INTERMESO

Menikmati Senja di Hutan Kota Jakarta

Bukan cuma ke mall, sekarang warga Jakarta juga bisa bersantai di tengah ibu kota.

Foto: Hutan Kota di Kawasan Gelora Bung Karno (Lukman Arunanta/detikcom)

Sabtu, 25 Desember 2021

Tinggal di Ibu Kota Jakarta belum pernah terasa semenyenangkan ini. Macetnya, sih, masih saja sama. Tapi, setidaknya di akhir pekan, saya tidak perlu mati gaya karena bingung mau ke mana. Bahkan kini warga bisa menikmati liburan di tengah kota.

Begitu mengetahui informasi tentang Hutan Kota GBK melalui konten salah satu influencer di TikTok, saya langsung semangat. Adegan piknik yang sebelumnya hanya bisa saya lihat di film-film barat kini bisa jadi kenyataan.

Mendengar kata piknik, saya langsung terbayang dengan Central Park di Manhattan, New York. Taman hijau seluas 340 hektar dengan berbagai macam fasilitas. Sementara mengutip dari situs resmi Dinas Parawisata DKI Jakarta, Hutan Kota GBK memilik luas sekitar 4 hektar saja. Dulunya lahan ini merupakan Lapangan golf Driving Range di GBK. Kini ditata sebagai ruang buka hijau, paru-paru kota, sekaligus lahan konservasi.

Karena letaknya yang berada di pusat kota, akses menuju Hutan Kota GBK pun sangat mudah. Tinggal pilih saja mau naik MRT dan turun di Stasiun Istora Mandiri atau menggunakan bus Trans Jakarta dan turun di Halte Gelora Bung Karno. Pejalan kaki seperti saya bisa masuk melalui pintu 5 yang berada di dekat FX Sudirman atau Pintu 7 yang merupakan pintu terdekat menuju Hutan Kota GBK.

Lokasi Hutan Kota GBK berada persis di samping sebuah restoran bernama Hutan Kota by Plataran. Untuk menikmati fasilitas Hutan Kota GBK, pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis. Petugas hanya meminta pengunjung untuk terlebih dahulu memindai barcode menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai langkah untuk mencegah penularan virus COVID-19.

Suasana sore hari di Hutan Kota DBK
Foto : Grandyos Zafna/detikcom

Meski area hijaunya tidak terlalu luas, tapi sudah cukup untuk merasakan pengalaman piknik yang sesungguhnya. Saya tidak datang di akhir pekan, tapi pengunjungnya di sore hari bisa dibilang cukup ramai. Mulai dari yang tua hingga muda. Sedangkan anak-anak tengah bermain di pinggir kolam ikan.

Meski ramai, tenang saja, masih ada banyak spot kosong untuk menggelar tikar. Atau jika tidak bawa tikar juga bisa duduk di bangku yang sudah disediakan. Duduk hanya beralaskan rumput pun tidak masalah.

Saya sangat senang Jakarta benar-benar memiliki ruang terbuka hijau. Selama ini bosan hanya berjalan-jalan di mall."

Piknik tidak lengkap rasanya tanpa membawa makanan. Sebagian pengunjung terlihat sudah siap sedia dengan tentengan makanan yang mereka beli dari luar. Sebelum saya masuk ke Hutan Kota, saya pun sempat membeli dua kotak pizza berkuran sedang. Mengantisipasi jika di dalam nanti tidak ada penjual makanan. Dan benar saja, hanya ada warung kecil di seberang Hutan Kota GBK. Warung itu pun hanya menyediakan camilan dan mie instan saja.

Jadilah saya menyantap pizza sambil menunggu senja tiba sambil ditemani pemandangan gedung-gedung bertingkat Jakarta. Meski tengah terhanyut dengan pemandangan rumput hijau dan suasana, suara klakson mobil samar-samar terdengar. Lokasi Hutan Kota GBK ini memang berada persis di pinggir jalan sehingga kendaraan yang lalu lalang di Jalan Jenderal Sudirman masih terlihat.

Tak seperti piknik di taman Shinjuku Gyoen di Tokyo, Jepang, di mana pengunjungnya bisa menikmati bunga sakura, hutan Kota GBK masih terasa gersang karena pohon yang ditanam masih mungil. Beraneka tanaman baru ditanam di sini pada akhir Maret lalu. Tapi tanamannya cukup beragam. Ada tanaman eksotik, yaitu Baobab (Adansonia Digitata), yang merupakan tanaman asal Afrika.

Pengunjung berfoto di Hutan Kota GBK
Foto: Rifkianto Nugroho 

Ada pula tanaman langka Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) atau yang biasa disebut kayu besi, salah satu kayu yang terkenal dan terkuat yang berasal dari Kalimantan. Lalu ada pohon Tabebuia yang pernah membuat Kota Surabaya viral. Jika bunganya bermekaran, mungkin sensasi piknik di Hutan Kota GBK bakal mirip dengan piknik sambil menikmati bunga sakura di Jepang.

Waktu terbaik menikmati piknik di Hutan Kota GBK yaitu di antara pukul 15.00- 17.00, di saat matahari mulai terbenam. Antusias warga untuk merasakan suasana di sini sangat tinggi. Salah satunya terbukti dari hasil rating di Google Review yang cukup tinggi dengan skor 4.7 dari total 2000-an ulasan.

“Saya sangat senang Jakarta benar-benar memiliki ruang terbuka hijau. Selama ini bosan hanya berjalan-jalan di mall. Kadang saya juga mau menikmati semilir angin dan hari yang cerah,” tulis Agista Jung, salah satu pengunjung Hutan Kota GBK di Google Review.

Nah, jika ingin berkunjung ke sini, jangan lupa bawa obat nyamuk kalau tidak ingin bentol-bentol karena digigit nyamuk.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE