INVESTIGASI
Data ketersediaan tempat tidur pasien Corona di rumah sakit di Jakarta tidak padu. Pemerintah menyiapkan hotel bintang 2 dan 3 sebagai antisipasi melonjaknya jumlah pasien.
Ilustrasi: dok. Istock
Senin, 21 September 2020Telepon di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, seolah tak pernah berhenti berdering pada masa pandemi virus Corona (COVID-19) ini. Banyak telepon yang masuk untuk menanyakan ketersediaan kamar di rumah sakit tersebut untuk merawat pasien COVID-19.
Sayangnya, seperti pada awal pekan lalu, kapasitas RS yang menjadi rujukan COVID-19 itu sudah penuh. Sesuai dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang diterapkan, calon pasien baru terpaksa ditolak. Pasien akan diarahkan untuk mencari rumah sakit rujukan COVID-19 lainnya di Jakarta.
RSPI Sulianti Saroso mempunyai 40-45 bed untuk menampung pasien virus Corona. Sedangkan kapasitas tempat tidur di ruang IGD sebanyak 10 unit. Pasien yang hendak dirawat di ruang isolasi RSPI harus menunggu terlebih dahulu di ruang IGD. Rencananya, RSPI akan menambah kapasitas untuk pasien COVID-19 hingga 77 bed.
RSPI Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Utara
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Sampai saat ini juga kondisi tenaga kesehatan masih cukup memadai. Kondisinya masih pada fit dan sehat-sehat. Semoga ke depan tetap begini, tidak ada yang drop, apalagi sampai ada yang gugur.”
Seorang tenaga kesehatan di RSPI menceritakan, dengan sistem SPGDT yang diterapkan secara disiplin, tidak ada penumpukan pasien yang terjadi di RSPI. “Alhamdulillah seluruh pasien masih tertampung dengan baik di RSPI Sulianti Saroso ini. Tidak sampai membeludak ke lorong-lorong rumah sakit dan sebagainya,” katanya saat berbincang dengan detikX pada Selasa, 15 September 2020.
Tenaga kesehatan tersebut menambahkan, pasien yang masuk ke RSPI sudah dipastikan terinfeksi virus Corona. Sebagian datang dengan kondisi sudah tak bagus, seperti hemodinamiknya tak stabil dan saturasi oksigennya turun. Rata-rata pasien seperti itu tak mampu bertahan dan meninggal dunia.
Sementara itu, situasi Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit di Jakarta Timur, yang juga menjadi rujukan pasien COVID-19, terlihat lengang. Saat detikX berkunjung ke rumah sakit itu pada Kamis, 17 September 2020, tidak terlihat adanya aktivitas yang berarti di sekitar ruang IGD RSKD di Jalan Duren Sawit Baru itu. Suasana di lobi rumah sakit juga terpantau tidak terlalu ramai.
Direktur RSKD Duren Sawit Dr Theryoto bilang, hingga hari itu, tempat tidur di rumah sakit tersebut hampir penuh. Dari 230 tempat tidur yang dimiliki RSKD, tinggal 30 yang kosong. Sekitar 90 persen pasien yang terbaring di 200 tempat tidur itu sudah terkonfirmasi positif Corona. Sementara itu, 10 persen lainnya menunggu hasil tes swab. Mayoritas pasien yang ditampung oleh RSKD Duren Sawit berasal dari rujukan puskesmas.
RSKD akan menambah 200 unit tempat tidur. Selain menambah sarana kesehatan, menurut Theryoto, pihaknya juga menambah tenaga kesehatan yang dibantu oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. “Sampai saat ini juga kondisi tenaga kesehatan masih cukup memadai. Kondisinya masih pada fit dan sehat-sehat. Semoga ke depan tetap begini, tidak ada yang drop, apalagi sampai ada yang gugur,” ujar dia kepada detikX, Kamis, 17 September 2020.
detikX juga mencoba menelepon Rumah Sakit Umum Daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang juga jadi salah satu rujukan COVID-19, Jumat, 18 September 2020. Seorang petugas pelayanan rumah sakit di Jalan Abdul Majid Raya, Cipete, itu mengatakan ruang untuk rawat inap pasien COVID-19 maupun bukan masih ada. Namun petugas tersebut tidak bisa memerinci ketersediaan ruangan untuk pasien COVID-19.
Belakangan ini, data ketersediaan rumah sakit untuk menampung pasien COVID-19 menjadi polemik. Hal itu terjadi setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap data okupansi rumah sakit di Jakarta saat mengumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali pada 11 September 2020. Ia mengatakan ruang isolasi pasien COVID-19 di Jakarta hampir penuh.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengumumkan PSBB, 11 September 2020
Foto: Facebook Pemprov DKI Jakarta
Tempat tidur isolasi yang ada di Jakarta sejumlah 4.053 dan diprediksi penuh pada 17 September 2020. Pengembangan kapasitas menjadi 4.807 tempat tidur akan selesai dikerjakan pada 6 Oktober 2020. Anies juga menyoroti okupansi ruang ICU untuk pasien COVID-19 di Jakarta sebanyak 528 tempat tidur, yang juga nyaris penuh. “Kita tingkatkan 20 persen, dan itu akan mulai penuh 25 September," kata Anies.
Paparan Anies itu mendapat reaksi dari pemerintah pusat. Ketua Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo pada 13 September 2020 tidak menyangkal bahwa jumlah ruangan ICU hampir penuh. Namun itu hanya rumah sakit yang mempunyai tempat tidur di ruang ICU di bawah 10 unit. Di atas itu, masih ada 47 rumah sakit di Jakarta yang siap menampung pasien COVID-19.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjamin rumah-rumah sakit di Jakarta masih bisa menampung pasien COVID-19. Hal itu berdasarkan pengecekan langsung di lapangan. Data okupansi rumah sakit per 14 September 2020 diketahui untuk ruang ICU tinggal 5 kamar. Sedangkan jumlah tempat tidur isolasi untuk pasien Corona bergejala sedang sebanyak 4.271 unit dengan jumlah yang masih kosong 1.088 unit.
Kementerian Kesehatan di bawah Terawan pun kemudian membentuk tim task force untuk memastikan ketersediaan ruang isolasi dan ICU yang dapat digunakan untuk menampung pasien Corona. Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai rumah sakit milik Kementerian Kesehatan, Pemprov DKI Jakarta, TNI/Polri, rumah sakit swasta, serta Wisma Atlet, pada 16 September 2020.
Hasilnya, 10 rumah sakit yang disurvei disebut masih punya daya tampung pasien COVID-19 cukup banyak. Misalnya, pada 16 September itu, posisi okupansi di RSPI Sulianti Saroso masih tersisa 34 tempat tidur di ruang isolasi dan 10 tidur di ruang ICU. Sedangkan di RSKD Duren Sawit, Kemenkes menyebut masih tersedia 202 tempat tidur. Berdasarkan data yang diungkap Dirut RSKD, tempat tidur COVID-19 pada 17 September 2020 tersisa 30.
Di luar itu, pemerintah pusat mengatakan masih punya Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, yang sejak awal memang disulap untuk menjadi rumah sakit darurat Corona. Berdasarkan data pada 19 September 2020, ada 3.579 pasien yang dirawat di beberapa tower di Wisma Atlet. Masih ada ribuan kamar lainnya yang bisa menjadi ruang isolasi pasien COVID-19.
Suasana IDG Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, 17 September 2020
Foto: Syailendra Hafiz Wiratama/detikX
Pemerintah juga sedang menyiapkan hotel bintang 2 dan 3 sebagai antisipasi melonjaknya jumlah kasus positif Corona. Jumlah kamar mencapai 1.500 dengan kapasitas 3.000 orang. Dalam hal ini, pemerintah bekerja sama dengan berbagai jaringan hotel di Jakarta, seperti Grup Accor, Novotel, Ibis, dan Harris.
Setelah munculnya masalah data okupansi rumah sakit pasien Corona itu, Dinkes DKI Jakarta juga membuat laman khusus. Lama itu berisi update ketersediaan tempat tidur rawat inap RSUD di seluruh DKI setiap harinya.
Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban