CRIME STORY

Durhaka Dhio Si Peracun Keluarga

Ia meracun ayah, ibu, dan kakaknya sendiri. Gara-gara diminta menanggung beban hidup keluarga.

Ilustrator: Edi Wahyono

Sabtu, 3 Desember 2022

Sudah hampir 15 tahun Sartinah bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman keluarga Abbas Ashar, 58 tahun, di Jalan Sudiro No. 2, Gang Durian, RT 10/RW 01, Dusun Prajenan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Selama bekerja di rumah mantan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Kementerian Keuangan, di Kabupaten Grobogan, itu, Sartinah melihat keluarga majikannya termasuk yang harmonis. Tidak pernah ada konflik.

Tapi tiba-tiba, pada Senin, 28 November 2022, sekitar pukul 07.00 WIB, Sartinah ditelepon dari anak kedua Abbas, Dhio Daffa Swadilla, 22 tahun. Putra kedua Abbas itu mengabarkan bahwa ayahnya dan ibunya (Heri Riyani, 54 tahun), serta kakaknya, Dhea Chairunnisa, 25 tahun, pingsan di kamar mandi. Sartinah pun terkejut bukan main. 

Sartinah, yang tinggal di kampung yang berbeda, itu lantas mengajak anaknya untuk segera menuju rumah majikannya. Tepat pukul 07.30 WIB, mereka tiba dan menyaksikan tubuh Abbas, Heri, dan Dhea tergeletak begitu saja di dalam kamar mandi yang berbeda.  

Sartinah sempat bertanya kepada Dhio tentang apa yang terjadi. Dhio hanya bilang ayah, ibu, dan kakaknya mual-mual dan muntah setelah minum teh hangat dan es kopi. Sartinah sempat berpikir, sebelumnya ketiga orang keluarga itu juga sempat dirawat di rumah sakit akibat keracunan es dawet beberapa hari sebelumnya. 

Lantas, Sartinah meminta anaknya dan Dhio untuk menggotong dan memindahkan tubuh Abbas, Heri, dan Dhea dari kamar mandi ke kamarnya masing-masing. Dhio pun menghubungi saudara ibunya, yaitu Agus Sutiarso, 66 tahun, dan Sukoco, 58 tahun. Keduanya adalah kakak kandung Heri. 

Begitu datang, mereka kaget melihat kondisi adik kandung, adik ipar, dan keponakannya tak berdaya di kamar tidur masing-masing. Mereka lalu berkomunikasi dengan kerabat lainnya untuk meminta izin membawa korban ke rumah sakit. Termasuk meminta izin kepada Dhio sebagai anak bungsu di keluarga itu.

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Agus sempat mengolesi minyak kayu putih kepada Heri. Dhio juga mengolesi minyak kayu putih kepada ayahnya, Abbas. Begitu juga Sartinah yang melakukan hal serupa kepada Dhea. Namun, usaha itu tak berhasil membangunkan mereka. Tubuh Abbas, Heri, dan Dhea tak bergerak sedikit pun. 

Rumah keluarga Abbas, korban pembunuhan sekelurga oleh anak laki-lakinya, Dhio, di Magelang, Jawa Tengah
Foto: Eko Susanto/detikJateng

Awalnya Abbas dan Dhea lebih dahulu dibawa ke Rumah Sakit Daerah Merah Putih, Magelang. Dhea dibawa belakangan karena menunggu ambulans. Menunggu beberapa menit, ambulans datang. Tapi, sebelum berangkat, Agus mendapatkan kabar yang menyedihkan. Nyawa Abbas dan Heri adik iparnya tak tertolong, meninggal dunia. 

Tak ingin kejadian serupa, Dhea pun segera dibawa ke rumah sakit. Tapi takdir Tuhan menentukan lain. Begitu sampai di rumah sakit, nasib Dhea sama, meninggal dunia. Pecah tangisan di rumah sakit pun terdengar. Curiga atas meninggalnya tiga orang dalam satu keluarga itu, keluarga lantas menghubungi Polsek Mertoyudan. 

Dalam hitungan menit, polisi dari Polsek Mertoyudan dan Polresta Magelang datang ke rumah sakit. Melihat kejanggalan kematian Abbas, Heri, dan Dhea secara bersamaan, polisi minta dilakukan autopsi. Awalnya upaya polisi ini ditentang oleh Dhio. 

Hasilnya, jenazah Abbas, Heri dan Dhea mengalami kerusakan parah pada organ tubuh bagian dalamnya, seperti otak, jantung, hati, paru, dan usus. "Tiga jenazah meninggal tidak wajar dan setelah kita autopsi semua minum air atau cairan yang ada racunnya, karena saluran napas atas, dari bibir sampai lambungnya ada merah seperti terbakar. Para korban meminum suatu zat beracun," kata Kepala Bidang Dokkes Polda Jateng, Kombes dr Sumy Hastry Purwanti, Selasa, 29 November 2022. 

Karena kuat dugaan ketiga korban mengalami keracunan, polisi segera mengamankan Dhio, Sartinah, Agus, dan Sukoco untuk dimintai keterangan. Setelah memintai keterangan para saksi, polisi menahan Dhio yang diduga kuat paling tahu penyebab kematian keluarganya. Ia pun digiring ke kantor Satreskrim Polresta Magelang. 

Sementara tim polisi lainnya bergerak menuju rumah Abbas. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara, polisi mengamankan barang-barang yang dianggap mencurigakan seperti gelas dan sendok. Barang-barang itu lalu diperiksa di Laboratorium Forensik Polda Jateng. Hasilnya, memang ditemukan sisa-sisa zat beracun. 

Sukoco, kakak kandung Heri Riyani, korban pembunuhan sekeluarga dengan racun di Magelang 
Foto: Eko Susanto/detikJateng

Setelah dicecar sejumlah pertanyaan penyelidik polisi, Dhio mengaku juga telah melakukan pembunuhan. Ia telah meracun ayah, ibu, dan kakak perempuannya sendiri. Tentu saja pengakuan ini mengejutkan Sartinah dan keluarga besar Abbas dan Heri, bahkan warga di kampungnya. 

Dhio tega menghabisi nyawa ayah, ibu dan kakaknya dengan racun, karena sakit hati. Ia yang masih menganggur itu merasa terbebani harus menanggung biaya hidup ayahnya yang baru pensiun pada Oktober 2022 lalu dan sering sakit-sakitan. Sementara kakaknya yang dianggap sudah bekerja sebagai karyawan kontrak di salah satu bank daerah di Magelang tak dibebani hal yang sama. 

"Muncul niat untuk menghabisi orang tua dan kakak kandungnya, sakit hati karena diberi beban untuk beban keluarga sehari-hari dan biaya obat," jelas Plt Kepala Polresta Magelang, AKBP Mochammad Sajarod Zakun, Selasa, 29 November 2022. 

Dhio membeli 100 gram zat racun sianida dan 10 gram arsenik melalu jasa penjualan online. Sebelum meracun keluarganya, benda mematikan itu ia sembunyikan di dalam mobil Toyota Kijang Innova K 17 DA. "Berdasarkan keterangan pelaku, pelaku membeli sendiri. COD (cash on delivery). Ada salah satu kurir yang belanja online di wilayah Magelang," jelas Sajarod keesokan harinya, 30 Novembet 2022. 

Sebelum meracuni ayah, ibu, dan kakaknya hingga tewas, Dhio sempat memberikan racun itu ke dalam minuman es dawet pada Rabu, 23 November 2022. Tapi rupanya racun itu kurang berfungsi optimal. Nyawa Abbas, Heri, dan Dhea bisa tertolong secara medis dan dinyatakan sembuh. 

Karena gagal, Dhio mengulang lagi dengan memasukkan racun ke dalam minuman teh hangat dan es kopi pada Senin, 28 November 2022. Kali ini ternyata racun sianida dan arsenik yang diraciknya berhasil membunuh orang-orang yang seharusnya ia paling sayangi dan kasihi dalam hidupnya.

Warga di lingkungan keluarga Abbas tinggal pun gempar. Mereka tak habis berpikir kenapa Dhio menjadi anak sedurhaka itu. Padahal selama ini keluarga Abbas dikenal baik. Setiap kegiatan sosial di kampunya keluarga itu sangat aktif. Keluarga itu jarang terdengar sering ribut dan lainnya. 

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun Soal Arsenik dan Sianida di Tubuh Sekeluarga Diracun di Magelang
Foto: Eko Susanto/detikJateng 

"Yo langsung lemes (saat Dhio ditangkap polisi). Ibu-ibu di RT itu begitu ada kabar langsung lemes semua," ujar Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono, seperti dikutip detikJateng, Selasa, 29 November 2022.

Eko yang memang tinggal di lingkungan RT sama dengan keluarga Abbas menjelakan, Dhio memang disebutkan pernah bekerja di sebuah BUMN. Begitu juga Dhea yang sempat menjadi karyawan kontrak di Bank Jateng. Dhio sebelumnya sempat mengukuti tes Akademi Militer selepas lulus sekolah menengah atas, tapi gagal.

Tapi, dari keterangan polisi dari pengakuan keluarga dan pelaku sendiri, Dhio masih menganggur. Dhio juga suka berbohong kepada orangtua dan tetangga bahwa ia bekerja di salah satu BUMN pada 2018-2021. Tapi begitu dikonfirmasi ke perusahaan tersebut, nama pria kelahiran tahun 2000 itu tak tercatat dalam data base karyawan. 

Dhio yang suka berbohong juga diakui pamannya, Sukoco, kakak kandung Heri. Menurutnya, keponakannya sempat mengaku bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI). "Ngakunya di PT KAI, tapi kenyataannya sendiri saya tidak tahu. Karena saya tidak pernah berkomunikasi dengan pelaku. SK-nya juga tidak ada," ungkap Sukoco.

Kini, polisi masih terus melakukan penyidikan dan mendalami motif sebenarnya Dhio membunuh orang tua dan kakaknya sendiri. Yang jelas Dhio terancam hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati karena melakukan pembunuhan berencana. 

Sementara, jasad Abbas, Heri Riyani dan Dhea Chairunnisa langsung dimakamkan oleh keluarganya di TPU Sasono Loyo, Prajenan, Senin 28 November 2022 pukul 20.20 WIB. 


Penulis: M. Rizal Maslan
Editor: Irwan Nugroho
Desainer: Fuad Hasim

[Widget:Baca Juga]
SHARE