Foto: Aksi 'bersih-bersih' anggota PSI di Senayan (1/4/2019). Mereka memberi "Gabut Award" untuk para anggota dewan. (Rengga Sancaya/detikcom
Sabtu, 20 April 2019Hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019 masih dihitung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tujuh hingga sembilan partai politik diprediksi lembaga survei bakalan terjungkal langkahnya menuju gedung parlemen di Senayan. Salah satunya partai politik anyar, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang perolehan suara dukungannya di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
Ada setidaknya tiga lembaga survei yang menyatakan perolehan suara PSI kurang dari 4 persen, yaitu Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dan Charta Politika. Quick count Litbang Kompas menempatkan PSI pada urutan ke-12 dengan perolehan suara 2,03 persen. Nasib serupa dialami Perindo (2,85 persen), Berkarya (2,11 persen), Hanura (1,34 persen), PBB (0,76 persen), Garuda (0,53 persen) dan PKPI (0,22 persen).
LSI Denny JA menempatkan PSI pada urutan ke-13 dengan perolehan suara 2.35 persen. Sebelum dan setelah PSI adalah PAN (6,12 persen), PPP (4,4 persen), Perindo (2,95 persen), Hanura (1,83 persen), PBB (0,86 persen), Berkarya (2,4 persen), Garuda (0,97 pesen) dan PKPI (0,38 persen).
Sedangkan PSI berada di urutan ke-11 berdasarkan quick count Charta Politika dengan perolehan 2,16 persen. Juga partai Perindo (2,75 persen), Berkarya (1,98 persen), Hanura (1,68 persen), PBB (1,02 persen), Garuda (0,53 persen) dan PKPI (0,27 persen). Charta Politika dua pekan lalu menyebut PAN, PPP, PSI, Perindo, Hanura, PBB, PKPI, Garuda dan Berkarya akan tumbang di Pemilu 2019 ini.
Ketum PSI, Grace Natalie
Foto : Istimewa
“Menurut quick count, PSI mendapatkan 2 persen. Dengan perolehan itu, PSI tidak akan berada di Senayan lima tahun ke depan,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PSI, Grace Natalie, dalam keterangan tertulisnya berjudul ‘Setelah Kami Kalah’, Rabu, 17 April 2019, lalu.
Kalau kita kalah, ya kita harus gentle menyatakan kalah. Ini seperti di Amerika Serikat, real count-nya tetap jalan, tapi malam sekitar pukul 22.00 semua presiden yang kalah melakukan concenssion speech-kan? Pidato kekalahansaya.'
Grace mengaku tak menyesali perolehan suara yang jeblok itu. Sebab, perolehan suara yang didapat partainya merupakan keputusan rakyat melalui proses demokrasi yang harus diterima dan dihormati. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada anggota PSI yang telah berjuang gigih selama kampanye Pileg berlangsung. “Kami, anak-anak muda PSI telah terlibat dalam sebuah perjuangan yang bagi kami sangat luar biasa,” ucap Grace.
PSI yang dibentuk 14 November 2014 memiliki anggota sebanyak 650.000 orang. Dari jumlah itu, 574 orang di antaranya tercatat sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Parpol ini mengusung platform solidaritas, pluralisme beragama, suku dan bangsa, serta politisi bersih dari korupsi.
Sayang, ternyata dukungan suara dari rakyat yang diperoleh PSI kurang lebih 2 persen atau 3 juta orang. Secara konstitusional, PSI akan berat untuk melangkah menuju Senayan, karena kurang dari 4 persen parliamentary threshold. Karenanya, buru-buru partai politik yang kebanyakan anak muda ini pun mengakui kekalahan perolehan suaranya secara nasional.
PSI kampanye akbar di Jalan Thamrin, Jakpus, (13/4/2019)
Foto : Rolando/detikcom
“Dalam konteks itu, ya kami harus segera mengakui bahwa kami kalah. Pertama kali kami ucapkan terima kasih kepada para pendukung. Ini merupakan kekuatan besar sebenarnya dalam konteks politik electoral. Ada 3 juta orang,” kata Sekjen DPP PSI, Raja Juli Antoni, kepada detikX, Kamis, 18 April 2019.
Antoni mempercayai metode ilmiah yang digunakan tiga lembaga survei itu dalam melakukan quick count. Semua survei memiliki margin of error 0,5 persen, sehingga PSI sulit mencapai angka 4 persen. Dengan mengakui kekalahan itu, PSI ingin membangun tradisi baru dalam politik di Indonesia. Ketika semua lembaga survei mengeluarkan hasil quick count, tanpa berlama-lama pihaknya mengumumkan kekalahan atau kemenangan.
“Kalau kita kalah, ya kita harus gentle menyatakan kalah. Ini seperti di Amerika Serikat, real count-nya tetap jalan, tapi malam sekitar pukul 22.00 semua presiden yang kalah melakukan concenssion speech-kan? Pidato kekalahan,” jelas Antoni.
Antoni menegaskan, PSI tak akan bersikap ngeyel menerima kekalahan dalam Pemilu 2019. Ia juga mengakui bila selama ini ada yang salah menerapkan strategi, sehingga dianggap kurang mujarab dalam mendongkrak perolehan dukungan. Tapi, Antoni belum mau menjelaskan apa kesalahan strategi itu.
“Kami nggak bisa conclusive, ya. belum ada sesuatu yang final bisa kita simpulkan. Nanti bagian evaluasi internal,” ucapnya ketika ditanya penyebab PSI tak lolos itu.
Wakil Ketua DPP PSI Tsamara Amany juga belum bisa mengungkapkan kenapa bisa kalah. Tapi, ia mengatakan, sejak lima tahun PSI berdiri, dua hingga tiga tahun pertama lebih fokus membangun infrastruktur partai dan melakukan verifikasi anggota dan caleg. Sisa waktunya langsung ikut bertarung pertamanya dalam Pemilu 2019.
“Kira-kira sih kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Mungkin ini awal permulaan bagi kita, kita tetap bangga sudah sampai sejauh ini. Kita akan melanjutkan lagi perjuangan lima tahun ke depan,” kata Tsamara yang juga sebagai caleg DPR RI untuk daerah pemilihan DKI Jakarta II ini kepada detikX, Kamis, 18 April 2019.
Wakil Ketua DPP PSI, Tsamara Amany
Foto : instagram
Secara nasional, PSI gagal melangkah menuju Senayan. Tapi PSI masih punya harapan dukungan suara di sejumlah daerah dan luar negeri. Dari survei internal dan lembaga survei yang ada, berdasarkan formulir C1 (hasil penghitungan suara di TPS), PSI masih bisa menang di DKI Jakarta. Di luar negeri, suara PSI juga cukup lumayan seperti di Macau, Hongkong, Jepang, Ekuador, Australia, Philadelpia dan Texas (AS).
“Banyak sih sebenarnya, cuma mainnya mungkin kita itu di Jakarta saja. Kita optimistis, tapi ini kan nasional. Jakarta sekitar delapan kursi DPRD DKI,” imbuh Tsamara yang mengaku di dapilnya PSI memperoleh angka 8 persen.
Sementara hasil quick count CSIS-Cyrus Network, perolehan suara PSI di DKI Jakarta mencapai 7,98 persen. Begitu juga dengan hasil quick count Indo Barometer yang mencatat perolehan suara PSI sebesar 8,11 persen. PSI menjadi partai empat besar, setelah PDIP (25,07 persen), PKS (17,49 persen), dan Gerindra (15,26 persen).
“PSI akan menjadi partai keempat terbesar di Jakarta. Tentunya, kami masih menunggu rekapitulasi resmi KPUD,” kata Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikx, Kamis, 18 April 2018.
Terkait perolehan suara dukungan di DKI Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia diakui Antoni. Hanya saja, hingga kini pihaknya belum diketahui besaran persentase dukungan suara itu dan berapa caleg yang akan masuk ke DPRD Provinsi, Kabupaten dan Kota. “Tapi banyaknya angka saya belum tahu. Belajar dari PKPI tahun 2014, mereka dapat 1,1 persen saja, mereka punya 370 caleg DPRD di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Kekalahan PSI dalam percaturan Pemilu 2019 ini sempat dikomentari Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Andi Arief dalam akun twitter-nya. Cuitan pertama bernada pujian, “Terima kasih @psi_id yang sudah memberi warna dalam pemilu. Meski belum beruntung, namun jasamu tak dilupakan,” pada Rabu, 17 April 2019. Cuitan kedua, Andi menyindir dengan menyolek Tsamara. “Jangan bubar, berubah saja jadi LSM. Beib @TsamaraDKI anda hebat,” cuit Andi.
Begitu juga dengan reaksi Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. “Ayo masuk PKB aja @Tsamara DKI,” cuit Cak Imin dalam akun twitternya. Bahkan Cak Imin membuka pintu lebar bagi Tsamara sebagai Wakil Ketua Umum PKB.
Reporter: Gresnia Arela F
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Irwan Nugroho