Ilustrasi: Fuad Hasim
Rabu, 17 Juni 2020Sejak virus corona (COVID-19) mulai menyebar di DKI Jakarta pada awal Maret 2020 yang lalu, seluruh ketua rukun warga dan rukun tetangga di Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, langsung dikumpulkan oleh lurah setempat. Salah satu keputusan yang diambil adalah segera melakukan penutupan seluruh akses jalan ke kelurahan itu dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Penutupan jalan juga dikoordinasikan dengan Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Roa Malaka.
“Langkah tersebut dilakukan karena mobilitas di kelurahan Penjaringan cukup tinggi. Di sana ada tol, ada stasiun kereta, dan sebagainya. Ini yang cukup kita waspadai dan saya kira bisa dikatakan daerah yang cukup rentan karena berbatasan langsung dengan Kelurahan Penjaringan itu,” kata Yusri Abdillah, Ketua RW 03, Kelurahan Roa Malaka, kepada detikX pekan lalu, di Roa Malaka.
Menurut Yusri, pembatasan akses keluar masuk Roa Malaka itu bertujuan untuk mempersempit potensi penyebaran virus corona. Penutupan akses itu terbukti mengurangi ruang gerak warga dan penyebaran virus corona. Hingga kini, RW 03 menjadi salah satu RW yang masih berstatus hijau, yang berarti terbebas dari penularan virus corona. Kelurahan Roa Malaka sendiri saat ini juga termasuk kelurahan yang masih bertahan dari paparan virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China, tersebut.
Roa Malaka bersama empat kelurahan lainnya di DKI Jakarta masih terbebas dari COVID-19. Roa Malaka adalah satu-satunya kelurahan yang berada di daratan Jakarta. Keempat kelurahan lainnya terletak di Kepulauan Seribu, yakni Kelurahan Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulang Panggang, dan Pulau Harapan. Dikutip dari situs corona.jakarta.go.id, hingga Selasa, 16 Juni 2020, angka positif corona di Jakarta mencapai 9.092. Korban meninggal dunia sebanyak 583 orang dan yang sembuh sebanyak 4,329 orang. Kasus-kasus positif corona itu tersebar di 262 kelurahan.
Tentu saja penutupan jalan tidak cukup. Setiap waktu ketua RT di Roa Malaka diminta agar terus mengimbau warga untuk menjaga kesehatan. Bila ada yang sakit, maka harus segera dibawa ke klinik. Setiap hari, penyemprotan disinfektan dilakukan baik oleh pemerintah tingkat kelurahan, RT/RW, maupun Karang Taruna. Penyemprotan dibantu juga oleh dinas pemadam kebakaran yang ada di Roa Malaka. Tidak lupa pula aneka imbauan kepada warga, seperti selalu mengenakan masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga kebersihan lingkungan. Menurut Yusri, warga di Roa Malaka umumnya patuh terhadap imbauan pemerintah.
“Jadi pada intinya masyarakat di kelurahan Roa Malaka khususnya RW 03 ini cukup antisipasi menjalankan himbauan pemerintah dalam memutus mata rantai covid-19 ini. Saya juga berterima kasih kepada masyarakat RW 03 yang tetap mengikuti himbauan pemerintah terkait ini. Alhamdulillah mungkin langkah-langkah tersebut yang membuat RW 03 ini masih menjadi zona hijau,” kata Yusri.
Pada saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, menurut Yusri, pihaknya juga langsung bermusyawarah dengan tokoh-tokoh agama setempat. Hal itu untuk menjalin pengertian soal ditutupnya tempat-tempat ibadah untuk sementara waktu. Seluruh tokoh agama pun memahami. Alhasil pada saat Ramadhan warga beribadah di rumah mereka masing-masing. Warga pun menggelar salat Ied di rumah pada Hari Raya Idul Fitri. Masjid baru dibuka ketika Pemprov DKI Jakarta menerapkan PSBB Transisi.
“Kemarin mendekati musim mudik juga alhamdulillah disini tidak ada yang mudik ya. Kita tetap patuh mengikuti anjuran pemerintah agar tetap di rumah. Bukannya kita menakut-nakuti tapi beberapa warga yang ingin mudik kita beri masukan agar tidak mudik karena kalau mudik kemungkinan besar tidak bisa kembali ke Jakarta lagi,” katanya. Bagi pendatang baru di Roa Malaka, maka harus bisa menunjukkan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) Jakarta.
Simon Arfandi, Lurah Roa Malaka
Foto : Syailendra Hafiz Wiratama/detikX
Lurah Roa Malaka, Simon Arfandi menandaskan, kesamaan pemahaman antar pihak di Kelurahan Roa Malaka adalah hal pertama yang dilakukan untuk menghadapi virus corona. Sebab, ketika pemahaman semua pihak tersebut sudah sama, maka kebijakan-kebijakan selanjutnya untuk mencegah virus itu dapat dilakukan dengan baik dan efektif.
“Harus ada kesamaan kesepahaman dulu, bahwa kita di Roa Malaka ini sedang menghadapi COVID-19 dan pada umumnya di Jakarta. Jadi kita sepaham dulu, mengerti dulu apa ini COVID-19, bagaimana menghadapinya. Jadi kita edukasi sehingga di kepalanya sudah ada isinya sehingga mereka bisa bersama-sama dengan mereka,” kata Simon kepada detikX, pekan lalu.
Menurut Simon, kunci dari pencegahan virus corona ini adalah tidak bosan untuk mengingatkan warga agar mematuhi aturan PSBB dan menjaga kesehatan. “Termasuk saat ini sedang kita lakukan lagi penertiban PSBB Transisi. Tiga hari ini kita lakukan di Pasar Pagi bersama TNI/Polri dan tokoh-tokoh masyarakat yang bergabung. Kita sampaikan berulang-ulang penyuluhan di sana untuk penggunaan masker, physical distancing, dan protokol kesehatan lainnya,” ungkap Simon.
Namun, peran yang terpenting dari pencegahan corona di Roa Malaka adalah Gugus Tugas yang dibentuk di setiap RW. Merekalah yang menjadi garda terdepan untuk menyadarkan dan menjaga kedisiplinan masyarakat demi mencegah penularan corona. “Kepada gugus tugas tingkat RW itu kita lakukan penyuluhan dan edukasi sampai mereka memahami dan mengerti seperti gejala, dan cara pencegahannya. Kalaupun ada satu dua yang belum paham-paham, terus kita ulang-ulang edukasinya,” pungkasnya.
Reporter: Syailendra Hafiz Wiratama
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim