INTERMESO

Thanos Snap
'Penakluk' Corona

“Harapan saya dengan Thanos Snap, semoga ada keajaiban virus corona ini juga dapat hilang dari muka bumi ini selama-lamanya.”

Ilustrasi: Edi Wahyono

Senin, 30 Maret 2020

Ilmuwan di seluruh penjuru dunia kini tengah berburu dengan waktu untuk menciptakan pemusnah virus Corona atau COVID-19. Tak mau tinggal diam dan berpangku tangan, Edbert Andika Putra juga menawarkan solusinya. Edbert menciptakan ‘Thanos Snap’ yang digadang gadang bakal melenyapkan Corona. Di film Avengers: Infinity War, Thanos Snap berhasil melenyapkan separuh isi bumi hanya dengan jentikan jarinya.

“Harapan saya dengan Thanos Snap, semoga ada keajaiban virus Corona ini juga dapat hilang dari muka bumi ini selama-lamanya,” ujar Edbert.

Thanos Snap buatan Edbert bukan berisi enam Infinity Stones seperti di dalam film. Thanos Snap racikan Edbert ini merupakan minuman sehat yang terbuat dari campuran jahe, lemon, bunga telang dan chia seeds. Dengan latar belakang bekerja di hotel bintang lima, Edbert membuka kedai 1/3 Juice Bar di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Selatan. Menu spesial ini ia ciptakan semenjak wabah corona merebak.

“Saya ciptakan menu yang cost-nya nggak begitu mahal tapi berguna banget buat tubuh kita. Harganya terjangkau jadi mudah-mudahan semua orang bisa beli,” tutur Edbert. Sesuai dengan misinya untuk menghadirkan minuman sehat dengan harga miring. “Dari awal buka saya jual range harganya cuma Rp 13-15 ribu. Emang untungnya nggak banyak tapi bisa menyadarkan orang kalau hidup sehat nggak mahal kok. Apalagi di saat seperti ini, semua butuh asupan vitamin.”

Suasana di Juice Bar
Foto : dok Juice Bar

Minuman sehat bernama Thanos Snap ini juga Edbert buat dalam rangka berbagi untuk sesama. Seluruh keuntungan dari menu baru ini didonasikan dalam bentuk bagi-bagi jus gratis. Edbert membawa 100 gelas jus. Kegiatan bagi-bagi ini ia lakukan rutin setiap minggu.

“Bagi mereka yang kurang mampu. Kalau ada uang Rp 15 ribu pasti mereka lebih pilih makan nasi dari pada buah. Makanya saya terpikir kenapa nggak bagi-bagi jus saja,” tuturnya. Edbert juga mengajak teman-temannya untuk berdonasi dalam rangka aksi bagi-bagi jus ini. “Soalnya kalau mengandalkan keuntungan nggak gitu banyak, omzet lagi turun.”

Saya berharap di saat krisis seperti ini kita nggak egois, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan peduli kepada orang lain.'

Kondisi yang dialami Edbert sama seperti orang lain yang membuka bisnis F&B. Penurunan omzet yang cukup tajam ini terjadi setelah banyak kantor menerapkan sistem Work From Home. Ditambah lagi untuk mendukung himbauan physical distancing yang diterapkan pemerintah, Edbert tidak lagi menerima pengunjung untuk minum di tempat. Sementara beban operasional seperti biaya sewa dan gaji karyawan tetap berjalan. Satu-satunya solusi biar usaha mereka tetap berjalan yaitu dengan layanan pesan antar.

“Selama Corona ini omset menurun 40-50%. Kalau dulu sehari bisa terjual 100-150 gelas, sekarang kadang Cuma terjual 50 gelas, itu juga masih bingung ke depannya. Orderan online naik tapi yang dine in nggak ada. Orderan online dipotong komisi, keuntungan malah makin tipis,” keluh Edbert.

Selain ongkos operasional, Edbert juga mengeluhkan harga bahan baku yang terus bertambah. Seperti misalnya buah jambu yang harganya melambung karena musim demam berdarah. Biasanya Edbert membeli 1 kg jambu dengan harga Rp 15 ribu. Namun kini harganya naik satu kali lipat. “Tapi kan kita nggak bisa naikin harga, nggak masalah untung tipis, yang penting orang bisa minum minuman sehat,” ungkapnya.

Di tengah kondisi serba tak pasti ini, bukan hanya Edbert yang memulai aksi nyata untuk membantu sesama. Hal ini membuktikan bahwa budaya gotong royong kita belum punah. Paoli, pemilik kedai MoMam di Banjarwijaya, Kota Tangerang, juga menebarkan semangat yang sama. Semua berawal dari curhatan ojek online yang mengeluhkan pendapatannya menurun.

Paoli bagi-bagi menu untuk ojek online
Foto : Dok Paoli.

“Akhir-akhir ini ojek online yang datang ngeluh kalau orderan lagi sepi. Padahal mereka di situ full time dan keluarga bergantung dengan penghasilan mereka. Selama ini kita sangat terbantu dengan kehadiran para ojek online ini, kita nggak bisa tinggal diam,” tutur Paoli.

Paoli juga membuat menu Berbagi Bersama Driver Online. Menu Nasi Goreng Chicken Glaze seharga Rp 16 ribu ini bisa dibeli pelanggan untuk diberikan secara cuma-cuma kepada ojek online. Sementara untuk pelanggan yang total belanjaannya mencapai Rp 80 ribu, juga mendapatkan menu special untuk para driver.

“Yang kami berikan mungkin nggak seberapa. Tapi melihat reaksi mereka saya senang sekali. Mereka sampai terharu karena belum pernah dapat yang seperti itu,” katanya. Banyak pula UKM dan pemilik bisnis yang akhirnya terinspirasi untuk melakukan gerakan serupa. “Saya berharap di saat krisis seperti ini kita nggak egois, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan peduli kepada orang lain.”


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Luthfy Syahban

[Widget:Baca Juga]
SHARE