INTERMESO

Soeharto, Incognito, dan Mancing

Di sela-sela tugas negara, Soeharto gemar pergi ke laut untuk memancing ikan. Selain untuk merenung dan melatih kesabaran.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Kamis, 10 Juni 2021

“Jangan mancing ikan yang rambutnya panjang, ya,” celetuk Fatimah Siti Hartinah atau yang dikenal dengan sapaan Ibu Tien, istri Presiden Soeharto ketika bersama rombongan kecilnya Soeharto akan pergi memancing ikan di laut Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

Ucapan jenaka ibu negara itu diceritakan oleh Mayjen (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya, mantan pengawal Soeharto saat peluncuran buku Incognito Pak Harto, Perjalanan Diam-diam Presiden Menemui Rakyatnya yang ditulis Mahpudi di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, 5 Juni 2013, silam.

Momen itu terjadi saat Eddie Nalapraya hendak mengawal rombongan kecil bersama Soeharto yang akan blusukan ke sejumlah daerah sekitar tahun 1970. Di sela-sela blusukannya, Soeharto memang kerap memanfaatkan waktu pergi memancing. Kala itu, Eddie masih berpangkat Letnan Kolonel dan menjabat Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden sejak tahun 1967.

Rombongan Soeharto yang akan melakukan incognito (kunjungan diam-diam) ke sejumlah daerah itu hanya dikawal beberapa pasukan Pasukan Pengamanan Presiden dengan dua mobil saja. “Di satu mobil, ajudan duduk di depan. Saya dan Pak Harto duduk di kursi belakang,” kisah Eddie yang juga mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 itu.

Soeharto saat memancing. (Foto: Reuters)

Ketika mobil Toyota Hi-Ace yang ditumpangi Soeharto akan bergerak maju, tiba-tiba Tien Soeharto mengetuk-ngetuk kaca mobil. Dengan sigap Eddie segera menurunkan jendela kaca mobilnya. “’Siap! Saya Bu!’ Kata saya. ‘Jangan mancing ikan yang rambutnya panjang, ya,’” kenang Eddie. Soeharto pun, ikut tersenyum mendengar gurauan itu.

Hobi Soeharto, The Smilling General, tak hanya gemar memancing di laut bebas. Ia juga hobi menembak, bermain golf, dan menghisap cerutu. Hobi memancing ini diikuti jejaknya oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Presiden Rusia Vladimir Putin pun memiliki hobi memancing di laut dan sungai. Begitu juga mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush.

“Ibu suka tanya, ‘mancing neng endi (di mana)?’ Lalu Bapak jawab, ‘mancing nganggo duit (mancing pakai uang alias beli)."

Bahkan, Soeharto pernah mengajak Kanselir Jerman Helmuth Kohl memancing ketika berkunjung ke Indonesia tahun 1996. Kedua tokoh yang memiliki hubungan persahabatan erat itu mancing di perairan Pulau Bira, Kepulauan Seribu, pada Oktober. Saat itu, momen kedua tokoh ini memancing ikan sempat viral di media massa internasional. Keduanya ditemani tiga menteri dan 56 pengusaha.

Entah sejak kapan Soeharto gemar memancing di laut. Dari sejumlah literatur, hobinya itu mula dilakukan sejak menjabat sebagai Presiden pada 27 Maret 1968 menggantikan Soekarno. “Beliau mancing sejak jadi Presiden, tapi pasnya tahun berapa saya kurang tahu,” ungkap Bakarudin, salah satu penyaji data dalam penulisan buku Incognito Pak Harto, Perjalanan Diam-diam Presiden Menemui Rakyatnya dihubungi detikX, Kamis, 10 Juni 2021.

Soeharto 
Foto : Dok detikcom

“Pada hari libur, kadang-kadang saya pergi ke laut, kalau tidak ke Tapos,” begitu menurut Soeharto sendiri dalam buku biografinya berjudul Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya tulisan G. Dwipayana dan Ramadhan K.H tahun 1989.

Selain di Kepulauan Seribu, Soeharto juga sering mancing ke Pelabuhan Ratu, Ujung Kulon, dan Selat Sunda untuk melampiaskan hobi memancingnya itu. Keahliannya mancingnya diacungi jempol, karena selalu sukses menangkap ikan kelas kakap. Tapi saat itu ada selentingan, kesuksesannya memancing berkat bantuan pasukan marinir yang siap di dalam air yang akan menyodorkan ikan.

Isu miring itupun menjadi penasaran Harmoko, yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Penerangan. Pada suatu kesempatan diajak mancing bareng Soeharto, ia langsung menanyakan isu itu. “Pak, ini ada cerita yang berkembang di masyarakat. Katanya kalau bapak memancing ada marinir yang menyediakan ikan untuk dipasangi umpan pancing?” tanya Harmoko dalam buku Pak Harto, the Untold Stories tulisan Mahpudi. “Lihat saja nanti,” jawab Pak Soeharto sambil tersenyum.

“Pak Harto sering mendapat ikan, karena beliau sabar dan memang pandai memancing ikan. Bukan pula marinir yang ada di bawah kapal, melainkan rumpon atau tempat ikan berkembang biak yang terbuat dari becak-becak bekas yang dibuang di laut,” terang Harmoko dalam buku itu.

Presiden Soeharto
Foto: AFP

Namun, ada cerita menarik dari putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau disapa Mbak Tutut. Ia menuturkan, ayahnya tak selalu mujur ketika mancing di laut, bahkan suatu hari tak satu ekor pun ia berhasil menangkap ikan. “Ibu suka tanya, ‘mancing neng endi (di mana)?’ Lalu Bapak jawab, ‘mancing nganggo duit (mancing pakai uang alias beli),” tutur Mbak Tutut dalam buku Warisan (daripada) Soeharto karya Julius Pour.

Yang menarik, setiap kali Pak Harto memancing, ia kerap mengajak Husni Wirajaya alias Pak Kwik, pemilik rumah makan sea food di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara, sejak tahun 1980-an. Pak Kwik ini juga dikenal jago mancing. Karena jago masak, Pak Kwik inilah yang sering memasak ikan di laut hasil tangkapan Soeharto itu.


Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE