CRIME STORY
Berpenampilan ala pilot Garuda, seorang bekas sopir membawa kabur sebuah sedan mewah. Korbannya politikus dan pengusaha.
Ilustrasi: Edi Wahyono
Kamis, 22 September 2016Tubuhnya tergolong mungil untuk ukuran seorang pilot. Wajahnya pun tak terlalu tampan dan sama sekali tak memancarkan aura seorang penerbang maskapai nasional. Tapi, begitu Andi Muhammad Yusuf mengenakan seragam pilot, mulai office boy, tukang parkir, hingga petugas satuan pengamanan Bandara Soekarno-Hatta mengangguk takzim kepadanya. Tak terkecuali pasangan Mulyadi dan Herlinawati, yang sehari-hari dikenal sebagai politikus dan pengelola Hotel Transit Nusa Indah.
Waktu itu dia bilang baru saja mendarat di Cengkareng dan langsung ke rumah saya untuk melihat-lihat kondisi mobil. Suami saya sih percaya saja melihat penampilan dia seperti itu.”
Karena silau oleh seragam penerbang yang dikenakan Andi, keduanya nyaris kehilangan mobil sport Toyota FT 86, yang harganya lebih dari setengah miliar rupiah. Cerita bermula ketika pada awal Agustus lalu, Andi melihat Toyota FT 86 warna hitam terparkir di halaman Hotel Transit Nusa Indah, Tangerang, Banten. Begitu mendapatkan nomor telepon seluler Mulyadi dari petugas keamanan hotel, Andi langsung beraksi. Mengaku sebagai pilot Garuda, Andi menghubungi ponsel anggota Dewan Kota Tangerang itu. “Semula dia menolak menjual mobilnya,” kata Andi seperti tertuang dalam berita acara penyidikan di Markas Polres Bandara Soekarno-Hatta.
Andi pantang menyerah. Dua hari kemudian, dia mendatangi kediaman Mulyadi dan Herlina untuk kembali menyampaikan hajatnya. Melihat pakaian seragam pilot yang dikenakan Andi, suami-istri itu pun goyah. Keduanya menyadari mobil dengan nomor polisi B-1636-CAA tersebut lebih banyak terparkir di garasi sejak dibeli pada 2012.
“Waktu itu dia bilang baru saja mendarat di Cengkareng dan langsung ke rumah saya untuk melihat-lihat kondisi mobil. Suami saya sih percaya saja melihat penampilan dia seperti itu,” kata Herlina saat ditemui detikX, awal September.
Singkat cerita, Mulyadi dan Herlina mematok harga Rp 575 juta untuk melepas mobil tersebut. Tanpa banyak cing-cong, Andi mengangguk. Keesokan harinya, dia kembali datang untuk melakukan uji coba dengan berputar-putar di lingkungan bandara. Karena Mulyadi harus mengikuti rapat di Dewan, jadilah Herlina yang menemani.
Ketika sore korban tak bisa lagi menghubungi telepon seluler pelaku, dia mulai sadar telah ditipu.”
Dari balik kemudi selama berputar-putar, Andi berkali-kali memuji dan mengagumi kenyamanan mobil sport yang diincarnya itu. Di akhir uji coba, dia memastikan sudah mantap untuk membeli mobil tersebut secepatnya. “Dia bilang, besok, setelah terbang dari Makassar, akan langsung bayar,” ujar Herlina menirukan kalimat lelaki kelahiran Balikpapan, 12 Januari 1989, itu.
Agar tak mengganggu sang suami, Herlina menyarankan agar transaksi dilakukan langsung dengan dirinya. Dia pun memberikan nomor ponselnya kepada Andi. Ndilalah, Herlina tak merasa heran ketika Andi pagi-pagi sudah muncul di kediamannya, padahal sebelumnya menyatakan akan terbang ke Makassar. Dia juga manut ketika Andi minta mengemudikan sendirian mobil sport itu. Sebab, transaksi pembayaran akan dilakukan di sebuah bank BUMN di lingkungan bandara.
Herlina, yang mengikuti dengan mobil lain, tak curiga ketika tiba-tiba Andi memintanya menunggu di Terminal 1 karena hendak mengikuti rapat lebih dulu di gedung Garuda Sentra Operasi. Padahal sejatinya Andi mengemudikan mobil sport itu ke arah Jakarta. Selanjutnya dia memacu mobil itu ke arah jalan tol Jakarta-Cikampek dan beristirahat di sebuah rumah kenalannya di Jalan Setoran 2, Sleman, Yogyakarta.
Tinggallah Herlina menanti tanpa kepastian, dari jam ke jam. Kegelisahan mulai merambat ketika pada sere hari ponsel Andi tak aktif. Dia pun sadar telah menjadi korban penipuan. Sebelum masuk waktu magrib, dia mendatangi kantor polisi di lingkungan Bandara.
“Iya, jadi, ketika sore korban tak bisa lagi menghubungi ponsel pelaku, dia mulai sadar telah ditipu. Sekitar pukul 17.00 WIB, korban datang ke polsek, tapi laporan resmi baru dibuat lepas tengah malam,” kata Ajun Inspektur Satu Eko Suseno, staf reserse kriminal Polsek Bandara.
Reporter/Penulis: Reza Rizaldy (magang)
Editor: Sudrajat
Desainer: Luthfy Syahban
Rubrik Crime Story mengulas kasus-kasus kriminal yang menghebohkan, dikemas dalam bahasa bercerita atau bertutur, dilengkapi dengan gambar ilustrasi yang menarik.