Ilustrasir::Edi Wahyono
Selasa, 25 Februari 2020Musim penghujan selalu mengundang sendu di hati Irma, bukan nama sebenarnya. Ketika rintik-rintik air mulai jatuh, Irma mengambil handphone miliknya dan memutarkan lagu favoritnya. Suara Andmesh Kamaleng, penyanyi yang melejit sejak menjuarai Rising Star Indonesia, perlahan terdengar.
Ku ingin saat ini, engkau ada di sini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Lagu berjudul Hanya Rindu ini diciptakan Andmesh ketika ia sedang berada di posisi terendah dalam hidupnya. Desember 2018 silam, Andmesh kehilangan sang Ibu untuk selamanya. Andmesh membuat lagu ini untuk mengungkapkan kerinduan kepada Ibunda. “Saya sering menangis mendengar lagu itu, terutama kalau saya lagi kangen sama Ayah” ucap Irma.
Berbeda dengan Andmesh, Irma telah lama kehilangan figur ayah dari hidupnya. Ibu Irma lah yang menceritakan kisah sedih ini ketika ia menginjak usia 12 tahun. Awalnya ibu Irma kerap menghindar dari pertanyaannya mengenai sosok ayah. Namun, sebagai orang tua, ia tak dapat terus mengelak dari putri semata wayangnya tersebut.
Ayah Irma belum sempat menggendong dan memeluknya. Ketika usia kandungan sang ibu baru mencapai tiga bulan, sang ayah pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Buah cinta mereka itu pun belum sempat diberi nama. Ayah Irma meninggalkan istrinya dalam kondisi tidak berdaya.
Ilustrasi
Foto : : istock
Sebelum mengandung, kedua orang tua Irma memang sering terlibat adu mulut. Penyebabnya karena usaha bengkel yang dijalankan ayah Irma tidak berjalan lancar. Lambat laun ia pun terlilit utang piutang. Rumah yang mereka kontrak di Surabaya pun harus dicicil dengan susah payah.
“Ayah ninggalin Ibu begitu saja tanpa sempat tahu kalau mereka sudah punya anak. Ibuku sempat cari ayah dan tanya-tanya ke saudaranya, tapi mereka pun nggak ada yang tahu ayah di mana. Ayah sama sekali nggak ngomong atau ninggalin pesan ke kita” ungkap Irma.
Ia hanya dapat mengenang sosok sang Ayah dari foto-foto pernikahan mereka yang sudah usang. Irma memiliki rambut yang tebal dan ikal, sama persis seperti Ayahnya. Sepeninggal ayahnya, sang ibu memutuskan untuk kembali ke kota asalnya di Semarang. Beruntung nenek Irma mau membantu membesarkannya. Untuk mencukupi kehidupannya yang serba pas-pasan, Ibu Irma berjualan kue di pasar. Hasil penjualannya bisa mengantarkan Irma kuliah di salah satu universitas swasta di Semarang. Hingga ia lulus dari jurusan akuntansi dan kini bekerja sebagai akuntan swasta.
Irma rupanya sempat bertemu dengan ayahnya ketika ia baru lulus kuliah. Irma melacak nama ayahnya di media media. Informasi mengenai ayahnya juga ia kumpulkan dari seorang kerabat yang masih mengenal ayahnya. Petunjuknya memang kurang jelas. Tapi keinginan Irma untuk bertemu ayahnya begitu kuat. Diketahui ayahnya kini berada di Jakarta. Irma pun berangkat ke Jakarta berbekal izin dari Ibunya.
“Awalnya Ibuku sempat nggak setuju. Ibuku bilang 'udahlah nak yang hilang nggak usah dicari lagi.' Tapi aku kepengen banget melihat sosok Ayah,” kata Irma yang kini sudah berusia 32 tahun.
Ilustrasi
Foto : istock
Dalam perjalanan menemui Ayahnya, Irma diliputi rasa campur aduk. “Ketakutan terbesar saya melihat reaksi Ayah nanti saat bertemu. Saya juga takut nggak bisa mengontrol emosi. Di satu sisi saya kecewa karena ayah pergi begitu saja. Tapi bagaimana pun dia tetap ayah kandung saya.”
Hati Irma langsung runtuh ketika ia bertemu ayahnya. Pertemuan itu tidak berjalan sesuai yang diharapkannya. Rupanya sang Ayah sudah memulai kehidupan baru bersama orang lain. Ayahnya melihat Irma dengan tatapan dingin dan menganggapnya tidak pernah ada.
Irma pulang dengan perasaan kecewa. Begitu pula dengan ibunya yang sudah mewanti-wanti untuk tidak mencari ayahnya. Namun, kehidupan terus berlanjut. Irma mulai melupakan kejadian pahit itu hingga bertemu dengan suaminya. Kini Irma sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang masih berusia tiga tahun.
“Sedih memang tapi saya nggak boleh larut dalam kesedihan,” tuturnya. Dalam hati kecil Irma masih ada keinginan untuk bertemu ayahnya dan menyelesaikan kesalahpahaman ini. “Mungkin saat itu Ayah juga kaget karena dia nggak tahu kalau ibu sudah mengandung. Rasanya kita perlu waktu untuk diskusi dari hati ke hati. Saya masih ingin bertemu ayah, tapi nanti kalau hati saya sudah siap lagi,” ungkap Irma.
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim