Lembaga survei Charta Politika Indonesia menyampaikan data soal pengaruh endorsement Jokowi, Prabowo Subianto, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. Hasilnya, endorsement dari Anies masih cukup tinggi mempengaruhi suara paslon Pilkada Jakarta.
Survei dilakukan 19 hingga 24 September 2024. Populasi survei merupakan seluruh warga Jakarta dengan jumlah responden 1.200, kecuali Kepulauan Seribu.
Metode survei multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,83%. Sistem pengambilan survei melakukan wawancara tatap muka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada survei ini, responden ditanya, seandainya Jokowi, Prabowo, Ahok dan Anies mendukung salah satu paslon Pilkada Jakarta, apakah akan memilih atau tidak pasangan yang didukung keempat tokoh tersebut. Ini hasil surveinya:
Endorsment Jokowi
Memilih Paslon yang didukung Jokowi: 16,8%
Tidak memilih paslon yang didukung Jokowi: 64,4%
Tidak Tahu: 18,8%
Endorsment Prabowo
Memilih Paslon yang didukung Prabowo: 21,7%%
Tidak memilih paslon yang didukung Prabowo: 59,1%
Tidak Tahu: 19,3%
Endorsment Anies
Memilih Paslon yang didukung Anies: 27%
Tidak memilih paslon yang didukung Anies: 53%
Tidak Tahu: 20%
Endorsment Ahok
Memilih Paslon yang didukung Ahok: 22,8%
Tidak memilih paslon yang didukung Ahok: 56,8%
Tidak Tahu: 20,4%
"Kalau Ahok sudah jelas mendukung Pramono, kita belum tahu apakah Anies akan memberikan endorsement atau relawannya saja, tapi 2 orang ini jika dirangkul akan menentukan besar kemenangan di Pilkada 2024," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, Kamis (3/10/2024).
Yunarto juga menyoroti tagline 'Jakarta Baru' milik paslon RK-Suswono. Menurutnya, RK harus menjelaskan kalau tagline tersebut bukan antitesa dari Anies.
"Tagline Jakarta baru ini agak blunder, seakan-akan menjadi antitesis pemerintahan sebelumnya yang elektabilitasnya masih tinggi, dan ketika kita uji endorsementnya besar dibanding presiden terpilih atau yang masih berkuasa sekalipun. Jakarta Baru misal bukan antitesis Anies tapi dalam konteks status Jakarta beralih menjadi aglomerasi," ujar Yunarto.
Simak Video 'Pramono-Ridwan Kamil-Dharma, Calon Pemimpin Warga Jakarta':