INVESTIGASI

Lakon Dua Malam Novanto

Novanto berhasil menghindari jemput paksa KPK. Namun akhirnya ‘pelarian’ Novanto berakhir di tiang lampu dekat rumah Surya Paloh.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Jumat, 17 November 2017

Selepas magrib, rumah kediaman pribadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto, di Jalan Wijaya XIII Nomor 19 RT 003 RW 003, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mulai dikerumuni awak media massa. Tidak hanya itu, sejumlah personel kepolisian pun mulai berbaris menjaga ketat rumah.

Rabu, 15 November 2017, itu, Komisi Pemberantasan Korupsi bakal menjemput paksa Novanto. Hal itu dilakukan pascapenetapan Novanto sebagai tersangka skandal korupsi e-KTP untuk kedua kalinya setelah surat perintah penyidikan (sprindik) baru untuk Novanto terbit 31 Oktober 2017.

Dalam sprindik bernomor B.619/23/11/2017 itu, Novanto disangka secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan e-KTP tahun 2011-2012, yang diperkirakan merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun. Surat pemanggilan pun dilayangkan ke alamat rumah Novanto.

Rupanya, Novanto, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, ogah datang. Hal yang sama dilakukannya ketika KPK menetapkan tersangka pertama kali, Juli 2017. Malah ia mengajukan permohonan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dan, pada saat menunggu putusan, Novanto masuk rumah sakit. Putusan PN Jaksel mengejutkan, KPK harus menyetop penyidikan dan status tersangka Novanto gugur.

Penyidik KPK dikawal polisi mendatangi rumah tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017).
Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Malam itu, awak media tak bisa memastikan keberadaan Novanto di dalam rumah mewahnya. Sejumlah elite politik partai berlambang pohon beringin itu mulai berdatangan. Wakil Ketua Dewan Pakar Golkar Mahyudin masuk ke rumah Novanto. Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham, Aziz Syamsuddin, dan Kahar Muzakir pun terlihat di sekitar kediaman Novanto.

Mereka meriung di sebuah restoran yang tepat berada di seberang rumah Novanto. Sumber detikX mengatakan, Idrus dan Aziz juga sedang bernegosiasi soal siapa Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar andai Novanto ditangkap KPK malam itu juga. “Tidak ada, ah,” tutur Aziz menyangkal kepada detikX.

Saya tanya dengan orang rumah, ‘Pak Novanto di mana posisi?' (Dijawab) 'Beliau lagi on the way ke rumah dari DPR.”

Tepat pukul 21.30 WIB, sejumlah penyidik KPK yang dikomandoi penyidik senior Ambarita Damanik datang. Kedatangan para penyidik ini dikawal sejumlah polisi. Tanpa banyak bicara, mereka dipersilakan masuk ke rumah dan terlibat perbincangan di ruang tamu. Entah apa yang dibahas dalam rembukan yang juga diikuti pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, itu. Hingga dini hari, tak ada kepastian Novanto bakal diseret ke KPK.

Total sekitar lima jam penyidik berada di rumah Novanto. Mereka keluar-masuk rumah membawa koper, tas ransel, dan mengangkut perangkat kamera CCTV. Sampai hari berganti, atau Kamis, 16 November 2017, akhirnya penyidik KPK pun pulang tanpa memberikan keterangan sepatah kata pun. Saat itu juga tidak tampak sosok Novanto dibawa penyidik.

Ketua DPR Setya Novanto memberikan pidato dalam sidang paripurna DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto

Bahkan Mahyudin, yang juga keluar dari rumah, menyebut tak tahu di mana Novanto. Ia, yang lebih dulu datang dibanding penyidik KPK, mengaku pimpinannya itu sudah tak ada di rumahnya. Saat itu Mahyudin tengah berada di kawasan SCBD ketika mendengar Novanto bakal dijemput KPK. Ia pun mencoba menelepon orang nomor satu di Golkar tersebut. “Saya tanya dengan orang rumah, ‘Pak Novanto di mana posisi?' (Dijawab) 'Beliau lagi on the way ke rumah dari DPR,” ujar Mahyudin.

Mendengar kabar Novanto menuju rumah, Mahyudin bergerak ke arah yang sama. Saat berada di dekat gedung Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Mahyudin mendapat informasi Novanto sudah tiba di rumahnya. Mahyudin pun mempercepat laju mobilnya dan sekitar pukul 20.00 WIB tiba di Jalan Wijaya XIII.

Namun, setiba Mahyudin di rumah berlantai empat itu, Novanto sudah pergi lagi. Novanto dijemput seorang tamu. Entah siapa tamu itu, Mahyudin pun mengaku tak tahu. Ia hanya mengatakan, Novanto pergi dengan tamu yang tak dikenal itu tanpa pengawalan. “Kayaknya nggak, deh. Karena waktu saya masuk, patwalnya ada semua di depan pintu," ujarnya.

KPK menyatakan masih mencari Novanto pada malam itu. Informasi yang diterima detikX, tamu yang menjemput Novanto sebelum kedatangan KPK itu adalah seorang fungsionaris Partai Golkar. Ke mana? Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, yang mengaku sempat berkomunikasi dengan Novanto, bilang Novanto masih berada di Jakarta.

Mobil Fortuner yang ditumpangi Setya Novanto.
Foto: dok. detikcom

Keesokan harinya, di tengah ‘hilang'-nya Novanto, sejumlah elite Golkar datang ke KPK. Mereka adalah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dan Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar Ahmad Hafiz Zawawi. Mereka diperiksa sebagai saksi untuk Novanto. Tak hanya itu, keponakan Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, juga diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP itu.

Sejumlah tokoh dan LSM antikorupsi meminta kepada semua pihak agar tidak memberikan perlindungan kepada Novanto. KPK berharap Novanto memiliki iktikad baik dengan cara menyerahkan diri. KPK juga mengingatkan kepada pihak yang menyembunyikan Setya Novanto akan diancam dengan hukuman pidana.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, jika dalam waktu 1x24 jam, artinya hingga Kamis, 16 Juli 2017, malam, Novanto tak juga menampakkan batang hidungnya di kantor KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, lembaga antirasuah itu bakal meminta kepada Kepolisian RI memasukkan nama Novanto dalam daftar pencarian orang. Pimpinan KPK pun begadang menunggu perkembangan.

Setya Novanto terbaring di RS Permata Hijau setelah mengalami kecelakaan di Jakarta, Kamis (16/11).
Foto: dok. detikcom

Namun, alih-alih nongol di KPK, kemunculan Novanto di ruang publik justru mengejutkan. Ia disebut mengalami kecelakaan di kawasan Jl Permata Berlian, Permata Hijau, Jakarta Selatan, pukul 20.00 WIB. Mobil Toyota Fortuner warna hitam bernopol B-1732-ZLO yang ditumpanginya menubruk pohon dan tiang lampu. Ia dirawat di Rumah Sakit Permata Hijau sebelum dipindahkan ke RS Cipto Mangunkusumo.

Tempat kejadian perkara kecelakaan dekat dengan rumah Ketua Umum Partai NasDem, yang juga pemilik Metro TV, Surya Paloh. Mungkin hanya kebetulan, karena Novanto tengah dalam perjalanan ke Metro TV bersama kontributor stasiun televisi tersebut, Hilman Mattauch, dan seorang ajudannya untuk melakukan wawancara secara live pada malam itu. Setelah itu, Novanto dijadwalkan menemui pengurus DPD I di Hotel Mandarin dan ke KPK.


Reporter: Ibad Durohman, Grenia Arela F, Syailendra Hafiz Wiratama, Ghea Yurisa
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

[Widget:Baca Juga]
SHARE