INVESTIGASI

Horor di Kilometer 91 Cipularang

Kecelakaan mengerikan kembali terjadi di Km 91 Tol Cipularang. Karena pelanggaran lalu lintas, tapi ada juga yang mengaitkan
dengan hal-hal mistis.

Foto: Andhika

Rabu, 4 September 2019

Subana, 35 tahun, warga Desa Cidadap, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sehari-hari bekerja sebagai sopir dump truck. Dengan truknya, ia kerap mendapatkan tugas mengantar berbagai material bangunan. Hal yang sama dilakukannya pada hari Senin, 2 September 2019. Ia mengantarkan tanah berpasir seberat 40 ton dari Padalarang menuju Karawang Timur.

Bukan hanya Subana, beberapa sopir truk lainnya juga melakukan hal yang sama, termasuk Dedi Hidayat. Subana dan Dedi berangkat belakangan membawa masing-masing truknya itu. Kedua truk itu memasuki Tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang) sekitar pukul 12.30 WIB. Truk berjalan beriringan. Truk Dedi tepat berada di belakang truk Subana. Mereka berada di jalur kiri alias jalur lambat.

Tepat di sekitar Pasir Honje, Plered, Purwakarta, atau di Kilometer 91, Subana melirik kaca spion kanannya. Ia melihat gerakan truk yang disopiri Dedi sedikit zigzag seperti mau menyalip. Benar saja, Dedi menyalip Subana dengan kecepatan tinggi di jalur kanan. Sekitar tiga menit kemudian, telepon seluler Subana berdering. Ternyata Dedi meneleponnya dengan nada panik karena rem truknya blong.

“Teman saya itu tiba-tiba nyalip saya. Terus sekitar tiga menit kemudian dia ngebel saya. ‘Mas Bana, rem saya blong, mas Bana!’ Ya Allah, kata saya berdoa saja dulu biar bisa berhenti,” ucap Subana saat ditemui di ruang Intalasi Gawat Darurat RS Thamrin, Purwakarta, Jawa Barat, setelah kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 91, Purwakarta, pada Senin, 2 September lalu.

Petugas mengevakuasi sejumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang Km 91 Purwakarta, Jawa Barat.
Foto: dok. Antara Foto


Tabrakannya kencang sekali suaranya, ledakan mobil yang kebakar juga kencang sekali. Ada tiga kali ledakan mobil kebakar. Juga ada mobil-mobil yang terpental.”

Khawatir terhadap keadaan Dedi, Subana berusaha mengejar temannya itu, yang juga membawa truknya ke jalur tengah. Tapi belum terkejar, lima menit kemudian, Subana dari kejauhan melihat truk Dedi terguling dan menyeret sejumlah kendaraan di depannya. Tanah berpasir tumpah menutupi jalan di Km 91+400 itu.

Sejumlah kendaraan di belakangnya mendadak menghentikan lajunya. Tapi nahas, truk yang dikemudian Subana tak terkendali. Truknya meluncur dengan kencang dan menyeruduk sejumlah kendaraan yang berhenti di depannya. Salah satunya mobil Toyota Fortuner Suherman, 53 tahun, warga Tangerang, Banten.

Saat itu, Suherman bersama keluarganya baru pulang menjenguk anaknya yang mondok di pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia terpaksa menghentikan mobilnya karena melihat truk Dedi terguling. Tiba-tiba terdengar suara benturan cukup keras beberapa kali di belakangnya, Bruukkk, bruukk, bruukk…!!!

Belum menoleh ke belakang, mobil Suherman pun ditubruk kencang dari belakang hingga terpental sejauh 50 meter. Mobilnya meloncati pagar pembatas jalan raya dan masuk jurang sedalam 15 meter. Untung, mobil itu nyangkut disemak-semak di jurang itu. “Saya banyakin istighfar. Setelah kejadian, saya segera keluar dan menunggu pertolongan. Ibu saya pingsan,” kata Suherman, yang mengalami luka-luka ringan kepada detikX di RS Thamrin.

Begitu juga dengan Dwi Reza, 35 tahun, warga Semarang, Jawa Tengah. Setelah mengiisi e-toll di rest area, ia membawa mobil ke jalur tol menuju Jakarta-Cikampek lagi. Saat itu kondisi jalanan sedikit ramai. Tiba-tiba terdengar suara benturan keras dari arah belakang mobilnya. Dari kaca spion ia melihat sebuah truk besar terguling dan terseret menyapu sejumlah kendaraan di depannya. Bahkan, dalam hitungan detik, truk itu juga menyambar mobil Dwi, yang tak sempat menyelamatkan diri.

Subana, sopir dump truck yang jadi tersangka kecelakaan maut di Cipularang.
Foto : Screenshot

“Keadaan saat itu sangat mengerikan. Saya melihat mobil terguling dan ada mobil yang terbakar. Ketika itu saya dalam keadaan hidup dan mati,” ujar Dwi mengenang kecelakaan maut tersebut di RS Thamrin.

Kengerian situasi saat itu juga diungkapkan Sugiarto, seorang pekerja proyek di Tol Cipularang yang tengah berada di lokasi kejadian. Saat itu, ia bersama beberapa rekannya melihat truk Dedi terbalik dan menumpahkan muatannya. Mobil di depannya tertabrak secara beruntun. Sementara itu, belasan mobil lainnya tiba-tiba berhenti mendadak di belakangnya.

Kemudian tiba-tiba muncul lagi truk sejenis dengan kencang dari jalur tengah menghantam sejumlah mobil yang ada di depannya. Truk yang ternyata disopiri Subana itu menabrak dan mementalkan sejumlah mobil itu. “Tabrakannya kencang sekali suaranya, ledakan mobil yang kebakar juga kencang sekali. Ada tiga kali ledakan mobil kebakar. Juga ada mobil-mobil yang terpental,” kata Sugiarto saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa, 3 September.

Sugiarto menyaksikan jeritan dan tangisan para korban yang berada di dalam kendaraan yang tertabrak dan hancur itu. Banyak orang yang terluka, patah tulang, terjepit bodi mobil, dan ada korban yang terbakar di dalam mobil. Sugiarto panik melihat kejadian itu, tapi berusaha menolong beberapa korban yang dilihatnya. “Ini kejadian yang baru pertama saya lihat. Belum pernah lihat kecelakaan sebelumnya dan saya yang pertama ke lokasi,” imbuhnya.

Kecelakaan maut itu setidaknya melibatkan 20 kendaraan, yakni 7 truk, 2 bus, dan 11 kendaraan kecil lainnya. Delapan orang tewas, termasuk empat di antaranya terbakar. Sedangkan 27 orang mengalami luka-luka berat dan ringan. Para korban ini dievakuasi ke RS Thamrin, Purwakarta.

Pengakuan Subana, pengemudi dump truk yang jadi tersangka
Video : 20Detik

Dari delapan jenazah korban yang tewas, empat jenazah belum bisa teridentifikasi karena mengalami luka bakar yang cukup parah. Untuk mengidentifikasinya, polisi melibatkan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polres Purwakarta dan Polda Jawa Barat. “Jadi kondisinya, tingkat kesulitannya, tentu wujudnya sudah tidak bisa dikenali. Badan terbakar dan sebagian akan menjadi kendala sendiri dalam proses pemeriksaan,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama pada Selasa, 3 September.

Sedangkan Subana, sopir dump truck, masih mengalami trauma. Subana mengalami luka di bagian kepala dan tangan kanannya. Polisi baru akan meminta keterangan lebih lanjut setelah kondisi Subana membaik. “Masih trauma, dia mengalami luka di kepala karena benturan yang cukup keras,” imbuh Ricky. Belakangan kemudian, polisi menetapkan Subana sebagai tersangka.

Penyelidikan kecelakaan maut ini melibatkan Polres Purwakarta dibantu Korlantas Mabes Polri, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Dinas Perhubungan Jawa Barat, dan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub. “Semoga hasilnya bisa segera keluar. Sekarang masih dalam tahap penyidikan,” ucap Ricky lagi.

Seperti diketahui, Tol Cipularang sepanjang 58,5 kilometer dibangun pada 2003. Sejak diresmikan penggunaannya pada 2005, kerap terjadi kecelakaan dan longsor, khususnya di Km 100-90. Tol ini memang melintasi daerah pegunungan, sehingga kontur jalannya naik-turun dengan tanjakan panjang dan turunan curam. Karena itu, sering terjadi kecelakaan maut di kawasan itu.

Artis Saipul Jamil adalah aktor yang pernah mengalami kecelakaan tunggal di kawasan itu di Km 96+800 pada 3 September 2011. Dalam kecelakaan itu, istrinya Virgina Angraeni, tewas di tempat, sementara Saipul Jamil mengalami luka parah. Terakhir, kecelakaan maut juga menimpa rombongan anggota DPRD Kota Banjar pada 23 Januari 2019.

Saipul Jamil
Foto : Hanif Hawari/detikHOT

Mobil yang ditumpangi anggota DPR itu menabrak sebuah truk di Km 94. Akibatnya, Wakil Ketua DPRD Kota Banjar Anwar Hartono dan ajudannya, Wahyudi, tewas. Sedangkan sopirnya, Galuh Santana, mengalami luka parah. Dari catatan yang detikX kumpulkan, setidaknya sejak 2011 hingga 2019 ini sudah ada 36 orang tewas dan 55 orang lainnya mengalami kecelakaan di Tol Cipularang sekitar Km 100-90 itu, dari kecelakaan tunggal hingga tabrakan beruntun.

Banyaknya kejadian di lokasi ini juga sering dikait-kaitkan dengan hal-hal berbau mistis oleh warga. Warga yakin sekitar lokasi didiami sosok lelembut yang disebut-sebut tokoh masyarakat setempat. Di puncak Gunung Batu Darat memang terdapat makam para sesepuh yang dikeramatkan. Bahkan dalam buku ‘Misteri Tol Cipularang’ disebutkan pihak Jasa Marga sempat menyebelih kerbau untuk ditumbalkan. Entahlah.

Tapi bagi pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Puluhbulu, faktor utama kecelakaan di jalan raya diawali dengan adanya pelanggaran dan ketidakpatuhan para pengemudi kendaraan itu sendiri. Apalagi di Tol Cipularang banyak para pengemudi yang melanggar batas kecepatan kendaraannya. Padahal kontur jalanan naik dan turun. “Yang bisa kita kelola adalah diri kita sendiri, apakah kita sudah tertib, apakah teknik mengemudi kita sudah benar, apakah kendaraan kita sudah siap,” kata Jusri, 2 September lalu.


Reporter/Penulis: Yudha Maulana (Purwakarta)
Redaktur: M. Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

[Widget:Baca Juga]
SHARE