Ilustrasi: Edi Wahyono
Sabtu, 22 Oktober 2022Sebuah video viral di media sosial mengenai perempuan yang berprofesi sebagai agen asuransi dan berpenghasilan Rp 1 miliar per bulan sukses membuat Kirana mencak-mencak. Jika dibandingkan dengan perempuan itu, gaji Kirana bagaikan serpihan debu. Dari gaji yang jumlahnya tak sampai dua digit, ia masih harus mengalokasikan sebagian untuk membayar premi asuransi.
“Kita cari duit susah payah, tapi agen asuransi kita, kok, kayaknya enak banget. Gaji gede, gaya hidup mewah, jalan-jalan ke luar negeri terus,” kata Kirana yang inisiatif mendaftarkan diri ke sebuah merk asuransi kesehatan.
Video yang terlanjur viral dan menimbulkan banyak pro dan kontra ini bermula dari pemilik akun TikTok Felicia Putri Tjiasaka @felicia.tjiasaka. Felicia sendiri merupakan seorang kreator konten dan co-founder Ternak Uang.
Dalam konten tersebut, Felicia melemparkan pertanyaan kepada tiga perempuan perihal pendapatan bulanan. Ketiga perempuan itu adalah Christina Dirdjohadi, Juliana Parmadi dan Gwen Sembada. “Boleh spill nggak income per bulannya berapa?” tanya Felicia.
Jawaban para perempuan ini yang sontak membuat banyak netizen kaget. “Rp 1,1 miliar,” ujar Juliana atau akrab disapa Jule. Sedangkan Christina mengaku pendapatan yang didapatkan per bulan Rp 1 miliar. Gwen sendiri memiliki pendapatan Rp 600 juta. Mereka bertiga adalah pelaku bisnis di bidang asuransi.
Ilustrasi agen asuransi
Foto: Edi Wahyono
Namun, para perempuan yang diwawancara ini rupanya bukan sekedar agen asuransi biasa, melainkan co-founder Alife by Vision, yakni sebuah agensi asuransi yang berdiri pada 2019 dan juga bagian dari Vision Agency di bawah Allianz Life Indonesia.
Sebetulnya ini bukan kali pertama Christina dan Juliana membocorkan rahasia tentang pendapatan mereka. Dalam sebuah konten YouTube yang diunggah Alife by Vision sekitar enam bulan lalu, dua perempuan itu sempat ditanya perihal pendapatan mereka.
Di video itu, Christina mengaku berpenghasilan Rp 1,5 Miliar dalam sebulan. Sementara Juliana Rp 1,2 perbulan. Dengan uang sebanyak itu, lulusan akuntansi Universitas Bina Nusantara itu mampu membeli tas impiannya seharga Rp 1,2 miliar.
Sebelum bergabung dengan asuransi, Juliana sempat menjalankan bisnis clothing line dan jastip alias jasa titip. Namun, ketika diajak Christina menjadi bagian dari bisnis asuransi dan dipaparkan mengenai skema penghasilannya, ia langsung tertarik.
“Jujur gue nggak nyangka bisnis asuransi, tuh, ya, bisa kasih income segede itu. Gue tuh dulu mikirnya pekerja insurance kayak kerjaannya last option banget, deh,” kata Juliana dalam video YouTube itu. Dia pernah mendengari income pendiri asuransi mencapai Rp 5 miliar. Dari situ ia mengambil kesimpulan kerja di asuransi berpendapatan besar.
Profesi agen asuransi juga telah mengubah hidup Liem Lia Sia. Berdasarkan daftar peraih MDIT ASN 2018, wanita yang akrab disapa Lie Sia ini menoreh penghasilan Rp 19 Miliar selama setahun. MDIT (Million Dollar Income Team) merupakan pencapaian tertinggi seorang agen asuransi yang berkarier di Allianz Star Network. MDIT diberikan kepada agen asuransi Allianz yang berpenghasilan miliaran. Sebagai agen asuransi di tahun 2020, Lie Sia juga mengantongi Rp 2 miliar dalam sebulan.
Sepanjang kiprahnya di industri asuransi, ia telah mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi di bidang asuransi, di antaranya MDRT, COT, Top Agent, Top Leader, Agency of the year dan penghargaan dalam segi penghasilan yaitu MDIT.
Ilustrasi asuransi
Foto: Getty Images/iStockphoto/ijeab
Sejak tahun 1991, Lie Sia telah berkecimpung di dunia bisnis asuransi. Pada 2005, ia dengan beberapa mitra bisnisnya membentuk wadah baru bagi para pelaku asuransi yang diberi nama Bangun Usaha Sukses Sejahtera (BUSS).
Meski penghasilan mereka yang terjun ke bisnis asuransi nampak menggiurkan, perencana Keuangan Aidil Akbar mengungkapkan, proses yang mereka tempuh bukanlah singkat dan mudah. Tidak bisa instan, ada proses panjang untuk membangun sistem, membangun tim itu membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan sampai air mata untuk mendapatkan penghasilan miliaran itu,” kata Aidil seperti dikutip detikFinance.
Biasanya hanya leader atau pimpinan yang bisa meraih penghasilan hingga miliaran. Tanpa jemput bola dengan calon nasabah, para leader ini sudah bisa mendapatkan passive income dari tim di bawahnya yang menjual asuransi ke masyarakat. Jadi ketika tim agennya berhasil menjual asuransi, maka baik agen maupun leader juga akan mendapatkan komisi.
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo mengatakan, dari penjualan produk unit link, agen asuransi biasanya diberikan komisi 30%-60% dari premi yang dibayarkan nasabah. “Bisa saja dapat sampai Rp 1 miliar sebulan. Karena kan agen setiap akuisisi nasabah akan dapat komisi,” katanya. Sementara untuk produk asuransi tradisional, komisi yang diberikan lebih kecil dibanding produk unit link yaitu di kisaran 20-30% dari premi.
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho