INVESTIGASI

Kian Sempit Kuburan Jenazah COVID

Angka kematian akibat virus corona terus bertambah. Lahan pemakaman untuk jenazah COVID-19 di Jakarta pun kian berkurang.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Rabu, 10 September 2020

Empat-lima orang berpakaian alat pelindung diri (APD) berwarna putih langsung bangkit dari duduknya ketika mobil ambulans Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masuk area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin, 7 September 2020, siang. Ambulans itu pun melintasi jalan di antara blok-blok pekuburan menuju area pemakaman khusus korban Coronavirus disease 2019 (COVID-19), yang persis berada di belakang Blok AA-1 pemakaman tersebut.

Seorang sekuriti langsung menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh bagian ambulans. Petugas pemakaman membuka pintu belakang ambulans dan mengeluarkan peti jenazah yang terbungkus plastik transparan. Peti tersebut digotong menuju lubang liang lahad yang sudah disiapkan. Peti langsung ditaruh di atas papan, lalu diturunkan menggunakan tali tambang. Salah satu petugas terlihat berdoa dan tak lama kemudian liang lahad pun ditutup dengan tanah merah.

Dari pantauan detikX, prosesi penguburan jenazah korban COVID-19 berjalan singkat, tak seperti penguburan jenazah pada umumnya. Tak ada sanak keluarga yang mengiringi proses penguburan itu. Para petugas kembali disemprot disinfektan sebelum beristirahat. Tak jauh dari lokasi, sekitar 300 meter dari pemakaman khusus COVID-19 itu, terlihat satu unit buldoser tengah meratakan tanah. Menurut para petugas, lahan itu tengah dibersihkan untuk dijadikan bakal area pemakaman korban COVID-19 yang baru.

TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur
Foto : Syailendra Hafiz Wiratama/detikX


Mereka menyebut Tegal Alur, ya. Cuma Pondok Ranggon memang kritis ya sisa 1.100. Di Tegal Alur masih bisa, cuma kita kan harus antisipasi juga 2-3 bulan mendatang, harus sudah bisa membebaskan lahan untuk jenazah COVID-19."

Sebagian besar area pemakaman khusus COVID-19, yang terletak paling belakang TPU Pondok Ranggon, itu sudah penuh. Penanda makam berupa nisan yang terbuat dari kayu berwarna putih. Hanya ada satu-dua kuburan yang nisannya diganti oleh ahli waris jenazah. Pemakaman khusus COVID-19 berada di area blok baru di atas area TPU Pondok Ranggon, yang total luasnya mencapai 59 hektare. Seperti pemakaman umum, pemakaman untuk jenazah COVID-19 juga terbagi untuk blok muslim dan nonmuslim.

Komandan Regu TPU Pondok Ranggon, Nadi, 47 tahun, pada 4 September 2020 mengungkapkan, kuburan jenazah COVID-19 tersisa untuk 1.000 jenazah. Sisa liang lahad diprediksi akan habis kurang dari dua bulan lagi atau sekitar November 2020. Hal itu berdasarkan penghitungan jumlah rata-rata jenazah korban COVID-19 yang dikuburkan pada Agustus 2020, yakni  berkisar 27-28 jenazah per hari. “Tanggal 31 Agustus itu rekor selama saya bertugas di sini sejak Maret, ada 36 jenazah,” imbuh Nadi seperti dikutip Antara.

Sisa 1.100 liang lahad terhampar di atas lahan seluas 7.000 meter persegi di sebelah sisi TPU Pondok Ranggon. Sejak TPU difungsikan untuk menampung jasad pasien COVID-19 pada Maret 2020, hingga kini sudah ada delapan blok baru dibuka yang sudah terisi 2.623 jenazah. “Kami pakai Blad (Blok) 91 sampai 99, kecuali Blad 97, yang dipergunakan untuk masyarakat umum. Jumlahnya berbeda-beda, ada yang satu blad untuk 240 jenazah, ada juga yang 300 jenazah,” jelas Nadi.

Hal senada diutarakan oleh Adang, salah seorang penggali kuburan atau petugas jasa layanan perorangan (PJLP) TPU Pondok Ranggon. Ia mengatakan ketersediaan lahan kuburan bagi jenazah COVID-19 bisa sampai dua bulan lagi. Apalagi belakangan ini, khususnya selama Agustus 2020, jumlah jenazah yang dikuburkan meningkat jumlahnya. “Bukan rata-rata ya, datanya turun-naik. Nggak selalu di angka 30, nggak selalu di angka 20, ya. Kalau lagi naik-naiknya di akhir Agustus itu, bisa nyampai 37 (jenazah). Itu sudah angka paling tinggi,” terang Adang kepada detikX.

Proses penguburan jenazah korban COVID-19 di TPU Pondok Ranggon
Foto : Syailendra Hafiz Wiratama/detikX

Melihat hal itu, Komisi D DPRD DKI Jakarta akan memanggil Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk mencari solusi lahan pemakaman jenazah COVID-19. “Itu kita sudah mengetahui sejak tiga minggu lalu bahwa di Pondok Ranggon lahan sudah terbatas. Secara umum betul kita cuma bisa bertahan 2-3 bulan. Makanya, ke depannya, kita akan melakukan rapat kerja bersama Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk mencari solusi,” kata Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif di Jakarta, Minggu, 6 September 2020.

Syarif menerangkan beberapa waktu lalu masalah jumlah liang lahad yang mulai menipis ini sempat disinggung dalam rapat DPRD, tapi pembahasannya belum spesifik ke pembukaan lahan baru. Namun, menurutnya, Pemprov DKI Jakarta masih memiliki TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, yang belum dioptimalkan untuk pemakaman jenazah COVID-19. “Mereka menyebut Tegal Alur, ya. Cuma Pondok Ranggon memang kritis ya sisa 1.100. Di Tegal Alur masih bisa, cuma kita kan harus antisipasi juga 2-3 bulan mendatang, harus sudah bisa membebaskan lahan untuk jenazah COVID-19,” imbuhnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta semua pihak tak berspekulasi mengenai TPU khusus COVID-19 penuh. Menurutnya, sejak Maret 2020, pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap TPU khusus untuk korban COVID, termasuk menyiapkan tempat alternatifnya. “Jadi bukan sekarang, sejak Maret. Lokasi semua sudah disiapkan. Jadi kita lihat perkembangan sesuai kebutuhan. Insyaallah tidak akan ada kekurangan,” ucap Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 7 September 2020.

Pemprov DKI Jakarta tak hanya menyiapkan TPU Pondok Ranggon, tapi juga TPU Tegal Alur. Di TPU itu masih ada lahan ekstra seluas 2 hektare, yang 1 hektarenya bisa menampung 3.000 kuburan. “Jadi saat ini kita punya tempat di Tegal Alur dan Pondok Ranggon. Tegal Alur masih ada ekstra sekitar 2 hektare. Satu hektare itu kira-kira bisa menampung 3.000 makam,” jelas Anies lagi saat ditemui di Brawijaya Hospital Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 9 September 2020.

Lahan pemakaman khusus COVID-19 di TPU Pondok Ranggon
Foto : Syailendra Hafiz Wiratama/detikX

Kondisi COVID-19 di Jakarta memang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari situs corona.jakarta.go.id, per 9 September 2020, total angka kematian karena Corona di Jakarta  mencapai 1.347 orang atau 2,7 persen. Total orang positif Corona mencapai 49.837 orang dan yang dinyatakan sembuh 37.245 atau 74,7 persen. Sedangkan positivity rate di DKI Jakarta lebih dari 13 persen. Diprediksi rumah sakit dan ruang isolasi akan penuh pada pertengahan September 2020. Karena itu, Pemprov DKI kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Anies pun menyoroti soal peningkatan angka pemakaman dengan protokol tetap (protap) COVID-19. Jika dilihat dalam grafik, angka tren pemakaman dengan protap virus Corona sempat memiliki tren menurun. Namun, pada pertengahan Juli, tren grafik kembali naik. Puncaknya, pemakaman dengan protap COVID terjadi pada 5 September dengan 66 pemakaman.


Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Redaktur: M. Rizal Maslan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE