INTERMESO

Drama Bagasi Bikin Frustrasi

“Isinya emang nggak seberapa, cuma baju doang. Tapi kenangannya itu, lho. Koper itu udah nemenin aku jalan-jalan sampai ke Korea.”

Ilustrasi : Edi Wahyono

Sabtu, 19 November 2022

Tempat pembagian bagasi di Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, semakin sepi. Koper warna-warni yang bergerak di atas Baggage Conveyor Belt sudah kembali ke genggaman pemiliknya masing-masing.

Hati Nizam Akbar makin tak keruan saat melihat koper terakhir yang melintas di hadapannya sudah diangkut orang lain. Di antara penumpang pesawat jurusan Jakarta-Tanjung Pinang malam itu, hanya koper milik Nizam saja yang tidak kelihatan batang hidungnya.

“Saya udah curiga, kok, lama banget ke luar kopernya. Saya tungguin, kan, sampai terakhir, koper saya nggak ada sama sekali,” ucap Nizam. Saat itu habis bertolak dari Jakarta untuk mengunjungi saudara dekatnya yang baru saja melahirkan.

Sejak semalam sebelum keberangkatan, firasat Nizam sudah kurang baik. Apalagi reputasi maskapai yang ia tumpangi ini juga kurang baik. Namun, karena tidak ada pilihan lain, Nizam terpaksa menggunakan maskapai itu.

Nizam sebetulnya paling anti meninggalkan kopernya ke bagian bagasi pesawat. “Saya paling malas menunggu bagasi, soalnya kadang suka lama. Kalo lagi travelling saya usahakan simpan di kabin. Kemarin kapan itu terpaksa karena barang bawaan saya banyak,” ucapnya.

Ilustrasi penerbangan
Foto: Getty Images

Setelah protes ke bagian lost and found, barulah diketahui jika koper berukuran 28 inch miliknya nyasar ke kota Batam. Setelah melalui banyak prosedur barulah pihak maskapai menjanjikan untuk mengantar bagasi Nizam ke rumahnya. “Dibilangnya dalam waktu 3x24 jam bakal dikirim ke rumah,” ucap pegawai IT di sebuah perusahaan swasta ini.

Mungkin koper aku juga dibanting-banting kayak gitu. Soalnya koper aku ini bahannya keras banget, masa iya sampe penyok parah begini.”

Kejadian yang menimpa Nizam ini serupa dengan yang dialami anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Ia mendapatkan insiden tak terduga saat menggunakan jasa Batik Air. Saat melakukan penerbangan ke Surabaya, Jawa Timur, kopernya justru nyasar ke Medan, Sumatera Utara.

Kaesang pun mengeluhkan hal ini di akun mediasosial Twitter-nya. "Horeeee naik Batik Air ke Surabaya tapi koperkuselamat sampe bandara Kualanamu. Terima kasih Batik Air," cuit Kaesanglewat akun Twitternya. Cuitan itu menjadi bahan sambat oleh para netizen.

Salah satunya oleh akun Andree Yandha @maucentangbiru. “Setidaknya, dari case ini kita tau kalo Batik Air itu konsisten dalam melayani.. tidak tebang pilih, semua penumpang adalah sama.. kebukti privilege mas kaesang nggak menjamin dia dapet layanan lebih..,” cuitnya.

Kaesang baru mendapati kopernya di Senin pagi.Hal itu terlihat dari cuitannya di Twitter. Sekitar pukul 7.00 WIB, Kaesangmencuit kopernya sudah kembali ke tangannya. "Koper selamat. Terima kasihBatik Air," cuit Kaesang.

Tapi sayang, dalam hal ini nasib Nizam tak semujur Kaesang. Koper miliknya kembali dengan tidak selamat alias babak belur. Koper berbahan kain itu robek dan lebih apesnya, pegangan kopernya hilang entah kemana. Padahal sebelum berangkat, koper Nizam sudah dipasangi sarung dan ditempeli stiker fragile. Ingin sekali lagi Nizam protes tapi rasanya ia sudah kehabisan tenaga. “Pokoknya nggak lagi, deh, naik maskapai itu, kapok banget saya, berasa habis dikerjain,” katanya kesal.

Cerita lainnya. Mega Agatha tak habis pikir bagaimana koper berukuran 30 inch yang ia beli dengan harga di atas Rp 3 juta bisa penyok. Mega jadi teringat tayangan media sosial tentang petugas bandara yang ketahuan memperlakukan koper penumpang dengan tidak baik. Dalam beberapa tayangan, koper yang baru datang itu dibanting ke atas troli. Bahkan ada yang dibiarkan jatuh begitu saja.

“Mungkin koper aku juga dibanting-banting kayak gitu. Soalnya koper aku ini bahannya keras banget, masa iya sampai penyok parah begini,” ungkap Mega yang saat itu menempuh penerbangan domestik dari Jakarta menuju Manado.

Di BandaraSam Ratulangi, Mega melaporkan kejadian ini ke Lost & Found di Manado. Iadiminta mengisi formulir laporan koper rusak untuk kemudian bisa diperbaiki dandikirimkan ke rumahnya di Jakarta. Namun setelah dua bulan setelah kejadiankoper rusak itu, Mega belum menerima kopernya.

Ilustrasi penumpang menunggu koper usai terbang
Foto: Getty Images 

“Kecewa banget, sih. Aku dijanjiin nanti bakaldihubungi kalau kopernya udah selesai diperbaiki. Tapi sampai sekarang belumada kabar dan koper aku juga belum dibalikin,” katanya. “Isinya emang nggakseberapa, cuma baju doang. Tapi kenangannya itu, lho. Koper itu udah nemenin akujalan-jalan sampai ke Korea.”

Beberapa waktu lalu, salah satu penyanyi Indonesia, Ardhito Pramono, juga pernah menjadi korban petugas maskapai yang lalai. Melalui Instagram Storynya, Ardhito mencurahkan isi hatinya karena gitarnya rusak di pesawat. Ia memperlihatkan gitarnya yang hancur. “Next time lebih berhati hati… @batikair,” tulispenyanyi lagu Bitterlove ini sambil memperlihatkan gitar miliknya yang rusak.

Bukan baru sekali Ardhito mengalami kejadian seperti ini. Peralatan musiknya kerap kali rusak di tangan petugas bandara. “Cangkul kami untuk bekerja suka dibanting-banting di bandara,” lanjutnya lagi.

Saat ituia memiliki agenda mengisi acara Indonesia Bertutur pada Kamis, 8 September2022 di kawasan Candi Borobudur. Ardhito tak jadi manggung dengan gitar itu,apalagi ia tidak memiliki gitar cadangan.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

[Widget:Baca Juga]
SHARE