Ilustrasi: Edi Wahyono
Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Solo tahun 2020 tinggal beberapa bulan lagi. Sejumlah partai politik berancang-ancang mengajukan nama yang akan diusung sebagai jagoan mereka, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan). Sebagai pemenang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Solo, partai berlambang kepala banteng ini sudah mengantongi nama pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota.
Namun, belakangan, menyodok Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga berniat maju di ajang pemilihan kepala daerah Solo. Sebagai 'putra mahkota', pemilik usaha Martabak Kota Barat dan katering Chilli Pari itu tentu memiliki peluang yang besar. Namun, sayangnya ambisi politik Gibran langsung menemui ganjalan dan bahkan menjadi polemik di PDI Perjuangan. Sebab, pendaftaran bakal calon wali kota sudah ditutup oleh Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Solo.
Seperti diketahui, Tim Seleksi dan Rekruitmen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota DPC PDI Perjuangan Solo telah membuka pendaftaran mulai 16 September 2019 lalu. Satu pekan kemudian, 23 September 2019, pendaftaran ditutup. Mereka pun menyodorkan nama pasangan Achmad Purnomo (Wakil Wali Kota Solo) dan Teguh Prakosa (Ketua DPRD Kota Solo). Kedua nama itu kabarnya sudah diserahkan Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, kepada DPP PDI Perjuangan untuk mendapatkan rekomendasi.
Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan diri menjadi anggota PDI Perjuangan.
Foto : Bayu Ardi Isnanto/detikcom
Saya secara pribadi menyampaikan itu kepada Mas Gibran. Tidak masalah to?. Tapi, kalau Mas Gibran mau ngotot sekarang, ya silakan saja tahapan-tahapan itu dilalui.”
Rudy mengatakan, pengajuan pasangan balon itu sudah sesuai aturan yang ada di dalam partainya. Hal itu merujuk kepada Pasal 9, 10, dan 11 Peraturan Partai No. 24 Tahun 2017 yang menyebutkan bahwa DPC yang memperoleh suara Pemilihan Legislatif mencapai di atas 25 persen dapat menggunakan sistem atau mekanisme rekruitmen dan seleksi penjaringan tertutup. Di Solo, PDI Perjuangan sukses memborong 30 kursi dari total 45 kursi DPRD. Hampir 67 persen kursi DPRD dikuasai partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Praktis dalam pencalonan wali kota-wakil wali kota, bisa saja PDI Perjuangan mengusung calon sendiri tanpa berkoalisi dengan partai politik lainnya. Namun PDI Perjuangan Solo, sesuai hasil Kongres PDI Perjuangan, tetap harus memajukan kadernya sendiri dan calon tersebut sudah menjadi anggota partai sekian tahun.
Nah, sedangkan Gibran malah baru mengurus pembuatan kartu tanda anggota (KTA) PDI Perjuangan di hari terakhir pendaftaran balon wali kota dan wakil wali kota di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Solo di Jalan Hasanuddin No. 26, Purwosari, Laweyan. Ia datang pada siang hari pukul 13.00 WIB ke kantor DPC itu dan disambut Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Banjarsari, Joko Santoso, untuk dibuatkan KTA.
“Pada saat beliau mengambil KTA, Ketua Tim Rekruitmen penjaringan Pilwalkot Solo itu sudah menjalankan yang namanya Peraturan Partai No. 24 Tahun 2019. Proses penjaringan tertutup. Aspirasi dari pengurus anak ranting, ranting dan PAC (Pengurus Anak Cabang). Nah, yang muncul adalah itu (Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa),” kata Rudy kepada detikX, Rabu, 25 September 2019.
Rudy mengapresiasi Gibran yang sudah mau mendaftar sebagai anggota PDI Perjuangan. Sejak saat itu, Gibran menjadi bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan dan harus menaati keputusan partai. Namun, Rudy juga mempertanyakan kenapa baru sekarang Gibran mendaftar sebagai anggota partai, juga mendatangi ranting, PAC dan DPC. Padahal dirinya sudah mendampingi Jokowi sejak 2004 silam.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana (kanan) dan Gibran Rakabuming.
Foto : M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Karena itu, bila Gibran tetap ingin mencalonkan diri sebagai wali kota Solo, harus mendaftarkan melalui DPP PDI Perjuangan. “Kalau DPP mau membuka (pendaftaran) dan sebagainya, ya, silakan saja. Yang jelas, kita sudah menjalankan peraturan partai. Kalau DPP mau melakukan penjaringan sendiri, ya monggo, kita tidak ada persoalan,” ucap Rudy.
Apakah DPP nantinya tidak menyalahi aturan melakukan penjaringan lagi, terutama untuk meloloskan Gibran di Pilwalkot Solo? “Ya, itu yang menafsirkan biar DPP sendiri. Karena saya hanya diminta untuk menjalankan peraturan partai, kok. Yang menilai salah atau tidak kan dari partai. Dan, semua rekomendasi nanti kan dari DPP partai,” jawab Rudy.
Achmad Purnomo mengaku senang sebagai kader PDI Perjuangan di Solo mendapatkan tugas dari partai untuk menjadi calon wali kota bersama Teguh Prakoso pada Pilkada 2020 mendatang. “Ya kita tetap tunduk dan melaksanakan yang menjadi perintah partai, prinsipnya kita itu saja,” kata Wakil Wali Kota Solo itu kepada detikX, Jum’at, 27 September.
Purnomo sendiri enggan berandai-andai bila nanti DPP justru merekomendasikan Gibran atau malah menjadi rivalnya. Sebab, semua nama yang muncul adalah aspirasi dari bawah, mulai ranting, PAC, DPC, DPD hingga DPP. "Saya dan Pak Teguh terserah partai saja. Kan, nama itu diajukan ke DPD dan DPP. Terserah DPD dan DPP siapa yang akan dipilih nantinya. Tapi kalau DPP merekomedasikan saya dan Pak Teguh, ya, harus siap melaksanakan,” tegasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang juga politikus PDI Perjuangan menanggapi keinginan Gibran yang ikut kontestasi politik lokal di Solo. Ia menyarankan agar Gibran tak perlu terburu-buru menjadi wali kota, apalagi masih berusia muda. Lebih baik Gibran mematangkan diri dalam dunia politik. Terlebih Gibran memiliki 'gen' kepemimpinan dari ayahnya, Jokowi. “Masih muda banget, kok. Maksud saya peluangnya masih banyak,” kata Ganjar ketika mengadakan kunjungan ke Solo, Jumat, 27 September 2019.
Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo
Foto : Adi Fida Rahman/detikINET
Hal senada juga diungkapkan Rudy. Ia menyarankan Gibran fokus dulu menjadi anggota partai, sampai menunggu waktunya Pilkada 2024 datang. “Saya secara pribadi menyampaikan itu kepada Mas Gibran. Tidak masalah to? Tapi, kalau Mas Gibran mau ngotot sekarang, ya silakan saja tahapan-tahapan itu dilalui,” ungkap Rudy yang kembali menceritakan pertemuannya dengan Gibran di rumah dinasnya di Loji Gandrung, Solo, 18 September 2019.
Munculnya nama Gibran sebagai bakal calon walikota Solo berawal dari hasil survei Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta pada 25 Juli 2019 lalu. Survei dilakukan terhadap 766 responden untuk mengetahui tingkat popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas tokoh balon.
Di tingkat popularitas, Gibran bersaing dengan Purnomo yang mendapatkan angka 90 persen. Kaesang Pangarep, adik kandung Gibran, berada pada peringkat ketiga dengan 86 persen. Untuk akseptabilitas, Purnomo memperoleh angka 83 persen. Lalu disusul Gibran, Teguh Prakosa dan Kaesang. Sementara, dari tingkat elektabilitas, Purnomo memperoleh 38 persen, Gibran memperoleh angka 13 persen dan Kaesang 1 persen.
Dalam survei itu juga mencuat beberapa nama kandidat lainnya, yaitu KH Abdul Karim (mantan guru ngaji Jokowi), Gareng S Haryanto (Ketua Kadin Surakarta), Ravik Karsidi (mantan Rektor UNS), Slamet Rahardjo (pengusaha), Rachmad Wahyudi dan Her Suprabu (Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf). "Nama-nama itu digodok berdasarkan focus group discussion (FGD) bersama masyarakat lintas bidang di Solo. Setelah itu, nama-nama baru kita survei,” ungkap Kepala Laboratorium Kebijakan Publik Unisri, Suwardi dalam keterangan pers kala itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto : Feri Agus Setyawa/CNN Indonesia
Banyak kalangan yang mendukung pencalonan Gibran sebagai Walikota Solo 2020-2025. Bahkan sejak hari minggu, 22 September 2019 bermunculan spanduk bergambar Gibran terpasang di sejumlah titik di lima kecamatan. Di antaranya di Jalan Juanda, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Veteran, Jalan Imam Bonjol dan perlintasan Kereta Api Joglo, Banjarsari. Malah ada spanduk Gibran yang didominasi warna merah, kuning dan biru serba muda.
Spanduk bertuliskan ‘SOLO’ sebagai latar belakang dengan gambar Gibran dengan pakaian batik dengan senyum tipisnya dan tulisan ‘Solo Masa Depan Kita’. Spanduk itu ada yang di pasang berseberangan dengan baliho Purnomo-Teguh, balon yang sudah mendaftar ke PDI Perjuangan di kawasan sepanjang Simpang Empat Baturono, Pasar Kliwon. Tapi, satu hari kemudian, spanduk-spanduknya dicopoti Satpol PP Pemkot Solo.
Menanggapi maraknya spanduk dukungan tersebut, Gibran menyatakan itu merupakan bentuk dukungan masyarakat. Namun, ia menegaskan spanduk-spanduk tersebut bukan berasal dari dirinya atau tim. "Ini saya baru pulang dari Jakarta. Saya juga sudah mendapat laporan terkait spanduk-spanduk kemarin. Intinya itu bukan dari saya," katanya saat mendaftar ke DPC PDI Perjuangan.
Sejauh ini, Gibran belum banyak berbicara mengenai niatnya maju menjadi wali kota Solo. Namun, dukungan terus mengalir. Minggu, 29 September 2019, para pendukungnya menggelar acara cukur rambut bareng di area Car Free Day. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengklaim bakal menyiapkan 40 ribu Kartu Tanda Penduduk (KTP) agar Gibran bisa maju melalui jalur independen. Akankah Gibran mengikuti jejak Jokowi?
Reporter/Penulis: Ibad Durrohman, Bayu Ardi Isnanto (Surakarta)
Redaktur: M. Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban