INVESTIGASI

Ada Apa Megawati dan Surya Paloh

“Nanti kita cari waktu lagi duduk dengan Mbak Mega. Harapan kami, punya perspektif dan pikiran yang sama," kata Surya Paloh.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Jumat, 26 Juli 2019

Ditemani kopi Hambalang, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Edhy Prabowo, Ahmad Muzani, Sufmi Dasco Ahmad, dan Habiburokhman berbincang sejenak di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2019, siang. Sebentar lagi, Prabowo bakal menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. “Di sana persiapan, supaya rileks. Memang biasanya Pak Prabowo, kalau mau hadir di event besar, ngopi Hambalang dulu,” ujar sumber detikX yang merupakan elite Gerindra, Kamis, 25 Juli.

Dinamakan Kopi Hambalang karena kopi tersebut diracik khusus oleh Prabowo. Dia memang penikmat kopi. Bagi mantan Panglima Kostrad tersebut, setelah menyeruput kopi yang dicampur rempah tertentu tersebut, pikirannya menjadi jernih. Kopi Hambalang ini juga menjadi teman saat perbincangan dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 30 Juli 2018.

Setelah ngopi dan berbincang, Prabowo kemudian beranjak ke rumah Megawati untuk bersilaturahmi sambil makan siang bersama. Namun Prabowo hanya ditemani Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Edhy Prabowo. Sedangkan Dasco dan Habiburokhman tidak ikut. Dasco memang disebut sebagai salah satu inisiator pertemuan Prabowo dengan Jokowi pada Sabtu, 13 Juli. Juga dengan Megawati. Kebetulan Dasco, yang asal Sumatera Selatan, sebelumnya sangat dekat dengan Taufiq Kiemas (almarhum), suami Megawati.

“Jadi memang pertemuan Bu Mega dan Pak Prabowo ini yang menginisiasi salah satunya kalau di Gerindra Pak Dasco. Sebelum pertemuan Mega-Prabowo, Pak Dasco melakukan pertemuan penjajakan beberapa kali dengan Bu Mega di Teuku Umar. Yang terakhir Senin, 22 Juli,” kata politikus Gerindra yang lolos ke Senayan pada Pileg 2019 ini.

Sedangkan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono membenarkan lobi-lobi sebelum pertemuan antara Prabowo-Jokowi, begitu juga dengan Megawati, sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya. Utusan pihak Jokowi maupun Megawati adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan alias BG. “Akhirnya, setelah beberapa kali utusan Gerindra  komunikasi dengan BG, selanjutnya ditentukan jadwal pertemuannya kapan,” kata Poyuono.

Menurut Poyuono, BG dikenal luwes, komunikatif, dan punya hubungan baik dengan semua petinggi parpol. Sebelumnya, pascapencoblosan, Jokowi sempat mengutus Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Namun kedatangan Luhut tidak diterima alias ditolak oleh beberapa pihak pendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Keinginan kubu Prabowo membuka komunikasi dengan Jokowi via BG kemudian terealisasi dengan bertemunya BG dengan Prabowo pada 17 Juni 2019 saat keduanya menghadiri acara di salah satu hotel di Pulau Bali. Sejak itu, agenda rekonsiliasi dengan mempertemukan Prabowo-Jokowi serta Prabowo-Megawati dibahas BG selaku utusan Jokowi dengan Dasco sebagai utusan Prabowo.

Politikus PDIP Maruarar Sirait menghargai upaya yang dilakukan pihak-pihak demi membuat kesejukan suasana pascapilpres yang panas. Dengan adanya pertemuan antara Prabowo, Jokowi, dan Megawati, diharapkan polarisasi yang terjadi saat kampanye bisa mencair dan masyarakat bersatu kembali. “Memang masih ada pihak yang belum move on karena pertemuan Prabowo dengan Jokowi maupun dengan Megawati. Tapi kami berharap, seiring dengan berjalannya waktu, semuanya bisa menerima,” ujar Maruarar.

Namun Ara—panggilan akrabnya—tidak mau berspekulasi pertemuan Prabowo dengan Megawati akan berujung masuknya Gerindra dalam barisan partai pendukung pemerintah atau masuk dalam kabinet Jokowi mendatang. Sebab, urusan kabinet sepenuhnya hak prerogatif Jokowi selaku presiden.

Isu bakal masuknya Gerindra ke koalisi pendukung Jokowi memang menimbulkan polemik. Bahkan secara tersirat muncul sikap penolakan dari partai pendukung Jokowi yang selama pilpres berseteru dengan Gerindra cs. Penolakan masuknya Gerindra ke dalam koalisi seolah terlihat dengan manuver Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh. Bersamaan dengan kedatangan Dasco ke kediaman Megawati di Teuku Umar pada Senin, 22 Juli, untuk membahas lanjutan pertemuan Prabowo-Megawati, Surya Paloh mengundang satu per satu ketua umum parpol koalisi Jokowi-Ma’ruf yang lolos ke parlemen di markas NasDem, Gondangdia, Jakpus.

Pertemuan Prabowo dan Megawati
Foto: dok. Istimewa

Surya Paloh bersama Jokowi
Foto: Rengga Sancaya/detikcom

Mereka yang hadir adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa. Menurut Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi, Suharso sempat bertemu dengan Megawati pada pagi hari sebelum datang ke Gondangdia. Namun ia tidak tahu di mana dan apa yang dibicarakan. “Judulnya ketemu Ibu Mega,” kata Baidowi kepada detikX.

Absennya PDI Perjuangan terang saja menjadi pertanyaan besar. Surya Paloh hanya garuk-garuk kepala ketika ditanya wartawan sehabis pertemuan. Sementara itu, Suharso hanya menyenggolkan badannya ke badan Airlangga. Surya Paloh lalu mengatakan bahwa pertemuan pada hari itu hanya bersifat spontanitas. PDI Perjuangan sedang sibuk mempersiapkan kongres, jadi mereka maklum kalau tidak bisa bergabung ke Gondangdia.

Namun pernyataan-pernyataan yang keluar setelahnya dari parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf menyangkut masa depan koalisi pascapertemuan itu cukup memberi sinyal ketidaksukaan atas hadirnya partai lain di tengah-tengah mereka. Suharso mengatakan pertemuan ini juga membahas perlu-tidaknya penambahan koalisi ke depan. Ia menegaskan keempat partai ini memiliki tujuan yang sama untuk tetap menyolidkan koalisi.

Begitu juga dengan Surya Paloh. Meski Megawati atau PDI Perjuangan tidak hadir dalam pertemuan tersebut, bos Media Group itu berharap Megawati punya perspektif dan pemikiran yang sama dengan para ketua umum parpol koalisi Jokowi-Ma’ruf tentang koalisi. "Nanti kita cari waktu lagi duduk dengan Mbak Mega, bersama lima orang atau semua ketua umum. Harapan kami, punya perspektif dan pikiran yang sama," jelas Surya Paloh.

Surya Paloh lagi-lagi membuat manuver dua hari kemudian ketika Prabowo jadi bertemu dengan Megawati. Dengan alasan Anies Baswedan adalah deklarator NasDem ketika masih berbentuk ormas, Surya Paloh mengundang Anies, yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta, ke kantor DPP NasDem untuk silaturahmi. Seperti diketahui, Anies diusung Gerindra sebagai parpol utama. Surya Paloh bilang mendukung kepemimpinan DKI dan bicara peluang Anies maju Pilpres 2024.

Anies Baswedan bersama Surya Paloh
Foto: Agung Pambudhy/detikcom

Memang NasDem dan PDI Perjuangan sudah terlihat berbeda arah saat Pilkada Serentak 2018 di Jawa Timur dan Jawa Barat, yang menjadi pilkada prioritas menjelang pilpres. Dalam pilkada di Jabar, PDI Perjuangan, yang sedang menjalin komunikasi dengan Ridwan Kamil (RK) untuk dijadikan cagub, tiba-tiba ‘diserobot’ NasDem. NasDem langsung mengusung Wali Kota Bandung tersebut dengan menggandeng PPP, PKB, dan Hanura.

Alhasil, PDI Perjuangan, yang punya tiket untuk mencalonkan cagub dan cawagub, terpaksa mengusung Tb Hasanuddin dan Anton Charliyan. Sayangnya, Tb Hasanuddin-Anton hanya mendapat 2.773.078 suara atau 12,62 persen dukungan dan berada di posisi buncit. Sedangkan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menjadi pemenang dengan mendapat 32,88 persen dukungan pemilih.

Di Pilkada Jatim, NasDem memilih melabuhkan dukungan ke pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak bersama PAN, Demokrat, Golkar, PPP, Hanura, dan PKPI. Sedangkan PDIP mengusung pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur bersama PKB, PKS, dan Gerindra. Khofifah-Emil pun memenangi pilkada.

Yang teranyar, Surya Paloh, saat membuka sekolah legislatif NasDem di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Juli 2019, mengklaim Jokowi merupakan kader partainya. "Saya harus mengatakan sesungguhnya, dengan kerendahan hati, atas semua perhatian Bapak (Jokowi) terhadap partai ini, atas semua dukungan yang telah diberikan kepada partai ini, saya percaya, sebagai ketua umum, NasDem tidak dapat 59 kursi tanpa dukungan Jokowi," kata Surya dalam pidatonya. "Jadi, kalau kau bilang ada perlombaan, Jokowi kader partai siapa, saya katakan pasti nomor satu, NasDem!" sambung dia. 

Tapi dugaan renggangnya Megawati dan Surya Paloh ditepis Sekjen NasDem Johnny G Plate. Menurutnya, hubungan kedua tokoh tersebut terjalin dengan baik. Adapun soal pertemuan Megawati dengan Prabowo di Teuku Umar, yang berbarengan dengan pertemuan Surya Paloh-Anies di kantor DPP NasDem, kata Johnny, kebetulan saja bersamaan waktunya. Saat ditanya soal kapan Surya Paloh akan bertemu dengan Mega, Johnny seolah bilang hari baik.

Joko Widodo dan Ma'ruf Amin
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto

“Pada hari baiknya. Kami sekarang, NasDem juga, sedang menyiapkan kongres pada November mendatang. PDI Perjuangan juga kan sedang menyiapkan kongres. Jadi kita ini politik kebangsaan. Tone-nya adalah kerekatan bangsa, silaturahmi kebangsaan. Jangan digiring menjauhkan dari tujuan merekatkan kebangsaan," kata Johnny.

Megawati, setelah bertemu dengan Prabowo, bilang tidak ada koalisi maupun oposisi di sistem ketatanegaraan Indonesia. Yang ada perbedaan pilihan. Menyangkut tidak hadirnya dirinya maupun perwakilan PDI Perjuangan di Gondangdia, Megawati kepada wartawan menyebut sedang berada di luar Jakarta. "Saya memang sedang berada di luar negeri pada waktu itu atau di luar daerah karena kami sedang menghadapi rapat kerja daerah, raker cabang untuk penyelenggaraan pada Kongres PDIP yang akan diadakan pada 8-11 Agustus," jelasnya.

Bantahan bahwa hubungan Megawati dengan Surya Paloh renggang juga disampaikan Wasekjen PDI Perjuangan Eriko Sotarduga. Menurutnya, hubungan keduanya baik-baik saja. Dia mengingatkan, jangan karena dalam pertemuan partai koalisi di Gondangdia tidak ada PDI Perjuangan di sana lantas diasumsikan ada keretakan hubungan Megawati-Surya Paloh atau dengan parpol koalisi lainnya.


Reporter: Ibad Durohman
Redaktur: Deden Gunawan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim

[Widget:Baca Juga]
SHARE