"Saya ingat kata-kata saya di rumah saya di Kertanegara, saya bilang Pak Jokowi, 'Bapak yang terima mandat dari rakyat, saya yakin di hati Bapak, Bapak itu merah putih, di hati Bapak, Bapak Pancasila, di hati Bapak, Bapak NKRI, di hati Bapak Bhinneka Tunggal Ika. Itu saya yakin, Bapak prorakyat, akan membela rakyat Indonesia. Karena itulah, saya akan datang ke pelantikan Bapak," jelasnya.
Saat Prabowo dikalahkan untuk kedua kalinya, Jokowi kembali datang dan mengajak bergabung di kabinet sebagai menteri. Saat itu, Prabowo menyebut dirinya hanya perlu berpikir selama setengah jam untuk menerima ajakan Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu beliau kalahkan saya kedua kali, beliau mengajak saya bergabung. Contoh seperti itu tidak sering terjadi di politik negara-negara, tidak sering terjadi. Waktu beliau mengajak rekonsiliasi, yang meyakinkan saya adalah anak-anak muda dari Partai Gerindra. Mereka datang ke saya, mereka mengatakan ada pesan dari Presiden Joko Widodo dan pesannya seperti ini, ini, ini mengajak. Saya ambil keputusan, saya kira hanya setengah jam," jelasnya.
Prabowo mengagumi sosok Jokowi sebagai pemimpin. Sebab, meskipun sudah menang kontestasi politik, Jokowi tetap merangkul lawannya untuk bekerja bersama.
"Apa yang ingin saya sampaikan, itu adalah suatu contoh yang baik. Rival bersaing kontestasi yang keras, tetapi tidak sakit hati. Beliau menjalankan ajaran nenek moyang, menang tanpo ngasorake, menang tanpa menyakiti, menang dengan merangkul dan mengangkat," imbuhnya.
Prabowo bertekad, jika menang Pilpres 2024, dirinya juga akan mencontoh kepemimpinan Jokowi. Prabowo menyebut akan merangkul semua pihak tanpa pandang bulu demi kemajuan Indonesia.
"Saya juga ingin mengikuti contoh beliau (Jokowi), bilamana kita menerima mandat dari rakyat Indonesia, saya akan merangkul semua kekuatan. Saya katakan saya bertekad menjadi presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata dia.
(mib/azh)