Cris Cyborg berfoto bersama calon lawannya, Leslie Smith, pada 2016
Foto: GettyImages
Senin, 4 Juni 2018Nama aslinya Cristiane Justino Venâncio. Tapi di atas ring, dia lebih dikenal sebagai Cris Cyborg. Namanya nangkring di urutan teratas daftar petarung perempuan mixed martial arts (MMA) versi ESPN Pound for Pound beberapa pekan lalu. Rekor bertarungnya memang sangar betul, sangat mengesankan.
Dari 22 kali bertarung di atas ring, 20 kali menang, hanya sekali kalah, dan sekali pertarungannya dihentikan wasit sebelum berakhir. Sebagian besar lawannya, 17 di antaranya, tak sanggup bertahan sampai bel terakhir. Kekalahan Cris, pertama dan satu-satunya, terjadi persis 13 tahun lalu. Setelah kekalahan itu, seperti namanya, Cyborg, Cris melindas semua lawan-lawannya.
“Tak banyak petarung perempuan yang sanggup memukul knock out lawannya…..Tapi aku memukul KO semua lawanku,” kata Cris, kini 32 tahun, kepada ESPN, setahun lalu. Dia tak asal omong besar. Dari sepuluh lawan terakhirnya, hanya tiga orang yang sanggup melewati tiga ronde. Dan hanya satu petarung, yakni Holly Holm, yang bertahan hingga bel terakhir berbunyi. Di kelas featherweight MMA atau kelas bulu, Cris tak ada lagi lawannya.
Meski sudah 13 tahun jadi ‘ratu’ tanpa lawan di kelas bulu, tapi sabuk juara Ultimate Fighting Championship (UFC), baru setahun melingkar di pinggang Cris. Manajemen UFC memang baru ‘membuka’ titel juara kelas bulu menjelang akhir 2016. Cris dan tim pelatihnya menuding UFC sengaja menganaktirikan petarung kelahiran Curitiba, Brasil, itu.
Cris Cyborg
Foto : GettyImages
“Mereka memang tak pernah menghargaiku,” kata Cris, sewot. Pantas dia sewot sebab lima tahun sebelumnya, UFC sudah ‘membuka’ kelas bantam. Juara pertamanya adalah Ronda Rousey, petarung asal Amerika Serikat. Jason Parillo, salah satu pelatih Cris, menduga Ronda Rousey ini lah anak emas UFC dan ‘penyebab’ telatnya kelas bulu diakui UFC. “Ronda Rousey lah penyebab penundaan itu. Seratus persen, itu adalah Ronda Rousey,” ujar Parillo.
Selama hampir tiga tahun, dari Desember 2012 hingga pertengahan 2015, Rousey merupakan pemegang sabuk juara kelas bantam UFC. Punya seorang bintang seperti Ronda Rousey, Tito Ortiz, pelatih Cris menduga, UFC tak butuh lagi seorang juara dari Brasil. Padahal jika diadu, Ortiz yakin, Ronda bukan lawan seimbang bagi Cris. “Cris bakal menumbangkan Ronda. Pertarungan itu bakal selesai dalam satu ronde,” kata Ortiz penuh percaya diri.
Ortiz memang sudah sangat mengenal anak didiknya itu. Dia bertemu pertama kali dengan Cris pada 2008. Kala itu Cris datang bersama suaminya, Evangelista ‘Cyborg’ Santos, ke sasana milik Ortiz di Big Bear, California. Santos naik ring dan berlatih tanding melawan istrinya. “Mereka saling tendang, baku pukul….Santos menendang kepala istrinya dan kena. Cris sedikit terhuyung dan maju lagi. Aku benar-benar tercengang,” Ortiz menuturkan.
Gelar demi gelar direbut Cris. Pada 2009, majalah olahraga Sport Illustrated memilih Cris sebagai Female Fighter of the Year setelah menumbangkan Gina Carano dan merebut sabuk juara kelas bulu StrikeForce Championship. Empat tahun kemudian, sabuk gelar juara Invicta FC Championship dia rengkuh. Tapi tak berarti jalan karir Cris semulus dan selurus jalan tol Jagorawi. Pada 2013, dia tersandung kasus doping. Demi menurunkan berat badan, atas saran seorang teman, Cris mengkonsumsi obat terlarang stanozolol. “Aku membuat satu kali kesalahan. Aku salah dan aku sudah membayarnya,” kata Cris. Lantaran doping itu, Cris dilarang naik ring selama setahun.
Cris Cyborg lawan Gina Carano pada tahun 2009
Foto : GettyImages
Setelah merontokkan perlawanan petarung asal Rusia, Yana Kunitskaya, pada bulan Maret lalu, pada ronde pertama, hanya satu lawan yang kini jadi incaran Cris yakni Amanda Nunes, pemegang sabuk juara kelas bantam UFC. Nunes yang umurnya dua tahun lebih muda dari Cris Cyborg punya catatan lumayan juga : 20 kali bertarung, 16 kali menang, 11 di antaranya menang KO. Salah satu lawan yang terkapar dihajar Nunes adalah Ronda Rousey.
“Aku sekarang menunggu Amanda…Dia sudah menghubungiku dan aku ingin bertarung melawan dia,” kata Cris, dikutip Guardian, dua bulan lalu. Jika benar terjadi, menurut Dana White, Presiden UFC, maka ini bakal menjadi pertarungan dua bintang besar di atas ring UFC. “Cris ingin bertarung, Nunes juga menginginkannya, dan aku pun juga menginginkan pertarungan itu,” kata White. Tinggal satu soal, mereka ada di dua kelas yang berbeda.
* * *
Sejak Januari lalu, Ronda Rousey, 31 tahun, sudah memutuskan untuk meninggalkan ring MMA dan beralih ke arena WWE (World Wrestling Entertainment). Namun Rousey selalu dikenang sebagai mega bintang perempuan di atas ring UFC. Sampai sekarang, Rousey masih memegang rekor petarung perempuan juara UFC terlama : 1074 hari.
Cris Cyborg boleh punya rekor lebih hebat dan mengesankan di ring MMA. Tapi Rousey lah bintangnya. Menurut catatan majalah Forbes dan Celebrity Net Worth, Rousey merupakan satu-satunya petarung MMA perempuan yang masuk daftar 20 petarung MMA paling tajir tahun ini. Ronda Rousey ada di urutan ke-13 dengan kekayaan US$ 13 juta, sekitar Rp 180 miliar. Ronda Rousey memang bukan sekadar petarung MMA, tapi dia juga seorang bintang film. Dia sudah beberapa kali bermain dalam film, di antaranya The Expendables 3, Furious 7, dan serial Entourage. Buku yang ditulisnya juga laris manis dan bakal diangkat ke layar lebar.
Padahal siapa menyangka, Ronda Rousey nyaris mati saat lahir. Bayi Ronda mesti bertarung melawan maut supaya tetap hidup. Dia lahir dengan tali pusar melilit leher. “Skor Apgar-ku nol,” Ronda menulis dalam bukunya, My Fight / Your Fight. Skor Apgar adalah skor untuk menilai kesehatan bayi yang baru lahir. Skor Apgar nol ditunjukkan dengan warna kulit membiru dan denyut jantung tak terdeteksi. Menurut dokter yang menanganinya, dalam banyak kasus, bayi seperti Ronda sulit tertolong. “Tapi bayi ini luar biasa gigihnya. Dia jelas seorang petarung.”
Satu hal yang tak pernah diajarkan ibuku adalah bagaimana menerima kekalahan”
Ronda Rousey, mantan juara UFC Ronda Rousey, kanan
Foto : GettyImages
Bertahun-tahun kemudian, Ronda jatuh cinta pada judo. Mungkin darah itu mengalir dari ibunya. Ibunya seorang dosen, tapi juga mantan juara dunia kejuaraan judo pada 1984. Sejak dia masih kecil, menurut Ronda, ibunya selalu menerapkan standar tinggi bagi anak-anaknya dalam segala hal, baik di sekolah, maupun dalam kejuaraan olahraga. Kekalahan bukan hal biasa bagi keluarga itu. “Satu hal yang tak pernah diajarkan ibuku adalah bagaimana menerima kekalahan,” kata Ronda, sebulan, dikutip Los Angeles Times.
Di arena judo, Ronda punya prestasi lumayan juga. Pada 2004, Ronda menjadi atlet judo termuda saat berlaga di Olimpiade Athena. Ronda yang masih 17 tahun gagal membawa pulang medali. Tapi empat tahun kemudian, dia kembali ke arena Olimpiade dan meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing. Dia menjadi atlet judo perempuan Amerika Serikat pertama yang meraih medali dalam Olimpiade.
Ibunya yang memperkenalkannya dengan judo, ibunya pula yang memperkenalkan Ronda dengan MMA. Bermodal teknik judo yang sangat dia kuasai, karir Ronda di ring MMA cepat sekali meroket. Satu setengah tahun setelah menjadi petarung profesional, Ronda berhasil merebut sabuk juara kelas bantam UFC. Hingga ditaklukkan oleh Holly Holm pada November 2015, Ronda tak terkalahkan. ‘The unbreakable Ronda Rousey is the world's most dominant athlete’, itu lah judul artikel di majalah Sport Illustrated yang terbit pada pertengahan 2015.
Pada akhirnya, setelah tujuh tahun, setelah namanya turut membesarkan UFC perempuan, Ronda lompat ke arena WWE. “Ini lah hidupku sekarang,” kata Ronda.
Reporter/Penulis: Pasti Liberti
Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Luthfy Syahban