INTERMESO

Senangnya Bisa Sekolah Lagi

“Nggak nyangka saya bakal sekangen ini sama yang namanya sekolah. Padahal dulu kalau liburan sekolah rasanya pengen lamaan.

Ilustrasi : Luthfy Syahban

Jumat, 3 September 2021

Kalau saja Fahmi bisa memberi peringkat pada aktivitas sehari-hari yang paling ia benci, kegiatan bangun di pagi hari pasti akan berada di urutan teratas. Sebegitu tak sukanya Fahmi dengan bangun pagi, sampai-sampai ketika Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ dimulai karena pandemi COVID-19, anak kedua dari tiga bersaudara ini bersorak kegirangan. Itu artinya, Fahmi tak perlu lagi terbangun karena mendengar suara teriakan dan ocehan ibunya.

“Kayaknya yang paling senang mama, soalnya jadi nggak perlu susah-susah bangunin saya lagi,” tawa Fahmi saat bicara dengan detikX melalui telepon. Selama PJJ, Fahmi bisa molor dua jam lebih lama ketimbang saat dulu sekolah pagi.

Tapi pagi 30 Agutus 2021 lalu, ibu Fahmi dibuat terkejut. Ketika tengah menyiapkan sarapan, Fahmi ke luar dari kamarnya tanpa perlu diteriaki lagi. Masih setengah sadar, Fahmi menenteng handuk lalu ia bergegas ke kamar mandi. Tak lama kemudian, Fahmi sudah rapi dengan setelan seragam biru putih. Begitu lama ia menatap ke arah cermin sambil sisiran dan memakai gel rambut.

Siswa siswi belajar secara tatap muka dengan protokol kesehatan di Sekolah Dasar Pekayon Jaya 6, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021).
Foto : Agung Pambudhy/detikcom

“Soalnya senang banget, akhirnya pergi ke sekolah juga. Nggak nyangka saya bakal sekangen ini sama yang namanya sekolah. Padahal dulu kalau liburan sekolah rasanya pengen lamaan,” ucap remaja berusia14 tahun ini.

Saya nggak pernah ketemu langsung sama semua teman-teman satu kelas. Ini baru pertama kali. Rasanya aneh soalnya saya udah kelas 2, tapi rasanya kayak jadi siswa baru lagi.”

Wajar saja jika Fahmi sudah begitu rindu menjejakan kaki di sekolah. Sudah hampir satu setengah tahun Fahmi dan teman-temannya tak bisa bersekolah normal. Terutama semenjak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil keputusan untuk menutup seluruh sekolah di Ibu Kota pada 14 Maret 2020 lalu, setelah dua minggu kasus COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo. 

Kini seiring penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah pada 30 Agustus kemarin. Pembukaan kembali belajar tatap muka diikuti 610 sekolah untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK sederajat. Sekolah Fahmi, SMP Yadika 2 merupakan salah satu sekolah yang terpilih untuk menyelenggarakan PTM. Kebijakan itu tak lepas dari penurunan kasus positif virus Covid-19.

Seragam biru putih yang Fahmi kenakan tak sekalipun pernah ia pakai di sekolah. Fahmi harusnya merasakan masa orientasi siswa pertamanya sebagai pelajar tingkat SMP pada Juli 2020 lalu. Tapi pandemi COVID-19 lagi-lagi membuat Fahmi harus bersekolah dari rumah.

“Saya nggak pernah ketemu langsung sama semua teman-teman satu kelas. Ini baru pertama kali. Rasanya aneh soalnya saya udah kelas 2, tapi rasanya kayak jadi siswa baru lagi,” ungkapnya. Pembelajaran daring dimulai ketika Fahmi naik kelas tujuh. Kini Fahmi sudah duduk di kelas delapan.

Sekolah tatap muka untuk tingkat SMP di Kota Bekasi dimulai hari ini. Sekolah tatap muka itu dengan protokol kesehatan ketat.
Foto : Agung Pambudhy/detikcom

Sebelum kembali bersekolah, ibu Fahmi harus membeli seragam baru karena ukuran lingkar pinggang celananya bertambah. “Di rumah jarang ada olahraga. Kalau dulu di sekolah ada ekskul sepakbola, ada pelajaran olahraga. Sekarang kebanyakan di rumah aja makan terus jadi gendut,” canda Fahmi.

Sebelum berangkat sekolah, tak lupa ibu Fahmi membekalinya dengan dua masker dan sebuah faceshield. Setiap siswa dan guru wajib mengikuti protokol kesehatan dengan melakukan cek suhu tubuh di pintu gerbang dan di lobi sekolah. Tak ada lagi jajan di kantin, Fahmi harus membawa bekal makan dan minum sendiri. Sedangkan kapasitas setiap kelas hanya diisi 50 persen dengan jarak satu setengah meter.

“Belajarnya emang lebih ribet, sih. Tapi mendingan begini dari pada belajar online. Di rumah aja bosen banget. Kalau di sini bisa ketemu dan ngobrol sama teman. Pengennya sih nggak usah sekolah online lagi,” kata Fahmi.

Tidak hanya anak yang senang ketika sekolah tatap muka kembali digelar, orangtua pun ternyata ikut senang. Septi Anita, orangtua murid SDN Semanan 08 Pagi, Jakarta Barat, ikut mendampingi anaknya sekolah tatap muka hari pertama. Para orangtua hanya diizinkan mengantar anaknya sampai di depan gerbang sekolah.

“Hari ini sengaja cuti kerja buat nganterin anak saya yang paling kecil sekolah lagi,” ungkap ibu dari dua orang anak ini.

Septi begitu senang karena tidak perlu pusing lagi mendampingi anaknya, Fitri Santika, belajar secara daring. Ketika PPJ, Septi harus pintar membagi waktu untuk mengurus pekerjaan rumah, pekerjaan kantor, dan kegiatan belajar anaknya. “Jujur saya pusing banget kalau anak-anak pada PPJ. Apalagi anak saya yang kecil ini kalau nggak sambil dipantau belajarnya nggak serius,” kata Septi.

Suasana pembelajaran tatap muka hari kedua di  SDN Pejaten Timur 01 Pagi
Foto : Nahda Rizki Utami/ detikcom

Namun, terselip rasa khawatir akan kesehatan anaknya. Apalagi pandemi COVID-19 belum benar-benar berakhir. “Saya cuma bisa berdoa semoga sekolahnya lancar dan terutama aman dari virus COVID,” tutur Septi.

Di sisi lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria percaya diri, proses belajar tatap muka bisa terus berlanjut. DKI Jakarta bahkan menargetkan awal tahun 2022 seluruh sekolah di Jakarta bisa dibuka kembali untuk proses belajar tatap muka. “Kita targetkan awal tahun (2022) Januari seluruh sekolah di Jakarta bisa melaksanakan PTM,” kata Riza.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE