Bakal calon gubernur Jakarta, Pramono Anung, bicara soal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Inovasi itu akan dilakukan untuk visi Jakarta Kota Global bila dia terpilih di Pilgub Jakarta 2024.
"Saya kebetulan untuk sampah sebenarnya apa yang sudah dirancang PLTS itu tetap harus dilanjutkan," jelas Pramono seusai bersua dengan alumni ITB 82 di Pasar Minggu, Jumat (20/9/2024).
Dia mengatakan pembangunan PLTS di Jakarta menghadapi persoalan tipping fee atau biaya pengelolaan sampah. Dia mengatakan akan mencari solusi untuk tipping fee.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalannya yang paling utama adalah tipping fee-nya aja. Karena nggak ada yang berani mengambil keputusan aja," kata Pramono
Pramono menerangkan, tipping fee itu digunakan untuk membangun PLTS. Menurutnya, wacana itu sudah lama digulirkan di Jakarta, hanya saja tidak dieksekusi dengan baik.
"Ini berlarut-larut, padahal pada waktu itu presiden sudah mengeluarkan Perpres untuk dinaikkan sampai dengan 15-16 dolar per kWh," sambung dia.
Pramono menegaskan, jika wacana itu bisa dieksekusi maka pengelolaan sampah di Jakarta bisa ditangani lebih baik. "Jadi persoalannya hanya tipping fee saja di Jakarta ini," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Pramono dan alumni ITB 82 membahas soal Jakarta menuju kota global setelah tak lagi jadi Ibu Kota. Sejumlah bahasan di dalamnya meliput lingkungan hingga ekonomi.
Pramono mengaku sangat senang bisa bertemu para alumni yang juga rekan seperjuangannya dulu sejak kuliah. Baginya, itu bisa jadi bahan untuk 'belanja masalah' di Jakarta.
"Menurut saya itu lah yang mungkin juga akan bisa memberikan guidance masukan bagi kami, saya dan Bang Doel kalau nanti diberi amanah. Saya bersyukur mempunyai teman yang secara tulus menyampaikan gagasan ide yang secara bener bener secara akademis dipikirkan. Luar biasa," kata dia.
(jbr/jbr)