Lebih lanjut, Budiman menganggap Prabowo dan Luhut memahami individu seperti apa yang dapat merusak pemerintahan ke depan. Menurut dia, individu tersebut tak serta-merta ditautkan dengan lembaga politiknya.
"Saya kira itu Pak Prabowo dan Pak Luhut yang mengetahui itu. Individu-individu itu kan juga di partai besar yang macam-macam juga cara berpikirnya. Mungkin, bisa saja, misalnya nih, contohkan NasDem. Mungkin ada orang dari NasDem yang secara individual sebenarnya mendukung program-program kita. Bisa saja seperti itu, misalnya seperti itu," terang Budiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan Pak Prabowo, dalam bayangan saya, mencoba melihat bahwa di partai-partai itu ada juga individu-individu yang diajak ngobrol. Jadi kalau kita bicara soal keterlibatan dalam pemerintahan, itu prerogatif presiden. Jadi presiden bisa melihat, tentu saran dari Pak Luhut diperhatikan, semestinya, catatan untuk individu-individu yang tidak jadi toxic. Dan saya kira Pak Prabowo tidak akan juga membawa toxic ke dalam pemerintahannya," pungkasnya.
Luhut sebelumnya mengungkapkan pesannya kepada Prabowo terkait pemerintahan ke depan. Luhut meminta Prabowo Subianto untuk tidak membawa orang toxic atau bermasalah ke kabinetnya.
"Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke ke pemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita," ujar Luhut dalam acara 'Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth' di Jakarta seperti dilansir Antara, Jumat (3/5).
(fca/gbr)