Foto: Peluncuran Satelit Telkom 3S (Dok detik.com)
Senin, 6 Juli 2020Di usianya yang telah mencapai 55 tahun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk tampaknya semakin mantap melangkah di bisnis digital. Perombakan jajaran direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Juni 2020 yang lalu menjadi bukti nyata keseriusan Telkom tersebut. Salah satunya, perusahaan komunikasi pelat merah itu menggandeng co-founder Bukalapak sebagai direktur bisnis digital.
Telkom ke depan ingin mengembangkan layanan yang tidak hanya digital connectivity, melainkan juga digital platform dan digital services. Karena itulah Telkom butuh jajaran Board of Director (BOD) yang memiliki kompetensi di dunia digital. Untuk memantapkan langkah sebagai digital telco dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan serta memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia.
Seperti diketahui, transformasi menjadi digital telco company melalui tiga domain bisnis digital menjadi agenda besar Telkom untuk merespon perubahan di dunia telekomunikasi yang telah bergeser ke serba digital. Perubahan itu didorong oleh meningkatnya kebutuhan layanan broadband dan perubahan perilaku konsumen yang makin mengadopsi gaya hidup digital.
Situasi pandemi virus corona (COVID-19) yang muncul awal tahun 2020, telah mempercepat perubahan gaya hidup digital itu. Tandanya adalah meningkatnya adopsi digital sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dalam aktivitas sehari-hari seperti untuk bekerja dan belajar dari rumah. Dalam kondisi demikian, inovasi digital mengambil peran penting bagi masyarakat.
Terdapat ruang untuk akselerasi digital bagi Telkom untuk berperan Telkom sebagai operator dan enabler menjadi semakin penting. Hal ini menjadikan peluang bagi Telkom untuk tetap berinvestasi guna meningkatkan performansi perusahaan.
Kabel laut IGG Batam-Dumai Telkom
Foto : Dok Telkom
Dengan memfokuskan diri kepada tiga domain bisnis digital itu, Telkom mempunyai visi mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera dan memiliki daya saing tinggi, serta memberikan nilai tambah yang baik bagi para stakeholder. Visi itu kemudian hendak diwujudkan ke dalam tiga misi.
Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kedua, mengembangkan talenta digital unggulan yang membantu mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital bangsa. Ketiga, mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman digital pelanggan terbaik.
Secara rinci dijelaskan, pada sektor digital connectivity, Telkom terus memperkuat posisinya sebagai market leader dengan menyediakan layanan berkualitas dan jangkauan paling luas. Saat ini saja, Telkom telah memiliki jaringan fiber optic sepanjang 164,8 ribu kilometer atau setara 4 kali keliling bumi, yang terdiri dari domestik (100.069 Km) dan internasional (64.700 Km). Telkom telah mempunyai tiga satelit, yaitu Telkom-2 (24 Transporder), Telkom-3S (49 Transporder), dan Merah Putih (60 Transporder).
Hingga akhir 2019, untuk jaringan mobile dengan jumlah pelanggan seluler tercatat 171,1 juta pelanggan, Telkom telah membangun 212.235 BTS dengan porsi terbesar untuk jaringan 3G dan 4G. Lalu, terdapat 33.892 tower, yang terdiri dari 18.000 tower Telkomsel dan 15.892 tower Mitratel. Juga telah ada Access Point sebanyak 386.420 titik dan Home Passed 26,6 juta.
Pada sektor digital platform, Telkom juga telah mengembangkan banyak sekali produk layanan. Pertama, mengenai data center dan cloud computing, Telkom telah mempunyai 22 data center baik di dalam dan luar negeri dengan total luas mencapai 106,9 ribu m2. Telkomsigma, adalah anak usaha Telkom yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun sebagai pemilik data center di Indonesia.
Kedua, big data dan artificial intelligence (AI). Dalam hal big data, Telkom telah melakukan beberapa use case seperti Bigbox, yang hadir sebagai solusi penerapan platform dan analisa big data untuk menghasilkan pemahaman mendalam (insight) yang sesuai dengan kebutuhan operasional dan bisnis perusahaan, sehingga dapat mendukung dalam pengambilan keputusan, tata kelola, strategi dan kemajuan perusahaan.
Selanjutnya Credit Scoring yang merupakan penilaian terhadap kepercayaan dan kelayakan kredit pelanggan berdasarkan mobile behaviours mereka pada jaringan Telkomsel. Use Case berikutnya yaitu ID Verification, sebuah layanan Location Scoring Insight untuk prediktor lokasi rumah / kantor dengan memanfaatkan Mobile Positioning Data (MPD) hingga rincian Desa/Kelurahan.
Domain bisnis digital Telkom
Sumber: Telkom
Produk unggulan berikutnya adalah Smart Eye, yaitu teknologi berbasis virtual reality untuk membantu perusahaan membuat platform tur virtual dan 360’ live streaming untuk memberikan pengalaman berbeda kepada pengguna dengan membuat pengguna seolah-olah berada di lokasi tersebut. Lalu Lead Generation, yaitu identifikasi dari pelanggan Telkomsel berdasarkan kriteria tertentu yang diajukan khusus untuk Lembaga Keuangan (LK).
Selanjutnya Big Social, sebuah solusi on-premise untuk mengukur analisis yang tepat terkait dengan tren, brand, masalah sosial, politik dan ekonomi, personal brand, dan lain-lain, baik di media sosial maupun media online lain agar lebih mudah dan efektif disajikan dalam satu dashboard. Teknologi Natural Language Processing menjadi salah satu keunggulan sebagai alat analisis teks terutama untuk analisis media sosial, text mining, scraping and crawling data untuk situs web atau data log pada solusi Big Social.
Adapun untuk teknologi Artificial Intelligence (AI), Telkom memiliki beberapa use-case seperti Face Recognition yang berfungsi membuka akses pintu memasuki gedung lebih cepat dan mencegah antrian panjang di lobby. Teknologi AI digunakan pula pada produk Video Analytics di beberapa Rest Area jalur Tol Jakarta-Cikampek yang bertujuan mendeteksi dan mengenali kendaraan yang masuk ke Rest Area dan menginformasikan jumlah parkir yang tersedia. Layanan Video Analytics tersebut disediakan pula sebagai produk IndiHome Smart bagi pelanggan IndiHome. Dengan solusi ini, kamera CCTV yang dimiliki oleh pelanggan di rumah dapat ditingkatkan kemampuannya dengan mengirimkan peringatan berdasarkan penetapan aturan oleh pelanggan.
Di sektor digital platform ini pula Telkom meluncurkan produk-produk Internet of Things (IoT) yang melayani beberapa vertikal industri seperti manufaktur, pertanian, pertambangan, dan mobilitas energi. Telkom juga bermitra dengan perusahaan yang berasal dari berbagai latar belakang seperti perangkat, jaringan, system integrator, dan manage service.
Kemudian Cyber Security Operation Center (CSOC), yang bertindak sebagai pusat pemantauan, deteksi, dan respons keamanan 24/7 untuk Telkom Group yang telah beroperasi sejak 2014. CSOC memberikan kemampuan untuk mengantisipasi dan merespons lebih cepat terhadap ancaman, bekerja lebih kolaboratif, dan berbagi pengetahuan lebih efektif. Adapun untuk payment dan blockchain, Telkom juga telah mempunyai beberapa produk yang terkenal, yaitu QREN, FinPay, Biller Agregrator (BilA).
Presiden Joko Widodo (paling kanan) saat mencoba salah satu start up Telkom Group.
Foto: Dok Telkom
Tidak berapa lama lagi, Telkom akan membangun National Digital Platform untuk mendukung program-program digitalisasi yang digalakkan oleh pemerintah. Seperti diketahui, pemerintah Joko Widodo-Maruf Amin mempunyai tiga agenda digital, yaitu Indonesia 4.0, Visi Go Digital 2020, dan Satu Data Indonesia.
Sementara itu, terkait dengan digital services sebagai sektor digital ketiga, Telkom juga telah memiliki beberapa layanan yang seperti games, e-commerce, Video TV, Financial Solution, Crowdsourcing, logistic solution, Manufacturing Solutions, eHealth dan Education. Keseluruhan produk tersebut dikelompokkan ke dalam Enterprise Digital Services dan Consumer Digital Services.
Penulis: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban