungkan dua jenis cabai paling pedas saat ini, yakni cabai Carolina Reaper dan Trinidad Moruga Scorpion.
Untuk mengukur konsentrasi capsaicin, menurut John Nelson, peneliti di GE Global Research, cabai direndam dalam minyak. Supaya minyak capsaicin berpisah dari partikel lain dalam cabai, rendaman cabai itu diputar di mesin sentrifugal. Berapa tinggi konsentrasi capsaicin dalam minyak dapat diketahui dengan penyinaran cahaya. Capsaicin menyerap ultraviolet dengan panjang gelombang hampir sama dengan protein lain, yakni 280 nanometer.
Walaupun paham sains membuat sebotol sambal superpedas, GE tak berniat terjun di bisnis sambal. Mereka hanya akan membuat 1.000 botol 1032 Kelvin. "Kami ingin menjadi bagian dari semangat pembaruan hari ini.... Bagaimana kami tetap relevan dan kontemporer," kata Linda Boff, Direktur Pemasaran GE, kepada Chicago Tribune, pekan lalu.
Penulis/Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Fuad Hasim
Rubrik Sains mengulik penemuan-penemuan baru serta seluk-beluk sains dan teknologi.