Prabowo bersujud. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Kamis, 18 April 2019Aksi sujud Prabowo Subianto setelah keluarnya hasil hitung cepat (quick count) kembali terjadi pada Pilpres 2019. Pada periode sebelumnya, saat bertarung melawan Joko Widodo, yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014, Prabowo juga melakukan sujud syukur karena menganggap dirinya sebagai pemenang.
Bagi para pendukungnya, sujud Prabowo merupakan bentuk keyakinannya telah memenangi kontestasi Pilpres 2019. Dalam pidato yang digelar di halaman rumahnya, Jalan Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu, 17 April 2019, malam, tidak tanggung-tanggung, dia mengklaim telah mengantongi kemenangan dengan perolehan suara mencapai 62 persen.
Prabowo, yang dalam jumpa pers didampingi Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Yusuf Martak, dan Rachmawati Soekarnoputri, juga menegaskan tidak akan menggunakan cara-cara di luar hukum. Prabowo mengklaim dirinya akan terpilih sebagai Presiden Indonesia.
"Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi Saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan dan sudah menjadi Presiden Indonesia. Indonesia yang menang, Indonesia yang adil dan makmur. Indonesia yang disegani dunia, Indonesia yang tidak akan ada orang lapar lagi, Indonesia yang rakyatnya bisa senyum," papar Prabowo. Menutup pidato, Prabowo mengumandangkan takbir, lalu bersujud syukur.
Prabowo bersama para tokoh pendukung saat mengumumkan kemenangannya, Rabu (17/4/2019)
Rifkianto Nugroho/detikcom
Klaim Prabowo tentu saja berseberangan dengan hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, seperti Cyrus Network, CSIS, Konsepindo, Charta Politika, SMRC, dan Median. Dalam hitung cepat mereka, Jokowi-Ma’ruf Amin unggul dengan kisaran suara 54-56 persen, sementara Prabowo-Sandiaga Uno berkutat di angka 45 persen.
Kami mohon janganlah kemenangan yang kita peroleh dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa menjadikan kita bersikap jemawa dan sikap lain yang berlebihan."
“Hasil QC (quick count) lembaga-lembaga itu tidak usah kaget akan hasilnya. Kita tahu para pemilik lembaga-lembaga itu. Tengok saja hasil Pilkada Jawa Barat (2018), Pilkada Jakarta (2017). Kan meleset semua,” sanggah Faransyah, salah satu anggota tim sukses Prabowo-Sandi, saat dimintai konfirmasi detikX, Kamis, 18 April 2019.
Meski begitu, Faransyah tidak banyak mengkritisi metodologi yang dilakukan sejumlah lembaga survei tersebut. Yang dipersoalkan sebaran respondennya, yang hanya 2.500 tempat pemungutan suara (TPS). Belum lagi banyak ditemukan kejanggalan d TPS-TPS.
Faransyah kemudian mengatakan, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan kubu 02 secara internal, Prabowo-Sandi meraih 52 persen. Sedangkan berdasarkan exit poll, suara pasangan nomor urut 02 itu sekitar 55 persen. Sedangkan real count angkanya mencapai 62 persen. Saat ini, imbuh Faransyah, suara yang terkumpul di ruang tabulasi internal baru 40 persenan.
Karena berpatokan pada hasil hitung cepat sendiri, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi meminta para pendukung pasangan 02 agar tetap menunggu hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tidak terpengaruh oleh hasil hitung cepat. Dan para relawan diminta mengawal kertas suara C1.
Hingga saat ini, BPN mengklaim lebih dari 300 ribu formulir C1 sudah dikumpulkan atau ditabulasi oleh tim. Itu artinya sudah 40 persen dari 800 ribu TPS yang tersebar di seluruh Tanah Air. Pelaporan berkas C1 dilakukan dengan cara difoto dan dikirim hingga ke pusat.
Wajah Sandiaga Uno terlihat pucat saat mengikuti deklarasi kemenangan ketiga oleh Prabowo, Kamis (18/4/2019)
Lamhot Aritonang/detikcom
Faransyah menyatakan tabulasi mereka lakukan di salah satu ballroom hotel yang dirahasiakan. Di situ terhubung dengan jaringan komputer di ruangan tabulasi yang ada di masing-masing provinsi, yakni sebanyak 34 wilayah. Sementara itu, Prabowo mengatakan sudah diyakinkan oleh para ahli statistik bahwa angka 62 persen dari real count itu tidak akan berubah.
Terkait ketidakhadiran Sandi pada pidato Prabowo yang berujung sujud syukur itu, kata dia, lantaran Sandi mengalami kelelahan. Sandi, dikatakan Faransyah, datang ke rumah Prabowo pada pukul 19.00 WIB atau satu jam sebelum pidato Prabowo, yang digelar pada pukul 20.00 WIB. “Saya dari wawancara dengan Radio Republik Indonesia (RRI) pukul 23.00 WIB langsung ke Kertanegara. Di sana ada Bang Sandi beserta istri di lantai 2 rumah Prabowo. Saya melihat Bang Sandi turun dari tangga ditemani istrinya. Nah, saya lihat memang mukanya Bang Sandi sangat lelah,” tuturnya.
Dia memaklumi kelelahan yang dialami Sandi. Sebab, seusai debat terakhir, Sandi langsung terbang ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah umrah. Adapun terkait absennya Sandi dalam pernyataan sikap bersama Prabowo, itu merupakan sikapnya yang memasrahkan keputusan kepada sang capres, yakni Prabowo.
Namun kabar Sandi yang tidak muncul segera dijawab dengan kehadirannya pada pidato ketiga Prabowo pascapencoblosan. Saat penyampaian pidato di Kertanegara, Kamis, 18 April 2019, sore, Sandi tampak mengacungkan dua jari saat Prabowo memekikkan kata 'merdeka'. Sedangkan politikus yang ikut dalam jumpa pers itu antara lain Waketum Demokrat Syarief Hasan, Amien Rais, dan Rachmawati Soekarnoputri.
Pada kesempatan itu, Prabowo lagi-lagi mengklaim kemenangannya dan menyebut pernyataan soal pilpres ini disampaikan lebih cepat terkait dengan bukti-bukti yang diklaim dimiliki terkait dugaan kecurangan. "Kami mohon janganlah kemenangan yang kita peroleh dengan izin Tuhan Yang Mahakuasa menjadikan kita bersikap jemawa dan sikap lain yang berlebihan. Ini saat yang tepat kita anak bangsa untuk segera mempererat tali persaudaraan kita," katanya.
Reporter: Ibad Durohman
Redaktur: Deden Gunawan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Irwan Nugroho