INTERMESO

Dia Ternyata Berselingkuh

"Saya jadi bertanya-tanya, apa saya sudah tidak menarik lagi di mata dia. Makanya dia nggak tahan dan cari perempuan di luar."

Ilustrasi: ThinkStock

Sabtu, 29 Januari 2022

Setiap kali keluar dari pintu klinik psikologi, kedua mata Hanna, bukan nama sebenarnya, pasti sembab. Sudah dua bulan ia rutin keluar masuk klinik. Ia didagnosa mengidap depresi dan gangguan kecemasan. Penyebabnya adalah luka mendalam yang Hanna alami akibat perpisahan dengan suaminya.

Jika rasa cemas itu tiba-tiba datang, dadanya mulai berdebar, kepalanya terasa begitu sakit dan Hanna mual tak keruan. Kondisinya sungguh mengenaskan. Tubuhnya kurus kering. Tatapannya sering kosong bagai tak bernyawa. Padahal di foto perkawinan yang dulu ia pajang di rumah, Hanna nampak begitu bahagia. Foto itu kini bahkan tak ingin ia lihat lagi barang sedetik pun. “Semua kenangan tentang dia, semuanya kalau bisa saya singkirkan,” tutur Hanna ketika bercerita kepada detikX.

Tak terbayang rasa sakit dan perih yang harus Hanna tanggung setiap hari sejak keduanya memutuskan untuk bercerai. Saat ini Hanna berumur 29 tahun. Di usia yang masih terbilang muda, Hanna harus menanggung beban sebagai seorang single parent. Anak laki-lakinya yang mungil masih menyusui. Dua bulan lagi anaknya merayakan ulang tahun yang pertama. Masih sedang rewel-rewelnya. Hanna takut ia tak bisa mengontrol diri.

”Anak saya masih rewel-rewelnya. Dengan kondisi saya yang seperti ini, saya cuma takut nggak bisa ngontrol diri dan malah melukai anak saya. Amit-amit sih, ya. Makanya saya konsultasi ke psikolog saja,” tuturnya. Setelah ke psikolog, Hanna juga berkonsultasi dengan psikiater. Psikiater hanya meresepkan obat setengah dari dosis mengingat Hanna masih menyusui.

Ilustrasi perselingkuhan
Foto : iStock

Laki-laki yang sudah ia pacari selama enam tahun dan baru menjalani bahtera rumah tangga selama dua tahun ternyata berselingkuh. Bukan hanya itu, sejak pacaran, suaminya sudah hobi tidur dengan banyak perempuan dari aplikasi kencan online. Hanya Hanna yang begitu polos, tidak tahu apa-apa, dan malah menerima ajakannya untuk menikah.

“Dia pikir setelah nikah, dia bisa insyaf dan berubah, ternyata omong kosong semua. Kalau tahu dari awal, saya nggak akan nerima dia,” kata Hanna dengan penuh amarah.

Walaupun pahit, mau nggak mau saya harus menerima kalau ini merupakan bagian dari hidup saya."

Setahun sesudah menikah, Hanna mulai mencium gelagat berbeda dari suaminya. Apalagi sejak dirinya tengah mengandung anak pertama. Tanpa sengaja ia menemukan percakapan mesra antara suaminya dan teman kencannya itu. “Bayangkan saja betapa syoknya saya. Dan saya baru tahu fakta itu nggak lama setelah melahirkan,” tutur Hanna yang kini bekerja di salah satu perusahaan multinasional.

Karena perbuatan suaminya itu, rasa percaya diri Hanna hancur berkeping-keping. Sering kali ia menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi Hanna baru saja melahirkan, luka jahitannya saja masih belum seutuhnya sembuh. Ia merasa tubuhnya yang ‘baru’ kini tak lagi enak dipandang. Mungkin itu alasan suaminya berhubungan dengan perempuan lain.

“Saya jadi bertanya-tanya, apa saya sudah tidak menarik lagi di mata dia. Sekarang saya gemuk dan banyak stretch mark-nya. Makanya dia nggak tahan dan cari perempuan di luar,“ ungkap Hanna dengan nada sendu.

Hanna tak menyangka, sahabat dekatnya sekaligus kini mantan suaminya berhasil membohonginya dan menyimpan rahasia besar. “Mau kenal selama apa pun ternyata tidak menjamin bahwa dia orang yang tepat, yang bisa kamu percaya. Kita nggak akan pernah tahu rahasia apalagi yang dia simpan.”

Kini sudah lebih dari enam bulan Hanna tidak tinggal seatap dengan suaminya. Ia membawa anaknya dan pindah ke rumah orangtuanya. Tapi di sana Hanna justru mendapatkan tekanan dari keluarganya dan keluarga suaminya. Mereka semua menahan Hanna untuk tidak berpisah. Kedua keluarganya merupakan pemeluk agama Katolik yang taat. Perceraian merupakan hal yang paling dihindari.

Ilustrasi perceraian
Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai 

Belum lagi Hanna juga harus menahan diri dari omongan tetangga yang mempertanyakan statusnya. “Sudah menikah kok sekarang malah balik ke rumah orangtua. Tetangga pada kepo dan bingung ngelihat saya. Soalnya sampai sekarang orangtua masih menutupi masalah ini. Cuma keluarga inti saja yang tahu,” katanya.

Meski ditahan, dirinya sudah bertekad untuk berpisah secara resmi dengan suaminya. Sembari mencoba untuk bangkit dari keterpurukan, Hanna sedang mempersiapkan berkas untuk mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan. Meski proses ini menyakitkan, harus ia lalui dengan lapang dada. Memikirkan masa depan dirinya dan anaknya.

“Walaupun pahit, mau nggak mau saya harus menerima kalau ini merupakan bagian dari hidup saya. Psikolog saya sering banget mengingatkan kalau perjalanan saya masih sangat panjang. Saya harus isi dengan kebahagiaan bersama anak saya, walaupun saya sendiri belum tahu bagaimana caranya,” ucap Hanna.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE