Sebanyak 6 petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di DKI Jakarta dilaporkan meninggal dunia. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memerinci sebanyak 3 dari 6 petugas yang meninggal merupakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), sementara sisanya adalah petugas non-KPPS dan linmas.
"Jadi total 3 KPPS, 2 petugas non KPPS, dan ada satu dari Linmas. Jadi 6 orang. Jadi tidak hanya petugas KPPS, tetapi orang-orang yang ikut terlibat, diperbantukan dalam kegiatan pemilu," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Ani menjelaskan satu orang petugas KPPS tiba di puskesmas dalam kondisi meninggal dunia atau death on arrival (DOA). Dinkes DKI pun melakukan otopsi verbal terhadap pasien meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk KPPS itu yang meninggal 2 orang, satu kasus lagi meninggal dalam keadaan DOA, jadi ketika sampai puskesmas sudah kondisi meninggal," terangnya.
Dinkes juga melaporkan sebanyak 1.033 orang telah mengakses layanan kesehatan dengan mendatangi posko. Tak hanya KPPS, masyarakat umum juga bisa mengakses posko tersebut.
"Sampai sekarang yang mengakses layanan kesehatan kita 1.033 orang, pokoknya yang datang ke posko bisa jadi masyrakat yang saat itu hadir, bisa petugas KPPS dan petugas lainnya," ujarnya.
Ani menyatakan sejak awal pihaknya telah menyiapkan langkah mitigasi demi mencegah tingginya kasus meninggal dunia petugas pada Pemilu 2019 silam. Salah satunya dengan cara melakukan screening kesehatan terhadap calon KPPS tanpa dipungut biaya apapun.
"Harapannya supaya didapatkan anggota KPPS yang sehat, jadi kami keluarkan keterangan sehat untuk itu, dan kalau dilihat mudah-mudahan ya untuk sampai ini selesai kasusnya lebih kecil," imbuhnya.
(taa/dek)