INTERMESO

Berawal dari Caddy Bookingan

Awalnya Neni mengira laki-laki itu hanya sedang bermodus belaka. Namun, sepertinya ia sedang tidak sedang bercanda.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Minggu, 06 Maret 2022

Waktu itu Neni Novianti masih menyandang status sebagai caddy training di sebuah lapangan golf di Bandung, Jawa Barat. Belum resmi ia bekerja di sana, Neni sudah mendapati pemandangan yang mengagetkan.

Seorang laki-laki pemain golf melemparkan golf stiknya ke arah seorang caddy golf senior. Ia marah-marah karena baru saja kehilangan uang Rp 100 juta setelah kalah taruhan golf. Caddy golf itu pun menjadi sasaran amukannya.

“Yang paling sulit banget itu pas training, bawa pemain yang judi Rp 100 jutaan. Takut kalah, takut marah-marah. Soalnya senior aku sampe dilempar stiknya, terus di-toyor caddy-nya,” ungkap perempuan berusia 24 tahun ini.

Untungnya, Neni selalu kebagian menemani pemain golf yang memperlakukan dirinya dengan baik. Seperti seorang pengusaha beristri asal Jepang yang sering sekali minta ditemani Neni. Sampai-sampai ia menjadi caddy ‘bookingan’.

Awal kedekatan Neni dan laki-laki itu berawal dari obrolan basa-basi perihal latar belakang Neni. Pengusaha yang berinvestasi ke beberapa perusahaan di Indonesia itu mengaku jika wajah Neni mirip dengan anak kelimanya yang sudah meninggal.

Ilustrasi Caddy Golf
Foto: Getty Images/Struat Franklin

Awalnya Neni mengira laki-laki itu hanya sedang bermodus belaka. Namun, sepertinya laki-laki sedang tidak sedang bercanda. Kedekatan mereka pun bertambah. Bahkan setiap pemain langganannya itu pulang ke kampung halamannya di Jepang, Neni selalu dibawakan buah tangan.

“Paling menyenangkan selama jadi caddy, aku jadi caddy bookingan tapi bukan hal negatif. Aku malah diajakin jadi partner kerja,” ucap perempuan lulusan Sarjana Teknik yang iseng bekerja sebagai caddy sembari mengisi waktu kuliah.

Enaknya sih capek kita panas-panasan, lari-laian di lapangan itu kadang terbayarkan sama uang tips. Apalagi kalau kebetulan dapat pemain yang baik."

Benar saja, setelah Neni keluar dari pekerjaannya itu karena akan menikah, ia direkrut menjadi staf keuangan di salah satu perusahaan kecil yang baru saja dibangun. Hubungan mereka berlanjut di luar lapangan. Ketika Neni melahirkan dan merayakan ulang tahun anaknya, bosnya itu selalu datang dan membawakan hadiah.

“Nggak nyangka, sih. Awal ketemu padahal pas jadi caddy training. Baik banget padahal orang Jepang. Apalagi si ibunya, yah, kayak anggep aku anaknya. Benar-benar kayak anaknya aja gitu,” tutur Neni yang sempat menjadi caddy golf di tahun 2017.

Meski kini tak lagi menjadi caddy, ia masih ingat kelakuan teman seprofesinya di lapangan yang bikin geleng-geleng kepala. Neni tak heran jika stigma negatif kerap melekat di profesi caddy golf, terutama di tempatnya bekerja.

“Negatifnya itu 70 persen dan 30 persen positif. Ada yang pemain suka pegang-pegang terus bayar gitu, lah. Sering lihat senior kayak gitu. Ada juga yang karena caddy-nya pintar dikasih tips gede. Selebihnya sih pasti negatif, nggak tahu, ya, di luar gimana,” kata Neni.

Ilustrasi pemain golf
Foto : Getty Images/Ian Walton

* * *

Ketika matahari belum menampakan cahayanya, Nandini Putri Utami sudah rapi dengan seragam golf miliknya. Lengkap dengan atribut pelindung dan topi di kepala. Pukul 04.30 WIB, Nandini sudah sampai di lapangan golf. Ia harus tiba dan mempersiapkan diri sebelum para pemain golf datang.

Meski datang pagi, ia tak selalu kebagian jatah menemani para pemain golf. Jika sedang ramai, semua caddy golf di tempatnya bisa turun ke lapangan. Namun, jika tidak, mereka hanya bisa gigit jari.

“Ya, kadang kalau lagi rame turun semua ke lapangan. Kalau nggak ada, ya, nunggu giliran bisa besoknya baru turun lapangan atau besoknya lagi. Mau kebagian nggak kebagian, ya, harus datang,” ucap Nandini. Jika tidak menemani pemain golf, para caddy golf di tempatnya bekerja hanya menerima bayaran Rp 35 ribu per hari.

Jika sedang turun ke lapangan menemani para pemain, Nandini bisa menghabiskan waktu hingga tujuh jam. Panas teriknya matahari sudah menjadi temannya dalam bekerja.

“Enaknya, sih, capek kita panas-panasan, lari-larian di lapangan itu kadang terbayarkan sama uang tips. Apalagi kalau kebetulan dapat pemain yang baik,” tutur Nandini. Setiap pemain golf yang ditemani caddy golf wajib membayarkan tips minimal Rp 200 ribu per orang.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE