INTERMESO
Hewan yang bisa berkomunikasi dengan Rajanti tidak terbatas pada hewan peliharaan saja melainkan juga hewan liar seperti harimau, singa, badak maupun beruang.
Ilustrasi: Denny Putra
Sabtu, 20 Agustus 2022Bayangkan jika kita punya kemampuan untuk berinteraksi dengan hewan seperti aktor Eddy Murphy dalam film berjudul Doctor Dolittle. Pada film yang tayang pada tahun 1998 ini, Dolittle sempat mengira otaknya bermasalah. Ia begitu syok saat melihat anjing adopsinya bicara dalam Bahasa inggris yang fasih. Begitu pula dengan seekor guinea pig peliharaan keluarganya yang tiba-tiba mengajaknya bicara.
Film bernuansa komedi yang menggambarkan interaksi antara manusia dan hewan ini sukses menarik perhatian banyak penonton, hingga kembali digarap oleh Universal Pictures di tahun 2020. Aktor pemeran film Iron Man, Robert Downey Jr, dipercaya menjadi bintang utama dalam film berjudul The Voyage of Doctor Dolittle.
Di dunia nyata, orang seperti Dolittle ternyata sungguhan ada. Dia adalah Rajanti Fitriani, seorang dokter hewan sekaligus animal communicator yang mempunyai klinik di Serpong, Tangerang Selatan. Di mana ada Rajanti, di situ pula para hewan berkumpul. Tak sulit bagi Rajanti untuk meminta rombongan lumba-lumba di Pantai Lovina, Bali, berkumpul di dekat perahunya. Saban hari, Rajanti juga pernah meminta para anjing laut di Alaska untuk menghampiri kapal pesiar yang ia tumpangi.
“Waktu itu lagi liburan di Alaska kita naik cruise. Di atas cruise kita bisa lihat anjing laut yang lagi berjemur menggunakan teropong. Tapi saya nggak bawa teropong. Terus saya bilang ke mereka ‘Saya sedih nggak bisa lihat kalian dari dekat’,” cerita Rajanti. Tidak menunggu lama, para anjing laut yang sedang bermalas-malasan di pinggir pantai itu berenang mendekati kapal pesiar. Petugas kapal sampai kaget karena sebelumnya mereka tidak pernah berenang sedekat ini dengan kapal. “Mereka berenang sejauh tiga kilometer buat mendekati kapal. Mereka hanya muncul dan main-main sebentar, setelah itu mereka pergi lagi.”
drh Rajanti Fitriani sedang berkomunikasi dengan anjing
Foto : Dok @klinikhewanrajanti (Instagram)
Orang biasa yang tidak memiliki kemampuan ‘super’ semacam ini mungkin akan sulit mencerna cerita Rajanti. Tapi melalui akun YouTube "drh Rajanti", ia telah membantu begitu banyak hewan yang sedang mengalami masalah. Rajanti juga bisa membantu para pawparents alias pemilik hewan peliharaan yang penasaran dengan isi hati binatang kesayangannya.
Aktris Sophia Latjuba merupakan salah satu klien yang sering menggunakan jasa Rajanti. Dalam satu kesempatan, aktris berusia 52 tahun ini meminta Rajanti untuk berbicara dengan Bacon, seekor anjing malang yang cacat karena pernah dilukai manusia dan kemudian diadopsi oleh Sophia. Saat berkomunikasi dengan Bacon, Rajanti bisa melihat kepingan rekaman kejadian di masa lalu, di saat seorang laki-laki memotong kedua kaki dan rahang Bacon “Aku masih ingat orangnya, tapi aku nggak marah, kok,” kata Bacon kepada Rajanti, seolah tak ingin membuat pemiliknya khawatir.
Hewan yang bisa berkomunikasi dengan Rajanti tidak terbatas pada hewan peliharaan saja tapi juga hewan liar seperti harimau, singa, badak maupun beruang. Pada tumbuhan, praktik komunikasi ini sebetulnya bisa saja dilakukan. Lalu bagaimana Rajanti bisa berkomunikasi hingga bahkan menelisik ke masa lampau para binatang ini? Rajanti menciptakan sendiri sebuah metode bernama mind power yang sepenuhnya menggunakan kemampuan otak kanan.
“Metode yang saya temukan ini dari proses pembelajaran. Sebelumnya saya mempelajari linking awareness, mind scape dan energetic. Saya menggabungkan beberapa bidang ilmu ini dan saya buat menjadi satu,” jelas Rajanti. Metode ini dilakukan dengan cara masuk kedalam alam bawah sadar, dengan memanfaatkan gelombang alfa.
Foto ilusrtrasi kucing
Foto: Wisma Putra/detikBandung
“Cara masuk ke gelombang alfa ini sama seperti saat kita mau tidur. Tapi kita mempertahankan momen sebelum benar-benar masuk ke dalam deep sleep. Kita masuk dengan rileks sehingga bisa mencari data-data yang murni kita dapatkan dari otak kanan,” kata Rajanti. Cara ini bisa dipelajari siapa saja dan keberhasilannya tergantung kemampuan otak kanan masing-masing individu.
Jika orang tahu bagaimana mengendalikan dan mengeksplor kemampuan otak kanan, pikiran bawah sadar manusia dapat mewujudkan berbagai keajaiban, salah satunya berkomunikasi dengan hewan. Kekuatan otak kanan dapat menyelami apa yang dirasakan dan dipikirkan makhluk hidup lain yang tidak dapat diungkapkan melalui kata-kata. Melalui gelombang alfa, Rajanti dapat melihat situasi yang terjadi saat ini, sementara melalui gelombang tetha, Rajanti dapat melihat bayangan di masa lalu.Metode ini dilakukan tanpa menghipnotis objeknya.
“Bukan objek yang dimasukkan ke dalam gelombang alfa, tapi praktisinya yang masuk untuk mencari tahu semua data dan informasi yang dimiliki hewan ini,” ujar Rajanti. Untuk menjalankan metode ini, Rajanti hanya perlu memejamkan mata dan berkonsentrasi. Metode yang ia temukan di tahun 2014 ini juga bisa dilakukan tanpa perlu bertatap muka dengan hewannya langsung.
“Data yang kita ambil bisa dalam bentuk macam-macam. Bisa dalam bentuk emosi dan perasaan. Kita bisa rasain perasaan dia. Bisa juga dalam bentuk potongan adegan seperti saat menonton film,” ucapnya. Hasil ‘penyelaman’ menggunakan metode ini lantas diterjemahkan dalam bentuk percakapan agar memudahkan klien Rajanti untuk memahami maksud si hewan.
drh Rajanti Fitriani saat berpraktek di kliniknya.
Foto: Dok @klinikhewanrajanti (Instagram)
Melalui metode ini Rajanti membantu perpindahan rombongan gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Kawanan gajah ini mengadu kepada Rajanti. Mereka stress saat melihat mahout atau penggembala gajah. Rajanti lantas menyarankan para mahout dan gajah untuk beristirahat dua hari penuh. Setelah itu, para gajah pun menurut dan dapat dipindahkan ke lokasi baru tanpa kendala berarti.
Metode yang ditemukan Rajanti juga sempat menuai pro dan kontra di kalangan dokter hewan. Rajanti sendiri merupakan bagian dari pengurus PDHI (Perkumpulan Dokter Hewan Indonesia). “Awalnya mereka vokal sekali. Mayoritas men-judge karena tidak mengerti. Akhirnya saya punya kesempatan menerangkan dalam satu seminar di kalangan dokter hewan barulah mereka paham karena ini knowledgeable sekali. Ini sesuai dengan ilmu, dengan cara kerja otak,” katanya.
Rajanti pun tak mau ambil pusing meskipun terkadang metode yang ia jalankan dicap berhubungan dengan klenik. “Mind power itu tidak ada hubungannya dengan makhluk astral. Ini pure kemampuan otak kanan. Saya tipikal orang yang nggak terlalu pusing. Kalau mau terima silahkan, kalau nggak terima nggak masalah, saya jalan terus,” ucapnya.
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho