INTERMESO

Candu Itu Bernama TikTok

“Hebat sekali TikTok ini. Sampai satu asrama dan di kampung halaman saya di Timika juga pada heboh”

Ilustrasi: Edi Wahyono

Minggu, 09 Agustus 2020

Akibat ketenarannya di aplikasi TikTok, Prabowo Mondardo alias Bowo Alpenlibe sempat dicap alay oleh teman-teman sekolahnya. Bowo yang mulai main TikTok sejak kelas 6 SD sampai harus memilih jalur home schooling. Namun belakangan Bowo menghilang dari TikTok. Artis TikTok yang viral di tahun 2018 ini tak kunjung kembali meski kini TikTok semakin diminati.

Bowo terganti dengan TikTokers baru, sebutan untuk pemain aplikasi asal Tiongkok ini. Semua kalangan ketagihan joget TikTok. Pengguna aplikasi TikTok pun bisa ditemui di mana saja. Mulai dari selebritis, kerabat, sampai tetangga Anda sendiri. Pemandangan anak muda yang asyik joget sambil memegang smartphone di parkiran mobil tidak asing lagi. Sekumpulan emak-emak joget di exit toll, itu pun berkat candu bernama TikTok.

Candu TikTok juga menyasar ke sebuah asrama kampus di Manado. Salah satu mahasiswinya, Helda Delmince Tabuni tentu tak pernah menyangka video nyanyi unggahannya akan viral di TikTok. Mahasiswi semester lima asal Timika, Papua, ini bukan penyanyi yang sering ikut audisi. Paling-paling Helda hanya rajin menyanyi di gereja tempatnya beribadah. Jumlah penontonnya di gereja masih bisa dihitung jari.

Helda Delmince Tabuni
Foto: Dok Pribadi (Instagram)

Tapi di TikTok satu unggahannya saja bisa dilihat 6,2 juta kali. Saat itu Helda meng-cover lagu berjudul Sa Rindu Ko yang dinyanyikan oleh Glenn Sebastian Rengrengulu. Lagu ini berkisah tentang sepasang kekasih yang terpisah oleh jarak. “Wow senang banget, tapi kaget juga. Nggak sangka responnya akan sebagus ini, apalagi aku kan masih baru bikin akun TikTok saat pandemi Covid-19 ini di bulan April,” ujar Helda dengan logat Papua yang kental.

Musti sabar, jangan sampai bete kan kasihan anjingnya. Nanti dikira animal abuse lagi."

Dengan akun bernama @helda0999 di TikTok, kini Helda berhasil mengumpulkan 183.4 ribu followers dan total 2,3 juta likes. Ketenarannya di TikTok membuat banyak orang kaget. “Hebat sekali TikTok ini. Sampai satu asrama dan di kampung halaman saya di Timika juga pada heboh. Waktu itu bahkan video saya sempat masuk televisi juga,” cerita Helda dengan penuh semangat.

Semua kepopuleran Helda di TikTok berawal dari iseng. Banyak di antara teman se-asramanya menjadi pengguna TikTok. Tapi kebanyakan di antara mereka membuat konten joget. Aplikasi yang dimiliki perusahaan teknologi asal Tiongkok ByteDance ini memiliki berbagai macam konten video singkat berdurasi 15 detik.

TikTok tiga emak-emak di Jembatan Suramadu yang viral beberapa waktu lalu
Foto : Screenshot

Penggunanya dapat membuat video dengan tema berbeda. Mulai dari komedi, tarian, makanan, olahraga, vlog dan masih banyak lagi. Namun bisa dibilang konten yang lebih populer merupakan konten joget diiringi lagu remix. Aplikasi yang didominasi generasi Z ini juga dilengkapi efek, filter dan stiker sehingga tampilan video jadi lebih menarik. Layanan media sosial ini pada Tahun 2019 kemarin bahkan berhasil mengumpulkan setidaknya lebih dari 738 juta unduhan baru.

“Sekamar cuma berdua kita nggak bisa keluar selama pandemi. Karena bingung dan bosan, banyak yang main TikTok. Seru juga ternyata asyik joget-joget apalagi yang lagunya DJ remix itu keren, deh. Gerakannya kreatif banget itu aku lihatnya jadi tertarik mau ikut,” kata Helda. “Cuma karena nggak jago goyang aku bikin konten nyanyi aja.”

Berbeda dengan Helda, Luciana Wijaya sempat mendapatkan email undangan dari pihak TikTok Indonesia di tahun 2018. Ketika itu, TikTok Indonesia menawarkan Luciana untuk menjadi salah satu konten kreatornya. Luciana diminta untuk membuat konten mengenai ketiga anjing peliharaannya, Molly dan Celine, yang sama-sama berjenis Maltese, serta Grigio, yang merupakan anjing ras Minischnauzer.

“Dulu belum terlalu banyak konten tentang pet. Kebanyakan cuma nari-nari aja, masih terbatas lah kontennya. Makanya mereka cari konten kreator baru,” ujar Celine yang mengelola akun TikTok mollygioceline. Kini akun anjingnya sudah diikuti sebanyak 54.3 ribu pengguna TikTok.

Sebelum mengelola akun anjing peliharaan yang populer, Luciana sempat punya trauma masa kecil terhadap anjing. Ia pernah punya pengalaman digigit anjing. Tapi tingkah laku yang lucu lambat laun meluluhkan hati Luciana. Ia pun sampai memelihara tiga anjing sekaligus.

Molly, anjing milik Luciana Wijaya yang tenar di TikTok
Foto : Dok Pribadi Luciana (Instagram)

Awalnya Luciana hanya ingin membuat akun Instagram sebagai diari bagi para anjing. Sampai akhirnya ia dikontak oleh TikTok Indonesia untuk bergabung. Membuat konten anjing peliharaan memang susah-susah gampang. Luciana ikutan membuat konten joget ubur-ubur yang sempat viral di TikTok. “Musti sabar, jangan sampai bete kan kasihan anjingnya. Nanti dikira animal abuse lagi. Tujuan aku kan bukan cari followers atau likes, tapi lebih buat senang-senang, seru aja, banyak hal yang TikTok bisa lakukan tapi di platform lain nggak ada, ” ujar Laurencia.

Fitur For You Page juga membuat konten kreator lebih mudah dikenal. Fitur yang disingkat FYP ini sendiri merupakan halaman utama TikTok yang akan ditampilkan pertama kali saat membuka aplikasi. Halaman ini berisi berbagai macam video rekomendasi yang sudah disesuaikan dengan ketertarikan pengguna. Selama video kita bagus, menarik, dan sesuai dengan ketertarikan pengguna lain, maka video akan ditampilkan di halaman FYP.

“Ini juga kelebihannya TikTok menurut aku. Kalau Instagram kan agak tertutup, yang lihat konten kita masih terbatas di sesama komunitas anjing. Tapi dengan FYP bakal di-blast sama semua pengguna TikTok. Makanya nggak heran kalau pengguna baru pun bisa viral,” katanya.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE