INVESTIGASI

Misteri Penembakan Laskar FPI

Tewasnya enam pengawal Habib Rizieq masih diselimuti misteri. Komnas HAM menjadi satu-satunya tumpuan untuk mengungkap kasus itu secara objektif.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Kamis, 10 Desember 2020

Sejumlah penjaga dan pedagang di warung yang berada di area peristirahatan (rest area) Km 50 Tol Jakarta-Cikampek, Desa Paseurjaya, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, terperanjat mendengar suara benturan keras pada Senin, 7 Desember 2020, pukul 01.00 WIB. Mereka keluar dari warung menuju sisi luar badan jalan tol untuk melihat apa yang terjadi.

Rupanya suara itu berasal dari lokasi yang berjarak 50-100 meter dari pintu keluar rest area. Tapi langkah mereka terhenti ketika sejumlah polisi menghalau mereka agar tak mendekat ke lokasi. Bahkan sejumlah kendaraan yang hendak beristirahat di rest area Km 50 dilarang masuk oleh petugas dan diperintahkan melanjutkan perjalanan.

“Kan saya di dapur. Cuma ada kayak mobil apa gitu. Kirain nabrak pembatas. Saya kan lari ke sana. Apa mobil terbalik, Ibu nggak tahu ada kejadian di depan. Saya lihat ke sana, iya ada polisi lagi pegang senjata itu. Orang-orang kan nggak boleh ke sana,” ungkap seorang penjual berinisial S kepada detikX, Selasa, 8 Desember 2020.

Para pedagang itu tak tahu apa yang terjadi. Mereka baru tahu kemudian dari televisi bahwa peristiwa tersebut rupanya penembakan terhadap enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI), yang menjadi pengawal khusus rombongan Habib Rizieq. Rombongan itu akan mengikuti pengajian keluarga di suatu tempat di Karawang.

Km 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang disebut menjadi lokasi kontak tembak polisi-laskar khusus FPI.
Foto: Syailendra Hafiz Wiratama/detikX


Anak-anak nggak ada yang tahu. Kan kalau menurut berita kan kejadiannya menjelang pintu tol ya, TKP kan nggak jelas adanya di mana.”

Keenam pengawal yang menggunakan mobil Chevrolet warna hijau metalik bernomor polisi B-2152-TBN tewas ditembak polisi dari Polda Metro Jaya. Mereka adalah Andi Oktaviawan (33), Ahmad Sofyan alias Ambon (26), Faiz Ahmad Syukur (22), Muhammad Reza (20), Luthfi Hakim (25), dan Muhammad Suci Khadavi (21).

Pada Selasa itu, detikX melihat lokasi penembakan tersebut. Namun, dari pintu keluar rest area Km 50 hingga 1 kilometer setelahnya, tidak terlihat bekas tanda-tanda terjadi baku tembak. Tak ada garis polisi dan tanda lainnya. Di dekat Km 51, terdapat permukiman penduduk yang masuk Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur. Namun tak satu pun warga yang mendengar tembakan pada dini hari itu.

“Hah… nggak ada. Saya nggak dengar. Kalau kejadiannya jam 01.00 WIB, saya kurang tahu juga atau saya tidur pulas mungkin,” kata seorang warga kebingungan. “Ya mungkin, kalau anak-anak muda di sini ada yang tahu, cuma nggak ada omongan, tuh. Kalau di sini, kampung begini kan kalau ada apa-apa pasti ramai,” jelasnya lagi.

Setelah itu, detikX mendatangi rest area Km 57. Berdasarkan surat Telegram Rahasia Mabes Polri bernomor STR/873/XII/PAM.3.3/2020 tanggal 7 Desember 2020, lokasi penyerangan enam pengawal Habib Rizieq kepada polisi yang berbuntut penembakan berada di rest area yang terletak di Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Karawang, itu. Namun petugas keamanan rest area mengaku tak tahu kejadian tersebut.

Beberapa gerai dan minimarket yang ada di lokasi juga tak tahu ada penangkapan, apalagi penembakan, di tempat itu. “Nggak ada, Mas, di sini aman sih. Memang ada apa ya? Yang saya tahu, terakhir ada sopir bus diciduk polisi gara-gara narkoba,” ujar salah seorang karyawan minimarket itu.

Habib Rizieq Shihab di tengah kerumunan pengikutnya.
Foto: Dok detik.com

Supervisor Costumer Service GT Karawang Timur Aji Wicaksono juga mengatakan hal yang sama. Bahkan sampai saat ini tak ada laporan dari anggota Jasa Marga tentang kejadian penembakan di sekitar tol Karawang. “Anak-anak nggak ada yang tahu. Kan kalau menurut berita, kan kejadiannya menjelang pintu tol ya, TKP kan nggak jelas adanya di mana,” jelasnya saat ditemui detikX di kantornya.

Menurut Aji, pintu tol di Karawang bagian timur ada dua, yaitu pintu tol Karawang Timur dan pintu tol Kawasan Industri. Tidak ada laporan aksi kejar-kejaran antara pengawal Habib Rizieq dan polisi di kedua lokasi itu. “Nggak ada, mungkin menjelang, bisa jadi di luar, di arteri (jalan arteri). Ini kan dari sini ke arteri hampir 1-1,5 kilometer,” imbuhnya. Aji memastikan, saat dirinya bertugas, CCTV berfungsi seperti biasa. Kalaupun ada kejadian, itu pasti terekam.

Sedangkan dari pantauan detikX, di sepanjang Jalan Tol Japek pada Km 50-57 terdapat 3-4 kamera CCTV. Tetapi PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) menyatakan CCTV di Km 49-72 mengalami gangguan pada link jaringan backbone CCTV/Fiber Optic di KM-48+600 sejak Minggu, 6 Desember 2020, pukul 04.40 WIB. Akibatnya, jaringan CCTV dari Km 49-72 menuju Cikampek offline.

“Setelah mendapati laporan adanya gangguan CCTV offline, petugas di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek melaporkan hal itu sejak Minggu (6 Desember 2020) pada pukul 06.00 WIB kepada tim inspeksi untuk kemudian melakukan penyisiran mencari penyebab masalah itu,” kata Direktur Utama PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) Raddy R Lukman, Selasa, 8 Desember 2020.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (7/12/2020).
Foto: Agung Pambudhy/detikcom

Hanya, lanjut Aji, melalui pesan grup anggota Jasa Marga disebutkan, sempat melihat banyak mobil ambulans yang lewat. “Cuma nggak tahu ambulans mau ke TKP yang ada di berita atau ambulans yang membawa orang sakit, kita nggak tahu,” pungkas Ali.

Untuk mencari informasi yang lebih jelas, detikX mencoba menemui Kepala Polres Karawang AKBP Rama Samtama Putra. Sayang, Rama tak mau berkomentar dengan alasan sibuk persiapan pengamanan pilkada. Begitu juga dengan Kepala Subbagian Humas Polres Karawang Iptu Abdul Wahab tak bisa memberikan penjelasan.

“Untuk lebih jelasnya, lebih baik langsung ke Polda Metro Jaya atau Mabes Polri karena kejadian pasti di mananya kita juga belum diinfo. Dari Polda Jabar juga belum ada statement apa-apa. Jadi, terima kasih sudah mampir ke sini, mohon maaf kita tidak bisa memberikan statement apa-apa,” kata Wahab saat ditemui di kantornya.

Seperti diketahui, pihak FPI dan Polda Metro Jaya sama-sama mengeluarkan pernyataan terkait kejadian tersebut. FPI masih yakin enam pengawal khusus Habib Rizieq itu tak memiliki senjata api, apalagi menyerang polisi. “Bahwa tuduhan para pengawal kami yang dipersenjatai adalah fitnah besar, bohong besar. Tidak ada satu pun pengawal kami yang dipersenjatai karena kami tidak pernah mengira kalau kami akan diperlakukan seperti itu,” kata Habib Rizieq.

Di sisi lain, Polda Metro Jaya mengatakan enam pengawal imam besar FPI itu terpaksa ditembak karena melakukan penyerangan terlebih dahulu kepada personel polisi. "Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal sebanyak 6 orang,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Senin 7 Desember.

Pusara makam salah satu anggota laskar khusus FPI yang menjadi korban penembakan
Foto: Istimewa

Kasus penembakan enam anggota laskar FPI kini ditangani oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sejak 9 Desember 2020. Bahkan, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri saat ini tengah menginvestigasi tindakan bela diri anggota Polda Metro Jaya yang terkait penembakan enam anggota laskar FPI. Mereka akan mengawasi, mengevaluasi anggota yang bertugas saat itu. “Semua tindakan yang dilakukan oleh anggota dalam sidik dilakukan pengawasan dan pengamanan oleh Divisi Propam. Semua itu dilakukan agar pengusutan kasus ini transparan,” kata Kepala divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, Rabu, 9 Desember 2020.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga telah membentuk tim penyelidikan atas kasus penembakan terhadap enam anggota laskar FPI itu. Langkah pertama akan menemui pimpinan FPI, para saksi, menyusuri tol Jakarta-Cikampek, termasuk meminta keterangan dari Polda Metro Jaya. Karena cukup banyak yang akan dimintai keterangan, tim penyelidik Komnas HAM ini membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan.

“Mari kita sikapi dengan kepala dingin untuk melihat fenomena yang terjadi. Harapannya, ketika terkuak peristiwanya, harapannya memperterang kepentingan publik dan mempererat nilai kemanusiaan, bukan malah menjadi fragmentasi sosial,” kata komisioner sekaligus penanggung jawab tim investigasi Komnas HAM M Choirul Anam kepada detikX, Rabu, 9 Desember 2020.


Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Editor: M. Rizal Maslan
Editor:
Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE