Ilustrasi : Edi Wahyono
Masih dua bulan lagi Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris akan mengakhiri status lajangnya dengan menikahi Meghan Markle, bintang film dari Amerika Serikat. Tapi, jauh-jauh hari, orang-orang sudah bertanya-tanya, apakah pernikahan mereka bakal langgeng?
Pernikahan Harry, Kerrie Erwin meramal, akan bernasib sama seperti orang tuanya, Pangeran Charles dan Putri Diana. Juru nujum dari Sydney, Australia, itu meramal usia pernikahan mereka hanya akan bertahan paling lama lima tahun. Kehadiran anak pun tak bisa menolong pernikahan Harry dan Meghan.
“Aku merasa akan muncul banyak masalah pribadi di antara mereka, karena keduanya punya kepribadian sangat kuat,” kata Kerrie, dikutip Mirror, akhir Desember 2017. Sejak kecil, Kerrie mengaku bisa melihat makhluk lain dan berbicara dengan roh halus. “Aku berharap yang terbaik untuk mereka. Tapi sepertinya kondisinya tak terlalu bagus.”
Benar atau meleset ramalan Kerrie, siapa yang tahu. Masuk akal atau tidak, nyatanya banyak orang yang datang kepada peramal untuk menerawang apa yang terjadi dalam hidup mereka pada masa mendatang. Tak aneh jika ‘profesi’ ini tak pernah ada matinya.
Madam Arra
Namanya Dita. Umur 34 tahun. Dia seorang ibu rumah tangga di Jakarta. Sekitar dua tahun lalu, rumah tangganya limbung diterpa badai. Dita curiga terhadap kelakuan sang suami. Dia galau berat, tak tahu apa yang mesti dilakukan. “Aku penasaran pada suami…. Antara curiga dan nggak curiga,” Dita—dia berkeberatan memberikan nama lengkap—menuturkan kepada detikX beberapa hari lalu.
Alih-alih menyewa jasa detektif swasta untuk mencari bukti atau pergi ke penasihat perkawinan, Dita malah datang ke Primaswara Wijisayekti, seorang peramal. “Ternyata, dari bukaan Madam Arra, nggak seperti yang saya curigai selama ini. Yang bikin risau hanya pemikiran negatif saya,” kata Dita. Walhasil, curiganya hilang, selamatlah bahtera rumah tangga Dita.
Primaswara alias Madam Arra, kini 42 tahun, dulu sebenarnya orang kantoran. Dia berkuliah di jurusan ekonomi keuangan, pernah bekerja sebagai account executive di Kompas.com, dan beberapa kali berpindah kantor. “Saya baru memutuskan serius di bidang ini mulai 2007,” ujar Madam Arra kepada detikX. Sekarang, selain melayani konsultasi pribadi, dia punya kantor di gedung Wimo, Kemang, Jakarta Selatan. Kliennya tak cuma ibu-ibu galau, artis, atau pengusaha di Jakarta, tapi juga datang dari luar Jakarta. Bahkan ada pula klien perusahaan.
Urusan ramal-meramal ini memang bukan hal baru bagi Arra. Sejak masih SMA, dia sudah jadi penujum untuk teman-temannya dengan membaca garis tangan. Menurut Madam Arra, dia tak punya guru untuk ‘ilmu’ meramal ini. “Saya otodidak,” kata dia. Dia juga mengklaim memang punya ‘bakat’ khusus. “Dari kecil memang sudah ada gift, tinggal diasah saja.”
Berkat kartu tarot, Arra sempat ikut sejumlah lomba di pelbagai negara. Pada 2011, dia terpilih sebagai Guru Asia 2011 dalam kompetisi tahunan para peramal se-Asia, Horo Live Event Season 2, di Bangkok, Thailand. Dua tahun kemudian di Ukraina, dia menyabet Top 6 International Psychic Challenge.
Aku tak punya niat memberikan harapan palsu. Aku memberikan kebenaran, tak peduli kalian suka atau tidak.”
Miki Corazza, peramal dari KanadaMadam Arra
Madam Arra sangat paham, ada orang yang berpandangan negatif dengan peramal seperti dia. “Saya kan muslim, pasti banyak yang bilang ini musyrik. Tapi Tuhan kasih kelebihan dan talenta untuk umatnya. Kalau Tuhan sudah kasih gift dan saya tidak manfaatkan sebaik mungkin, saya juga salah.” Soal ramalannya, Madam Arra mengingatkan, hanya peringatan, bukan sesuatu hal yang pasti terjadi dan tak bisa diubah. “Ramalan tarot itu nggak saklek, masih bisa diubah, tergantung masing-masing orang,” kata dia.
* * *
Namanya peramal, susah untuk mengukur seberapa hebat ‘ilmu’-nya, seberapa akurat penerawangannya. Tak ada sekolahnya, tak ada kursusnya, juga tak ada lembaga untuk menguji kemampuannya. Walhasil, siapa saja bisa mengaku punya kemampuan menerawang masa depan.
Celia Mitchell, kini 40 tahun, pernah bekerja sebagai peramal di Ninth Avenue, Manhattan, Amerika Serikat. Suatu hari pada 2009, ada seorang klien datang berkonsultasi. Celia, yang mengaku punya kemampuan berkomunikasi dengan ‘dunia lain’, mengatakan kepada orang itu bahwa ada ‘roh-roh gelap’ yang selalu membayanginya, membuat kebahagiaan selalu menjauhi dia.
Celia menawarkan jasa untuk mengusir roh-roh gelap itu. Tapi ada ‘ongkos’-nya, antara lain jam tangan Rolex yang harganya ratusan juta rupiah dan uang tunai hampir sama nilainya. Total, sang klien harus membayar US$ 159 ribu atau sekitar Rp 2,2 miliar untuk biaya mengusir ‘roh jahat’ itu. Apakah benar ada roh jahat yang selalu membayanginya?
Madam Arra
“Semua itu hanya tipuan,” ujar Celia kepada New York Times dua tahun lalu. Pada 2014, Celia ditangkap dan dijebloskan ke penjara setelah terbukti menipu klien-kliennya. Apakah para peramal itu palsu? Dia menjawab singkat, “Yes”. Sejumlah mantan peramal yang berakhir di penjara memberikan pengakuan sama dengan pernyataan Celia, di antaranya Sylvia Mitchell dan Betty Vlado.
Setahun lalu, Toronto Star bersama Sekolah Jurnalistik di Ryerson University menulis hasil investigasi mereka terhadap sejumlah peramal di Kanada. Jack merupakan pelanggan setia salah satu peramal di Toronto. Pada 2006, dia mengalami depresi setelah ayahnya meninggal. Sial datang bertubi-tubi. Dua tahun kemudian, rumah tangganya berakhir dan dia harus berebut hak asuh anak di pengadilan.
Pada 2012, Jack sudah siap menikah kembali, tapi perkawinan itu batal di detik-detik terakhir. Tapi kesialannya belum tuntas. Empat tahun lalu, dia dipecat dari perusahaannya. Putus asa dengan hidupnya, Jack mendatangi peramal. Dia berharap peramal bisa mengusir semua kesialannya. Tapi bukan keberuntungan yang dia dapat. Duit dan hartanya malah terkuras habis untuk membayar peramal itu.
Sudah banyak kasus seperti Jack dan Celia yang terungkap, tapi bisnis ramal-meramal ini tak pernah surut. Di Korea Selatan dan Amerika Serikat, nilai bisnis penerawangan ini ditaksir puluhan triliun rupiah dalam setahun. Survei Gallup pada 2005 juga menemukan fakta, satu dari empat orang di Kanada dan Amerika Serikat tetap percaya pada orang-orang yang punya ‘kemampuan tak biasa’ itu.
Madam Arra
“Aku tahu ini terdengar amat konyol. Bagaimana mungkin aku bisa jatuh ke lubang seperti itu,” Jack menuturkan kepada Toronto Star. Menurut Jack, bukan hanya kondisi mentalnya kala itu sangat buruk yang membuat dia bisa habis-habisan membayar peramal. “Mereka punya kemampuan sangat bagus dalam meyakinkan aku.”
Miki Corazza, peramal kondang yang mengaku benar-benar punya kemampuan tak biasa, jengkel juga terhadap banyaknya orang yang mengaku punya kemampuan menujum. “Ada orang-orang dalam bisnis ini yang tak punya kemampuan dan ada pula orang-orang seperti aku yang memang punya bakat…. Aku tak punya niat memberikan harapan palsu. Aku memberikan kebenaran, tak peduli kalian suka atau tidak,” ujar Miki.
Reporter/Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Luthfy Syahban