INTERMESO

Caleg Milenial Terpilih

Dari Pelana Kuda ke Kursi Dewan

“Aku ingin mendapatkan pahala karena bisa membantu orang (dengan politik).”

Foto: Zahlul Yussar (Dok Pribadi)

Selasa, 14 Mei 2019

Zahlul Yussar baru genap berusia 23 tahun pada Maret lalu. Namun warga Kali Tengah, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, itu terbilang sukses menjalankan aneka bisnis di daerah tempat tinggalnya, mulai bengkel otomotif, elektronik, hingga bisnis lembaga pendidikan.

Tak hanya mampu mengembangkan jiwa wirausahanya, Zahlul kini makin moncer setelah berkiprah di dunia politik. Lajang yang lahir pada 3 Maret 1996 itu berhasil duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah lewat Pemilu Legislatif 2019.

Caleg muda dari Partai Demokrat ini bahkan mendapatkan suara terbanyak di Daerah Pemilihan Sidoarjo II, yang meliputi Kecamatan Tanggulangin, Candi, Porong, dan Jabon. Sebanyak 13.084 suara dikantongi Zahlul dan berhasil mengantarkannya ke kursi Dewan.

Perolehan suara itu mengalahkan sejumlah politikus senior lainnya di dapil panas tersebut. Ia pun tercatat sebagai salah satu caleg termuda di Jatim. “Dapil saya ini ada incumbent-nya 12 orang dan diambil sebanyak 8 kursi. Para senior semua,” kata Zahlul saat berbincang dengan detikX, Kamis, 9 Mei 2019.

Sementara kebanyakan politikus muda gampang berkibar karena orang tuanya tokoh politik atau pejabat top di suatu daerah, tidak dengan Zahlul. Ia berasal dari orang tua yang keduanya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Sidoarjo.

Itu kan juga ada dari sponsor-sponsor juga yang membantu saya. Jadi saya tidak mengeluarkan banyak.”

Zahlul adalah anak bungsu pasangan Hudiono dan Muzzay Ningsih. Sang ayah tercatat sebagai Kepala Biro Kesejahteraan dan Sosial. Sedangkan sang ibu bekerja di Kantor Agama di Sidoarjo. “Background keluarga saya tidak ada yang berasal dari Demokrat,” katanya.

Namun pencapaian Zahlul di dunia politik diraih dalam waktu cukup singkat. Baru setahun lalu Zahlul bergabung dengan Demokrat, partai besutan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Zahlul menjadi pengurus Muda-mudi Demokrat atas ajakan kakak tingkatnya di kampus, Bayu Airlangga.

Airlangga tak lain adalah menantu Ketua DPD Demokrat Jatim, yang juga mantan Gubernur Jatim Soekarwo (Pakde Karwo). Zahlul pun sempat diajak bertemu dengan Pakde Karwo dan sering diberi semangat untuk berkiprah di politik.

Zahlul Yussar berpose dengan keluarga.
Foto: Dok Pribadi

Tak berselang lama, muncul tawaran dari Demokrat agar Zahlul mencalonkan diri menjadi anggota DPRD. Namun tak mudah bagi Zahlul membuat keputusan maju atau tidak menjadi anggota Dewan. Sebab, ibunya melarang.

“Awalnya, terutama Mama saya tidak disetujui saya terjun ke dunia politik. Karena banyak berita tentang politik yang negatif, ada yang korupsi dan lain-lain,” ujar Zahlul.

Lagi pula sang ibunda khawatir, dirinya nyaleg tidak dengan modal besar, pasti kalah dari caleg-caleg lain yang sudah enteng modal. Hampir setiap hari Zahlul mengaku berusaha meyakinkan orang tuanya untuk mendapatkan restu.

“Aku ingin mendapatkan pahala karena bisa membantu orang (dengan politik). Saya mencoba meyakinkan lagi, politik nggak kayak pemikiran orang tua. Setiap hari saya berusaha meyakinkannya,” tuturnya.

Bagi Zahlul, menjadi anggota DPR adalah jalan terbaik untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Ia memberi contoh, di Sidoarjo lapangan pekerjaan sangat kurang, sementara ke depan jumlah usia muda bertambah.

“Di Jatim ini, lulusan SD itu ada 75 persen. Jadi, semenjak SD sudah putus sekolah. Akhirnya tidak mendapat lapangan pekerjaan, akhirnya berbuat hal-hal yang negatif. Saya sebagai pengusaha juga ingin membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya,” katanya.

Setelah mendapat lampu hijau dari keluarga, Zahlul pun mendaftar sebagai caleg DPRD Sidoarjo dari Demokrat pada Agustus 2018. Tekadnya menjadi anggota DPRD kian membara setelah bertemu dengan cawapres yang diusung Demokrat, Sandiaga Uno, pada Januari 2019.

“Pak Sandi memberikan motivasi kepada saya, untuk semua itu harus berusaha dengan terus. Jangan pernah menyerah. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Akhirnya bulan Januari saya baru turun ke masyarakat,” terang dia.

Karena mulai sibuk turun ke lapangan, Zahlul pun akhirnya meninggalkan sementara hobinya memacu kuda. Hobi itu sudah digelutinya sejak SMA. Beberapa kali Zahlul menyabet gelar juara dalam kompetisi berkuda.

Zahlul berada satu panggung dengan Sandiaga Uno ketika berkampanye di Sidoarjo
Foto : Facebook

Zahlul mulai berfokus mendekati pemilih selama masa kampanye berlangsung. Ia antara lain memberikan voucher gratis kepada masyarakat untuk ikut bimbingan belajar di lembaga pendidikan yang didirikannya.

Kemudian ia juga memberikan kesempatan kepada anak-anak muda di Sidoarjo untuk berlatih menjadi mekanik di tiga bengkel mobilnya dan memberikan servis gratis di bengkel tersebut. Ia juga melatih keterampilan servis elektronik di toko ponselnya.

Menurut Zahlul, rencananya, fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada masyarakat tersebut bakal terus berlanjut di masa mendatang, tidak hanya untuk keperluan promosinya sebagai caleg dalam Pileg 2019.

“Saya melihat caleg ini, masyarakat sudah banyak yang dibohongi oleh janji-janji manis. Maka dari itu, program saya itu kan bukti dan bisa kita miliki dan pakai. Masyarakat langsung menyatu dengan kita. Kalau sudah mengenal calegnya, kan bisa langsung dicoblos,” cetus Zahlul.

Terbukti dengan cara itu dalam waktu yang relatif singkat Zahlul bisa mengambil hati masyarakat di dapilnya. Ia pun meraih suara yang cukup besar. Tak hanya itu, ia bisa menyingkirkan para caleg gaek di Sidoarjo.

Tidak lupa Zahlul berkonsultasi dengan tokoh politik yang telah berpengalaman. Dengan begitu, ia menjadi lebih paham tentang politik serta bagaimana menyerap aspirasi masyarakat yang membutuhkan. “Kedewasaan juga bertambah. Agama semakin bagus. Harus zikir terus.”

Disinggung mengenai dana yang dihabiskannya untuk nyaleg, Zahlul malu-malu mengungkapkannya. Namun ia mengaku sudah melaporkan dana kampanyenya sekitar Rp 10 juta kepada Komisi Pemilihan Umum.

“Waduh, kalau itu (dana kampanye) saya nggak ngitung. Cuma memang kalau lagi kampanye harus kita laporkan. Kurang-lebih Rp 10 juta. Itu kan juga ada dari sponsor-sponsor juga yang membantu saya. Jadi saya tidak mengeluarkan banyak,” ujar Zahlul.


Reporter: Gresnia Arela F
Redaktur: M Rizal
Editor: Irwan Nugrogo

[Widget:Baca Juga]
SHARE