SPOTLIGHT

Dompet Lemas di Teras Cihampelas

Penghasilan para pedagang di Cihampelas menurun semenjak adanya Teras Cihampelas. Namun mereka menginginkan adanya relokasi sebelum teras peninggalan Ridwan Kamil ini benar-benar dibongkar.

Foto : Suasana di gerbang Teras Cihampelas.  (Decylia Enghline Kalangit) 

Selasa, 30 Desember 2025

Nana, 54 tahun, merasa Teras Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, sudah menjadi bagian dari hidupnya. Di tempat inilah dia menyambung nasib dengan berjualan kopi sejak delapan tahun silam, meski penghasilannya tidak seberapa jika dibandingkan saat berjualan di trotoar Jalan Cihampelas.

“Walaupun (penghasilan) sedikit, minim, minus, tapi tetap saya usahakan,” kata Nana saat ditemui di Teras Cihampelas pada Rabu, 24 Desember lalu.

Nana mengakui berjualan di Teras Cihampelas memang tidak mudah. Pembeli cenderung sepi dan jarang ada wisatawan yang berkunjung. Namun, paling tidak, di sini Nana bisa berjualan dengan tenang tanpa dipungut biaya apa pun.

Karena itu, Nana cemas ketika mendengar kabar wacana Teras Cihampelas akan dibongkar. Dia bingung harus mencari ke mana lagi tempat untuk berdagang.

“Kalau beneran dibongkar, ya kita tuntut. Bukan menuntut ya, tapi kita harus dikasih lagi peluang,” ungkap Nana.

Nana berharap Pemerintah Kota Bandung tidak sembarangan membongkar Teras Cihampelas. Ia menginginkan adanya komunikasi terlebih dahulu antara pedagang di Teras Cihampelas dan Pemkot Bandung untuk mencari solusi jika benar teras ini harus dibongkar. Paling tidak, kata Nana, para pedagang yang dulu dipaksa pindah dari trotoar Jalan Cihampelas ke teras ini harus mendapatkan tempat baru untuk berjualan.

“Walaupun kami harus dibongkar, ini barang kita mau dikemanain? Apa kami harus keluar modal sendiri? Nggak bisa, dong!” kata Nana.

Ratna, 46 tahun, juga menyampaikan pernyataan yang tidak jauh berbeda. Dia juga mulai berjualan di Teras Cihampelas sejak 2017 saat pertama kali teras ini berdiri. Sebelumnya, Ratna lama berjualan kaus di trotoar Teras Cihampelas.

Lapak pedagang di Teras Cihampelas, Bandung, Jawa Barat.
Foto : Muhammad Fadhil Raihan/detikJabar

Ratna pindah ke Teras Cihampelas karena diminta Pemkot Bandung ketika itu. Diakuinya, berjualan di Teras Cihampelas memang jauh lebih sulit dibandingkan saat berjualan di trotoar dulu. Penghasilan Nana jauh berkurang. Dia bahkan harus mengganti jualannya dari kaus menjadi minuman untuk bisa tetap bertahan.

Namun dari teras inilah Nana bisa bertahan. Membesarkan kedua anaknya setelah ia ditinggal suaminya yang meninggal dunia beberapa tahun silam.

Karena itu, Nana tidak ingin Teras Cihampelas serta-merta dibongkar tanpa melibatkan para pedagang. Terlebih, kini hanya bertahan sekitar 30 pedagang dari 190-an pedagang yang sempat direlokasi ke Teras Cihampelas pada 2017.

“Ya minta perhatian lebih aja sama PKL (pedagang kaki lima) yang betul-betul masih aktif sampai sekarang. Ini kami mau gimana? Terus belum ada kabar ke kami juga, ini bakal gimana ya?” ungkap Ratna kepada detikX pekan lalu.

Berbeda dengan Nana dan Ratna, Ketua Koperasi Jaya Perkasa & Forum Jaya Perkasa Asep Saepuddin justru mendukung rencana pembongkaran Teras Cihampelas. Menurut Asep, sejak adanya Teras Cihampelas, aktivitas ekonomi di Cihampelas justru berjalan sangat lambat. Banyak pedagang yang sudah lama berjualan di Jalan Cihampelas mengeluhkan sepinya pembeli.

Hadirnya Teras Cihampelas, kata Asep, membuat trotoar Jalan Cihampelas menjadi sempit. Teras ini juga mengganggu drainase di kawasan Cihampelas sehingga ketika curah hujan tinggi, banjir kerap menggenang di kawasan Jalan Cihampelas.

Dampaknya, pengunjung mulai malas datang ke Jalan Cihampelas. Wajah Cihampelas, yang dulu sempat menjadi pusat mode anak-anak Bandung dan Jakarta, kini sudah berubah drastis menjadi tidak terurus dan cenderung kumuh.

Asep merasakan sendiri dampak berdirinya Teras Cihampelas. Dulu, kata Asep, berdagang di Cihampelas terasa mudah. Dia bahkan sempat punya dua mobil, dua rumah, dan tanah di Garut. Sekarang, semua itu ludes tidak tersisa.

“Hancur! Perekonomian di Cihampelas semenjak ada teras itu hancur. Jujur, sampai satu minggu nggak ada yang laris. Saya juga sampai pinjol (pinjaman online) nggak kebayar, ke bank nggak kebayar,” kata Asep dengan nada tinggi.

Asep ingin kawasan Cihampelas dikembalikan seperti semula. Cihampelas yang bersih dan ramai pengunjung. Dia ingin agar ikon-ikon Cihampelas yang dulu sempat menjadi daya tarik pengunjung, seperti boneka-boneka pahlawan super, dikembalikan lagi.

Dia minta kawasan Cihampelas ditata ulang dengan baik. Disediakan tempat parkir bagi wisatawan dengan harga yang murah. Sebab, kata Asep, banyak pengunjung yang batal datang ke Cihampelas lantaran terbatasnya lahan parkir di tempat ini.

“Saya sudah meminta kepada Dishub (Dinas Perhubungan) dan Dinas Tata Kota dan dinas-dinas lainnya untuk meminta kebijakan kepada para pejabat supaya ini bisa diberi lahan parkir, supaya bus bisa masuk, tapi dengan harga yang tidak terlalu tinggi,” ungkap Asep.

Rencana pembongkaran Teras Cihampelas kini sudah masuk dalam rencana tata ruang yang mulai didesain Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. Pemkot Bandung sudah mulai mengkaji rencana tersebut melalui sejumlah diskusi dan peninjauan lapangan.

Hasilnya, kata Farhan, Teras Cihampelas memang sudah layak dibongkar dan harus segera didesain ulang. Faktor keamanan, sosial, estetika kota, dan ketertiban lalu lintas menjadi pertimbangan Pemkot Bandung untuk membongkar Teras Cihampelas.

Nantinya, seluruh kawasan Cihampelas juga akan ditata ulang untuk mempercantik Kota Bandung. Mulai trotoar, drainase, penerangan, hingga pembangunan ikon baru di Cihampelas juga akan ditata ulang.

"Pembongkaran dan desain ulang untuk mempercantik kawasan Cihampelas, sehingga bisa menjadi ikon baru Kota Bandung," imbuh Farhan pada Rabu, 24 Desember 2025.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Rizki Kusrulyadi mengatakan penataan ulang Teras Cihampelas nantinya pasti akan melibatkan para pedagang. Pemkot Bandung, kata Rizki, juga akan berhati-hati dalam melaksanakan pembongkaran agar eksekusinya tidak menyalahi aturan.

Lapak pedagang di Teras Cihampelas, Bandung, Jawa Barat.
Foto : Bima Bagaskara/detikJabar

"Semua tindakan harus dilakukan sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku,” jelas Rizki.

Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Teddy Rusmawan turut mewanti-wanti rencana Pemkot Bandung membongkar Teras Cihampelas. Pembongkaran tersebut tidak boleh menimbulkan masalah baru. Sebab, kata Teddy, dulu sudah pernah dilakukan upaya untuk merevitalisasi Teras Cihampelas. Hasilnya, kawasan Cihampelas malah semakin macet dan pembeli semakin sepi.

Ia ingin agar pembongkaran atau penataan ulang Teras Cihampelas direncanakan dengan matang. Pemkot Bandung harus mengkaji secara mendalam apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan untuk mengembalikan kawasan Cihampelas sebagai pusat mode seperti sedia kala.

Pemkot Bandung perlu berbicara dengan para PKL di Cihampelas untuk menentukan desain ulang kawasan Cihampelas. Dengan begitu, apa-apa yang menjadi keluhan maupun keinginan para pedagang juga bisa terakomodasi.

“Sehingga mereka nanti akan memiliki responsibility (tanggung jawab) untuk menjaga fasilitas dan juga meramaikan kembali,” pungkas Teddy.


Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, David Kristian Irawan (magang), Decylia Enghlina Kalangit (magang)
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE