Ketua DPR RI Puan Maharani ditanya terkait beberapa isu terkini mulai dari hak angket hingga isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) rebut kursi Ketum PDIP. Puan tidak menjawab isu tersebut, namun hanya menunjukkan berbagai reaksi.
Pertanyaan mengenai isu itu ditanyakan ke Puan dalam konferensi pers usai rapat penutupan sidang paripurna, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Beberapa itu sempat ditanyakan namun hanya dibalas dengan berbagai reaksi. Bagaimana reaksinya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puan awalnya ditanya terkait UU MD3 yang masuk dalam Prolegnas. Puan menjawab tidak ada sambil melakukan gestur geleng kepala.
"Nggak ada itu," ujar Puan di Gedung DPR.
Ketua DPP PDIP ini tampak menggerakkan kepalanya kala ditanyai soal UU MD3. Ia kemudian mengarahkan kepala ke kiri dan ke kanan saat wartawan bertanya perihal hak angket.
Hal tersebut juga dilakukan Puan untuk menjawab pertanyaan apakah PDIP juga membahas hak angket di internal.
Selain itu, ada juga pertanyaan terkait Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengembuskan rumor kalau Jokowi ingin mengambil alih kursi Ketum PDIP. Puan juga ditanyai mengenai keanggotaan Jokowi di PDIP.
Puan menyimak pertanyaan wartawan dengan seksama. Setelahnya, Puan terlihat menggerakkan matanya ke kanan seperti sedang memikirkan jawaban. Dia juga mengerutkan alisnya. Sejurus kemudian, Puan lantas menggelengkan kepalanya.
Wartawan kembali meminta komentar Puan terkait pernyataan Hasto tersebut, namun Puan tetap menggelengkan kepalanya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Pernyataan Hasto soal rumor pengambilalihan kursi Ketum PDIP mulanya disampaikan di acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024). Hasto awalnya bicara Jokowi telah melakukan abuse of power.
"Jadi abuse of power sama. TNI Polri juga banyak saksi yang menyatakan. kemudian kendaraan politik dulu adalah Golkar, sekarang gagasan suatu koalisi besar permanen, rencana pengambil alihan Golkar dan PDIP," ujar Hasto.
Hasto mengatakan dalam kabinet Jokowi, ada menteri powerful dan menteri super powerful. Namun, yang mendapat tugas untuk menjembatani pengambilalihan kursi Ketum PDIP ialah menteri powerful.
"Jauh sebelum pemilu, 5-6 bulan, ada seorang menteri powerful, ada yang super powerful dan powerful, supaya nggak salah image," ujarnya.
"Ini ditugaskan bertemu Pak Ryaas Rasyid oleh Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega agar kepemimpinan PDIP diserahkan Pak Jokowi," ujarnya.
Sehari berselang setelah pernyataan Hasto, Jokowi ditanya wartawan mengenai rumor tersebut. Jokowi justru bertanya balik bukankah selama ini dirinya diisukan mengambil alih Partai Golkar.
"Bukan Golkar?" kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4).
Jokowi merasa heran dengan rumor-rumor merebut kursi ketua umum partai. Dia meminta agar pihak-pihak tersebut tidak memunculkan rumor belaka.
"Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut, masa semua mau direbutin semua, jangan seperti itu, jangan seperti itu," ujarnya.
(eva/dek)