Projo soal Jokowi Effect di Jakarta: Yang Tutup Mata, Siap Hadapi Kegagalan

Pilkada Jakarta

Kenali Kandidat

Projo soal Jokowi Effect di Jakarta: Yang Tutup Mata, Siap Hadapi Kegagalan

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Kamis, 27 Jun 2024 12:23 WIB
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Presiden (Bapilpres) DPP Pro Jokowi (Projo) Panel Barus memberikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (5/1/2024) soal rencana pemenangan Prabowo-Gibran.
Foto: Panel Barus (Andhika Prasetia)
Jakarta -

Relawan Pro Jokowi (Projo) merespons terkait PKS dan PDIP yang menilai Jokowi effect atau dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan berpengaruh untuk Pilkada Jakarta 2024. Projo mewanti-wanti pihak yang menutup mata terhadap Jokowi effect harus siap menghadapi kegagalan.

Dia awalnya bicara terkait bagaimana Jokowi effect memengaruhi Pilpres 2024. Dia menyebut pengaruh Jokowi jauh lebih berpengaruh daripada pengaruh PDIP.

"Harus dilihat bahwa fakta terjadi di Pemilu 2024, pengaruh Jokowi terhadap pilihan pilpres jauh lebih besar timbang pengaruh PDIP, faktanya Prabowo-Gibran menang 58% satu putaran, sementara calon yang didukung PDIP hanya 16%, Pak Ganjar, itu kan fakta gitu loh," kata Bendum Projo, Panel Barus, saat dihubungi, Kamis (27/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panel lantas merespons berbagai pihak yang tidak menganggap Jokowi effect. Dia mengingatkan pihak-pihak yang mengabaikan itu akan mengalami kegagalan di pilkada.

"Kalau kemudian orang mau menutup mata atau menolak realita bahwa pengaruh Jokowi itu dalam pemilihan pilkada serentak nanti pengaruhnya cukup besar, orang mau menutup mata yang silakan saja. Pastinya orang yang menutup mata dalam menghadapi pilkada serentak akan hadapi kegagalan lagi. Menurut saya, pada akhirnya begitu. Kalau dari statistik angka-angka kan begitu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Panel lantas merespons pernyataan Politisi PDIP Masinton Pasaribu yang mengungkit pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat kalah di pilkada yang lalu padahal sudah didukung Jokowi. Panel menegaskan sosok yang diusung juga tetap berpengaruh di pilkada.

"Pilpres dan pilkada serentak ini ada banyak faktor yang memengaruhi bagaimanapun, tidak menjadi faktor tunggal yang memengaruhi hasil pilpres maupun pilkada, gitu loh. Jelas yang namanya hasil pilpres dan pilkada itu juga orang yang dicalonkan juga menjadi faktor kunci juga. Bagus atau tida, diteirma masyarakat atau tidak, elektabilitas tinggi atau tidak, itu juga ada pengaruhnya," ujarnya.

Simak pernyataan PKS dan PDIP di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'Habiburokhman Nilai Kaesang Kompetitif untuk Cawagub: Anaknya Jokowi Langsung':

[Gambas:Video 20detik]



Dia mengambil contoh Ganjar dan Ahok yang mengalami kekalahan. Dia menyebut faktor ketokohan keduanya juga diragukan oleh masyarakat.

"Seperti misalnya Ganjar atau Ahok lah kemarin itu kalah, itu kan orang juga lihat faktor individunya, personalnya seperti apa, endorsement ini atau dukungan ini kan juga jadi pengaruh tambahan akhirnya. Jadi variabelnya nggak tunggal, ada variabel calon yang dicalonkan sama pengaruh yang mendukung dan mengendorse," tutur dia.

Pernyataan PKS dan PDIP soal Jokowi Effect

Sebelumnya, Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal menilai Jokowi effect tidak akan berpengaruh pada Pilkada Jakarta. Menurut Iqbal, pemilih di Jakarta lebih rasional.

"Kalau di daerah yang pemilih rasional belum tentu, Jakarta, Aceh, Sumatera Barat, Medan, belum tentu. Tapi di daerah yang mungkin rasionalitasnya rendah itu mungkin bisa," kata Iqbal dalam program 'd'Rooftalk: Siasat Mengikat Anies dan RK' detikcom, Rabu (26/6).

Iqbal mengatakan PKS pernah bertarung dengan pasangan yang diendorse Jokowi. Dia kemudian membandingkan kinerja Anies Baswedan dengan Jokowi selama memimpin Jakarta.

"Saya kira di DKI kita pernah bertarung, artinya kita sangat kuat di situ, karena ini kan soal pemilih rasional, memang pemilih PKS terkenal di perkotaan, well educated, perumahan, dan kita melihat masyarakat Jakarta sudah bisa membandingkan pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Anies," katanya.

"Pak Anies tuntas dia, Pak Jokowi di tengah jalan pindah, naik ke atas. Artinya banjir, dan janji-janji bisa terbukti dan merasakan," katanya.

Senada, Masinton juga mengungkit bagaimana Ahok-Djarot kalah padahal diendorse oleh Jokowi. Menurutnya, Pilkada Jakarta pemilihnya lebih mementingkan figur calon Gubernur dibandingkan tokoh yang mendukungnya.

"Khusus di Jakarta memang unik, Pilkada lalu yang namanya Pak Basuki Tjahaja Purnama dan Pak Djarot itu diendorse Presiden, ya kan, tapi kalah," kata Masinton dalam program 'd'Rooftalk: Siasat Mengikat Anies dan RK' detikcom.

(maa/gbr)



Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads