Apakah Capres Berikan Coattail Effect ke Parpol? Begini Survei Veracity

Apakah Capres Berikan Coattail Effect ke Parpol? Begini Survei Veracity

Zunita Putri - detikNews
Kamis, 08 Feb 2024 18:35 WIB
Rilis survei Veracity
Foto: Rilis survei Veracity (tangkapan layar)
Jakarta -

Lembaga survei Veracity merilis survei elektabilitas partai politik (Parpol) untuk mengetahui apakah ada coattail effect atau efek ekor jas capres kepada partai politiknya. Seperti apa hasilnya?

Survei ini dirilis, Kamis (8/2/2024). Survei dilakukan pada 7 Januari sampai 20 Januari 2024.

Hasil survei ini dikumpulkan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner yang sudah disiapkan. Metode survei multistage, dengan
pemilihan acak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aplikasi survei yang digunakan adalah Lime Survey. Wawancara dilakukan menggunakan tablet atau smartphone. Adapun toleransi kesalahan survei sekitar Β±2,5%.

Total sampel adalah 1.600 orang. Penelitian dilakukan di kota-kota di wilayah perkotaan dan pedesaan di 34 provinsi Indonesia.

ADVERTISEMENT

Berikut hasilnya:

Pilihan pertama

Gerindra: 24%
PDIP: 18%
Golkar: 11%
PKS: 10%
NasDem: 8%
PKB: 8%
Demokrat: 6%
PAN: 4%
PSI: 2%
PPP: 1%
Perindo: 1%
PBB: 0%
Gelora: 0%
Ummat: 0%
Hanura: 0%
PKN: 0%
Buruh: 0%
Undecided: 1%
None: 4%

Pilihan kedua

Golkar: 14%
Gerindra: 14%
PKB: 10%
NasDem: 9%
PKS: 7%
PDIP: 7%
Demokrat: 7%
PAN: 6%
PSI: 4%
PPP: 3%
Perindo: 2%
PBB: 1%
Ummat: 1%
Gelora: 0%
Hanura: 0%
Buruh: 0%
PKN: 0%
Tidak tahu: 4%
Undecided: 3%
None: 9%

Direktur Veracity, Muhammad Akram, mengatakan pada pilihan kedua Golkar dan Gerindra mendapat posisi sama. Dia mengatakan popularitas Prabowo Subianto sebagai capres mampu mendongkrak suara Gerindra.

"Dipilihan kedua, Golkar mendapat 14% bareng bersama Gerindra, disusul oleh PKB, NasDem, PKS, PDIP dan seterusnya. Kita bisa lihat coattail effect bagaimana efek keterkenalan tokoh atau keterbalikannya, jadi kalau kita lihat di sini bagaimana ketercapaian Gerindra ini sudah kita tidak bicara teori lagi bahwa kontribusi popularitas Prabowo sebagai Ketum Gerindra ini bisa mendongkrak suara Gerindra," kata Akram dalam paparannya.

Jika dibandingkan dengan capres lain, Akram mengatakan ada perbedaan. Di mana Anies dinilai mampu menarik sedikit-sedikit elektabilitas partai pengusungnya, sedangkan Ganjar dinilai tidak memberikan efek kepada PDIP.

"Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana Ganjar dan PDIP, apakah Ganjar lebih besar dari PDIP, atau PDIP lebih besar daripada Ganjar. Tapi faktanya, popularitas Ganjar yang maju sebagai capres adalah tidak memberikan coattail effect kepada PDIP," paparnya.

"Yang menarik selanjutnya, bagaimana Anies bisa mengangkat sedikit sedikit elektabilitas PKS dan NasDem, PKB naik sedikit. Tapi yang menarik lebih lanjut adalah saat Prabowo dan Anies bisa berikan coattail effect, ternyata menjadi tanda tanya di Ganjar terhadap PDIP," imbuhnya.

Dalam hal ini, Veracity juga merilis hasil survei partai mana yang paling tidak ingin dipilih Pilpres. Hasilnya, PDIP paling tinggi.

"Kemudian kita tanyakan partai apa yang masyarakat paling tidak mau pilih, dan mengejutkan adalah walaupun PDIP elektabilitasnya teratas tapi resistensinya tinggi, ada 14% responden menyatakan tidak mau memilih PDIP. Jadi ini menarik saya rasa ini bisa jadi masukan kepada tim kampanye paslon Ganjar-Mahfud bahwa ini ada hubungan dinamis dan entah ke mana arahnya antara hubungan popularitas PDIP dengan juga popualritas Ganjar, kalau data seperti ini bisa dikatakan bahwa apakah Ganjar menarik turun angka PDIP, atau sebaliknya apakah PDIP yang menurun angkanya Ganjar," katanya.

Berikut hasil lengkap survei partai yang tidak akan dipilih:

PDIP: 14%
PSI: 5%
PKS: 4%
Ummat: 4%
Garuda: 2%
Gerindra: 2%
Buruh: 2%
NasDem: 1%
PAN: 1%
PKB: 1%
PKN: 1%
Perindo: 1%
Golkar: 1%
Gelora: 1%
PPP: 1%
Hanura: 1%
Demokrat: 0%
PBB: 0%
Tidak tahu: 18%
Undecided: 11%
None: 34%

(zap/dhn)



Hide Ads