"Sementara saya bayar listrik Rp 4-4,5 juta per bulan, itu pun masyarakat yang terkumpul dari masyarakat itu paling Rp 1,5-2 juta yang saya terima karena yang Rp 5 ribu masuk dana kas masyarakat. Setiap bulan saya mensubsidi saya harus nombokin Rp 2-2,5 juta per bulan, selama sekian tahun," katanya.
Saat dirinya maju pada Pemilu 2024 dari PKS, Sumedi berharap warga mendukungnya untuk maju dengan memilihnya saat pencoblosan. Namun, hasilnya tak sesuai harapan. Sumedi mengatakan pasca-pemilihan, dirinya tak lagi mampu mensubsidi biaya listrik pompa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya intinya saya wajar lah kalau memang saya ada rasa kecewa terhadap masyarakat setempat, karena melihat kontribusi saya selama ini. Cuma memang, pada saat malam hari H ada salah satu gerakan serangan fajar yang dilakukan (oleh pihak rival)," katanya.
(rfs/rfs)