INVESTIGASI

Umbar Kemaluan demi Cuan Miliaran

Siskaeee bertahun-tahun melakoni aksi kontroversial menunjukkan dan merekam bagian privat tubuhnya di tempat umum. Dia berhenti setelah polisi menangkapnya. Siskaeee dituduh polisi sebagai seorang ekshibisionis, tetapi psikolog meragukannya.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Senin, 13 Desember 2021

Siskaeee ditangkap dengan sangkaan melanggar UU Pornografi dan UU ITE pada Sabtu, 4 Desember 2021. Ancaman hukuman maksimalnya 12 dan 6 tahun kurungan penjara. Penyebabnya, Siskaeee mengumbar bagian intim tubuhnya sendiri untuk meraup cuan. Siskaeee ini nama populer di jagat maya seorang perempuan berusia 23 tahun asal Sidoarjo yang berinisial FCN.

Kata kunci ‘Siskaeee’ membanjiri mesin pencarian Google pada awal Desember 2021. Ini terjadi setelah polisi diketahui sedang menyelidiki tindak pidana pornografi Siskaeee di Bandara Internasional Yogyakarta. Data Google Trends menunjukkan Yogyakarta menjadi provinsi yang paling banyak mencari Siskaeee melalui mesin pencari Google.

Berbagai barang bukti yang disita Polda DIY dari Siskaeee
Foto : Jauh Hari Wawan S/Detikcom


Makanya, Siskaeee tidak bisa disebut ekshibisionis karena, dari penjelasan polisi, dia mencari tempat-tempat yang sepi.”

Siskaeee sebenarnya bukan baru pertama kali muncul di jagat maya. Dari rekam jejaknya, orang mulai mencari nama Siskaeee melalui mesin pencari sejak 2016. Sebelum video kontroversial di Bandara Yogyakarta itu, Siskaeee memang sudah sering membuat video serupa dan videonya tersebar di pelbagai platform, salah satunya Twitter. Dia kerap mengumbar bagian intim tubuhnya di berbagai tempat: parkiran, lorong hotel, hingga minimarket.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Yogyakarta Kombes Yulianto mengatakan Siskaeee baru kali ini ditangkap karena baru ada laporan. Penangkapan Siskaeee merupakan tindak lanjut laporan dari pihak Bandara Internasional Yogyakarta terkait video pamer bagian intim tubuhnya viral di media sosial.

“Selama ini aktivitas Siskaeee belum ada yang melaporkan,” kata Yulianto kepada detikX pekan lalu.

Polisi menangkap Siskaeee di sebuah stasiun di Bandung. Sebelum melakukan penangkapan, polisi melacak Siskaeee tengah berada di Jakarta. Dia naik kereta menuju Bandung dari Stasiun Gambir.

Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, Siskaeee mengaku kerap membuat video dewasa untuk tujuan kesenangan dan mendapatkan uang. Siskaeee menjual video-videonya ke tujuh akun media sosial dan situs berbayar. Dari sana, ia meraup untung mencapai Rp 2 miliar sejak Maret 2020 sampai Desember 2021 atau tak sampai dua tahun.

Selain video pamer payudara dan alat kelamin di bandara, Siskaeee sempat ramai dibicarakan warganet karena pernah membuat video jebakan bernuansa porno, Pizza Dare Prank, pada 2019. Istilah ini merujuk pada aktivitas seksual dengan pengantar pizza tidak dikenal. Modusnya, ia dengan sengaja memesan pizza melalui aplikasi, kemudian dengan tanpa busana menerima pizza yang diantar ke kamarnya.

Video-video yang dia rekam kemudian diunggah ke akun Twitternya. Namun video-video itu hanya sepotong. Siskaeee menjual rekaman penuhnya kepada beberapa situs dewasa berbayar. Dari sinilah dia meraup cuan.

Siskaeee memakai strategi kucing-kucingan. Selain hidup nomaden atau bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, ia kerap membuat akun media sosial yang baru. Sebab, beberapa kali pihak berwenang memblokir akunnya.

Berbagai barang bukti berupa perhiasan dan uang yang disita Polda DIY dari Siskaeee
Foto : Jauh Hari Wawan S/Detikcom

Yulianto enggan memberikan penjelasan mengenai dugaan bahwa Siskaeee tidak bekerja sendiri dalam menjual konten-kontennya di internet. Namun ia membenarkan bahwa ini adalah salah satu hal yang tengah didalami polisi.

“Ini salah satu materi penyidikan yang tidak bisa saya ekspose,” tuturnya.

Secara terpisah, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY Ajun Komisaris Besar Roberto menjelaskan polisi menyita sekitar 2.000 file video dan 3.700 foto yang tersimpan di ponsel dan hard disk Siskaeee. Polisi juga menyita sejumlah alat bantu pembuatan konten pornografi, seperti telepon seluler, kamera, komputer jinjing, lampu bulat, tripod, hingga alat bantu seks.

"Ukuran (file di ponsel) kurang-lebih 150 GB (gigabyte) serta terdapat 600 GB data file foto dan video yang diamankan dari hard disk tersangka,” kata Roberto.

Polisi, kata Roberto, bekerja sama dengan Kominfo untuk memblokir konten-konten Siskaeee yang beredar di internet. “Termasuk kami bekerja sama dengan para pemegang aplikator dikarenakan undang-undang diwajibkan untuk hak tersebut bisa dimiliki negara yang hadir di dalamnya," katanya.

Berdasarkan penilaian psikolog dalam proses penyidikan polisi, Siskaeee dinilai sebagai seorang ekshibisionis. Secara sederhana, ekshibisionis adalah perilaku seksual yang kerap menunjukkan bagian tubuh privatnya kepada orang lain, khususnya kepada mereka yang tidak dikenal. Perilaku ini disebut menyimpang karena tidak sesuai dengan norma masyarakat.

Yulianto menuturkan perilaku ekshibisionis Siskaeee dipicu oleh trauma masa lalu. Siskaeee pernah menjadi korban perilaku ekshibisionisme ketika dirinya masih kecil.

Namun psikolog yang mendalami seksologi Zoya Amirin meragukan penilaian polisi terhadap Siskaeee. Zoya mengatakan seorang ekshibisionis akan merasa tertekan selama enam bulan secara intensif jika tidak menunjukkan bagian sensitifnya kepada orang lain, tidak peduli ramai atau sepi.


Sementara itu, Siskaeee selalu berusaha bersembunyi dari pantauan orang lain ketika melakukan aksinya. Artinya, Siskaeee masih bisa berpikir secara sadar dan takut aktivitas seksual di ruang publiknya diketahui orang.

“Makanya, Siskaeee tidak bisa disebut ekshibisionis karena, dari penjelasan polisi, dia mencari tempat-tempat yang sepi,” kata Zoya. “Apalagi dia unggah videonya ke situs porno yang berbayar. Kalau ekshibisionis sejati, itu tidak ada motif apa pun, apalagi bayaran.”

Seorang ekshibisionis, menurut Zoya, justru ingin dilihat orang lain ketika menunjukkan bagian tubuh privatnya di ruang publik, tidak seperti Siskaeee. Sebab, ekshibisionis membutuhkan respons orang lain untuk mendapatkan kepuasan.

“Kalau tidak begitu, dia stres. Dia butuh reaksi dari orang, kan,” katanya.


Reporter: Rani Rahayu, May Rahmadi
Penulis: May Rahmadi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE