PPI Ungkap 3 Indikasi PPP Beda dengan PDIP Usai Sandi Sikapi Hasil Pilpres

PPI Ungkap 3 Indikasi PPP Beda dengan PDIP Usai Sandi Sikapi Hasil Pilpres

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Rabu, 28 Feb 2024 08:00 WIB
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno
Foto: Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno (dok detikcom).
Jakarta - Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno merasa terhormat jika diajak bergabung untuk membangun bangsa di pemerintahan selanjutnya. Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai pernyataan itu sebagai bentuk PPP mengakui pemenang Pilpres 2024 satu putaran adalah pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Pernyataan PPP yang siap bergabung, meneguhkan suatu keyakinan bahwa pilpres itu di kalangan PPP sudah selesai, pilpres sudah game over, sudah wassalam, yang secara tidak langsung ini sebagai bentuk pengakuan bahwa PPP ini sudah mengakui pemenang di pilpres itu Prabowo-Gibran menang satu putaran," kata Adi kepada wartawan, Selasa (27/2/2024).

Adi menilai PPP punya sikap berbeda meskipun satu atap bersama-sama dengan PDIP mengusung pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md di Pilpres 2024. Adi melihat ada 3 tanda indikasi PPP berbeda dengan PDIP. Apa saja?

Pertama, kata Adi, pengurus PPP mengucapkan selamat ke Prabowo-Gibran atas kemenangan versi hitung cepat atau quick count. Sementara, kata Adi, sampai saat ini PDIP belum mengucapkan selamat.

"Saya melihat sejak awal, ada 3 tanda yang memang indikasi bahwa PDIP berbeda dengan PPP melalui sejumlah elitenya yang tadi saya bilang menyatakan selamat Prabowo-Gibran yang menang versi quick count," kata Adi.

Kedua, Sandiaga memberi sinyal siap gabung di pemerintahan baru. Hal itu, kata Adi, berbeda dengan sikap PDIP yang sejak awal tegas siap berada di posisi oposisi di 2024.

"PPP siap menjadi bagian dari pemerintahan andai diajak. Beda dengan PDIP yang mengatakan bahwa mereka siap jadi oposisi di 2024," kata Adi.

Lalu indikasi ketiga, kata Adi, PDIP kini terus bicara soal hak angket dugaan kecurangan pemilu. Di sisi lain, kata Adi, PPP sebagai satu koalisi dengan PDIP, justru jarang berbicara soal hak angket.

"Elite-elite PDIP bicara hak angket untuk mengungkap dugaan kecurangan dalam pemilu, sejumlah elite PPP mengatakan hak angket itu kontraproduktif dan bisa menimbulkan kegaduhan," ungkapnya.

"Jarang kita mendengar elite-elite dan pengurus PPP yang bicara soal kecurangan, dan bahkan elite mereka juga ada yang menolak soal hak angket kan dan bahkan siap menjadi koalisi Prabowo-Gibran," sambungnya.

Adi memandang 3 tanda-tanda 'alam' itu mengindikasikan sudah ada garis pemisah antara PPP dan PDIP. Dia menyebut PPP sudah menganggap Pilpres 2024 usai.

"Tiga tanda-tanda alam, 3 indikasi bahwa PPP secara diametral sudah beda dengan PDIP dan bagi PPP rasa-rasanya pilpres ini sudah game over, pilpres ini sudah selesai," tuturnya.

Sandiaga: PPP Itu Partai Pendukung Pemerintah

Sebelumnya, Sandiaga Uno merasa menegaskan PPP adalah partai pendukung pemerintah. Dia mengatakan PPP merasa terhormat jika diajak membangun bangsa di pemerintahan yang baru nanti.

"PPP ini kan partai pendukung pemerintah, jadi posisi kita di pemerintahan ada 2 menteri, 1 wamen, 1 utusan khusus presiden. Tentunya nanti ada proses yang berlanjut," ujar Sandiaga Uno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/2). Sandiaga menjawab pertanyaan wartawan apakah mau bila diajak bergabung.

"Tapi pandangan saya, pandangan pribadi saya, kita pasti sangat terhormat untuk diajak membangun bangsa," terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.

Namun, penunjukan menteri, kata Sandiaga, ada prosesnya. Salah satunya, kata Sandiaga, rapimnas partai.

Simak Video 'Sandiaga Uno: Dari Pengalaman Saya di 2019, Pemilu 2024 Ada Perbaikan':

[Gambas:Video 20detik]

(whn/jbr)




Hide Ads