Bamsoet Sebut Pilkada Ahok vs Anies Pengalaman Miris: Jangan Fanatik

Bamsoet Sebut Pilkada Ahok vs Anies Pengalaman Miris: Jangan Fanatik

Dwi Rahmawati - detikNews
Rabu, 29 Mei 2024 14:54 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Foto ilustrasi: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (Dok. MPR)
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut Pilkada DKI Jakarta periode lalu, yang diikuti pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, adalah pengalaman miris. Dia menceritakan tentang kawannya yang cerai lantaran perbedaan dukungan terhadap paslon gubernur kala itu.

"Nah kita akan berhadapan lagi dengan Pilkada serentak, paling tidak saya punya pengalaman pribadi yang agak miris. Ketika Pilkada Ahok lawan Anies, itu kalau kita baca statistik tingkat perceraian pasca-Pilkada DKI banyak," ujar Bamsoet dalam sambutanya di acara 'Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan HIMPPERA', Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Bamsoet mengatakan rumah tangga kawannya berujung perpisahan lantaran beda pilihan. Dia berharap masyarakat tak fanatik dengan pilihannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kawan saya, karena saya mengalami sendiri, kawan saya dia pulang dari showroom-nya, ini jual beli mobil. Tiba-tiba depan rumah (ada) spanduk Ahok. (Dia) marah karena dia pendukungnya Anies, disobek spanduknya. (Dia tanya), 'Siapa yang pasang ini?', terus istrinya keluar, 'Gue, apa lu?'. He-he-he," ujar Bamsoet diiringi gelak tawa peserta diskusi.

Bamsoet melanjutkan, pertengkaran antara kawannya dengan sang istri berlanjut. Hingga, tambah dia, keduanya bercerai.

ADVERTISEMENT

"Bertengkar lah, udah dirobek-robek lalu malamnya suaminya pasang, pagi-pagi istrinya yang ngamuk. Apa yang terjadi? malamnya sudahlah tidur punggung-punggungan. Besok pisah kamar, pisah ranjang, besoknya lagi sudah pisah rumah dan cerai sampai hari ini," sambungnya.

Bamsoet meminta masyarakat untuk berpolitik sewajarnya. Ia berharap demokrasi yang dianut bangsa Indonesia kini tak membuat perpecahan di masyarakat.

"Artinya apa? Berpolitik lah sewajarnya, jangan kita terlampau fanatik, karena kadang-kadang ada tetangga saya sampai sekarang nggak tegur-teguran karena berbeda pilih presiden. Lima tahun lalu yang satu pilih Prabowo, yang satu pilih Jokowi. Sampai sekarang nggak teguran," ungkap Bamsoet.

Ia mengatakan konflik semacam itu sebenarnya tak perlu dilakukan. Ia meminta semua pihak untuk mewaspadai ancaman menjelang Pilkada 2024.

"Ini fakta, kawan saya di organisasi Kadin di HIPMI karena beberapa yang sampai sekarang keluar dari grup nggak masuk lagi di grup ini, korban-korban yang sebenarnya nggak perlu. Jadi itulah, saya minta, kita minta, mewaspadai dampak dari demokrasi kita hari ini. Mudah-mudahan demokrasi kita pilih ini tidak menjadi virus bagi perpecahan bangsa kita," imbuhnya.

(dwr/aud)



Hide Ads