INTERMESO

Anjing-Anjing Pemburu Bandar Narkotika

BNN punya 50 anjing pengendus narkotika. Didatangkan dari Belanda.

Pongki bersama pawangnya Cep Aip.

Foto-foto : Agung Pambudhy

Sabtu, 30 Desember 2017

Meski sudah lewat tengah malam Tara dan Pongki masih belum bisa istirahat. Tugas lain sudah menunggu mereka. Selepas razia di sebuah rumah toko yang dijadikan diskotek dan tempat karaoke di kawasan Kalijodo, keduanya bergegas dibawa ke Diskotek MG International Club di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Saat instruksi datang, Tara dituntun masuk pawangnya Dwi Yulianto. Anjing jenis German Shepherd itu diajak naik ke lantai dua. Sampai di lantai tersebut Tara berputar-putar seperti kebingungan.  “Dia dilatih cari satu titik sumber bau, tapi karena sumber baunya memenuhi ruangan, Tara muter-muter,” ujar Dwi kepada detikX beberapa hari lalu. Tara yang baru saja ikut menggeledah diskotek dan tempat karaoke di Kalijodo terlihat kelelahan.

Pongki yang masih cukup segar menggantikannya. Dua pawang Pongki, Cep Aip dan Bagus membawa anjing ras Labrador itu ke lantai 3 dan 4. “Ruangan-ruangan gelap karena listriknya sengaja dimatikan,” ujar Cep Aip. Lantai-lantai tersebut juga berantakan dan banyak pecahan beling di lantai. Sama seperti Tara, Pongki anjing berbulu putih dari Unit K-9 Badan Narkotika Nasional (BNN) juga hanya berputar-putar.   

Rupanya setelah dilakukan penggeledahan lebih detail di lantai 4 tersebut ditemukan laboratorium yang berisi peralatan dan bahan-bahan baku untuk memproduksi ekstasi dan sabu. Penggerebekan diskotek MG International Club merupakan salah satu operasi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang melibatkan unit satwa K-9 yang berada di bawah Deputi Pemberantasan BNN.

Perawatan anjing K-9 BNN

Tara dan Pongki merupakan dua dari 50 anjing pelacak narkotika yang dimiliki BNN. Semua anjing tersebut didatangkan dari Eindhoven, Belanda, sekitar satu tahun lalu. Ada empat jenis anjing yang dibeli saat itu yakni Labrador, German Shepherd, Begian Molinois, dan Beagle. "Pembeliannya setelah melewati pertimbangan dan studi tertentu," ujar juru bicara BNN, Komisaris Besar Sulistiandriatmoko.

Bagaimana memotivasi anjing yang moodnya jelek atau lagi ngambek juga harus dikuasai"

Kepala Pawang Unit K-9 BNN, Didin Rosidin, yang turut menyeleksi di Belanda menuturkan jenis anjing yang dicari adalah tipe pekerja dan memiliki daya buru yang tinggi. "Kalau kita lempar mainan, anjing yang punya daya buru bagus akan cari memutar terus sampai ketemu. Sementara anjing yang daya burunya kurang cepat menyerah. Daya buru tidak bagus akan cepat bosan," ujar Didin. Tidak semua anjing dari empat jenis tersebut punya daya buru yang bagus. "Karena itu harus benar-benar diseleksi." 

Usia anjing yang dicari pun harus spesifik antara satu sampai satu setengah tahun. "Batas maksimalnya dua tahun," ujar Didin. Lewat dari dua tahun karakter anjing sudah terbentuk sehingga akan sulit dilatih sesuai kebutuhan. 

Setelah tiba di Indonesia dan masuk karantina, anjing-anjing itu dilatih di Direktorat Polisi Satwa Mabes Pori, Kelapadua, Depok. Mereka secara khusus dilatih untuk mendapatkan kualifikasi pendeteksi narkotika. Latihannya dengan permainan dan pemberian hadiah berupa makanan. "Kita tanamkan di pikiran anjing-anjing itu bau-bauan narkoba melalui main dan hadiah makanan," ujar Didin.

Bersama masuknya anjing dalam pelatihan, BNN pun merekrut 100 pawang. Pawang-pawang ini diasramakan dan langsung terlibat dalam pelatihan di Kelapa Dua, Depok. "Namanya makhluk hidup, butuh penyesuaian juga. Ada masa perkenalan. K-9 nggak bisa langsung dipakai kayak senjata. Anjing juga punya rasa. Rasa sayang, rasa sakit. Kalau sudah ada chemistry, kecocokan, baru bisa jalan," kata Didin.

Pongki anjing ras labrador bermain bersama 2 pawangnya Cep Aip dan Bagus

Dwi Yulianto membutuhkan waktu satu bulan lebih untuk bisa mengenali sifat-sifat Tara. "Tara anjing yang manja kalau lagi sakit," kata Dwi sambi tertawa. "Maunya dielus-elus terus." Tapi kalau sedang bertugas, Tara merupakan salah satu andalan BNN. Anjing berbulu kombinasi hitam dan cokat itu selalu melakukan pekerjaannya dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.   

Ketelitian anjing dalam melakukan pelacakan harus dibarengi dengan kejelian sang pawang. Anjing yang menemukan narkotika atau bahan pembuat narkotika akan menunjukkan melalui perubahan perilakunya. "Pawang harus bisa menerjemahkan perubahan perilaku anjingnya sekecil apapun. Tentu kemampuan ini bisa didapatkan melalui hubungan intens," kata Didin.

Pawang pun harus mengetahui kondisi suasana perasaan anjingnya sebelum bertugas. "Bagaimana memotivasi anjing yang moodnya jelek atau lagi ngambek itu juga harus dikuasai," ujar Didin. Begitu juga sang pawang harus peka melihat stamina anjingnya saat tugas. "Masa efektifnya anjing-anjing bertugas hanya selama 30 menit." 

Juru bicara BNN, Kombes (Pol) Sulistiandriatmoko menyatakan keberadaan unit K-9 yang diinisiasi Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso sangat strategis menunjang kinerja BNN memberantas narkotika. Beberapa penyelundupan narkotika yang lolos dari pengamatan visual bisa terdeteksi melalui penciuman anjing. "Hanya saja anggaran terbatas memang menjadikan anjing ini belum terdistribusikan ke seluruh provinsi. Masih terbatas di pusat," ujarnya.

Dalam pengembangannya, BNN memproyeksi semua kantor BNN sampai tingkat kabupaten dan kota memiliki minimal satu anjing pelacak. Sebagai awal beberapa provinsi yang memiliki tingkat kerawanan tinggi dalam penyusupan dan perdagangan narkotika akan mendapat prioritas.


Reporter/Penulis: Pasti Liberti
Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Luthfy Syahban

[Widget:Baca Juga]
SHARE