Greenflation dan Lithium Ferro-phosphate Bikin Riuh Debat Keempat

Greenflation dan Lithium Ferro-phosphate Bikin Riuh Debat Keempat

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 22 Jan 2024 09:07 WIB
Gibran dan Mahfud di debat cawapres
Gibran Rakabuming (Dok. YouTube KPU)
Jakarta -

Dua istilah asing, setidaknya bagi orang awam, mengemuka dari panggung debat cawapres tadi malam. Dua istilah yang dikemukakan cawapres Gibran Rakabuming Raka itu adalah greenflation dan lithium ferro-phosphate.

Soal greenflation, Gibran Rakabuming bertanya ke Mahfud Md. Mahfud mengingatkan aturan bahwa penggunaan istilah perlu disertai penjelasan. Moderator juga mengingatkan Gibran soal aturan itu. Lantas, Gibran memberikan terjemahan Bahasa Inddonesia dari istilah 'greenflation' itu.

"Ini tadi tidak saya jelaskan karena kan beliau kan seorang profesor. Oke, greenflation adalah inflasi hijau, sesimpel itu," ucap Gibran saat segmen tanya jawab antarcawapres dalam debat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1) tadi malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu greenflation?

Dilansir Reuters dari berita 22 November 2021, greenflation adalah ongkos yang timbul akibat suatu kebijakan yang pro-lingkungan hidup (go-green). Greenflation adalah risiko dari kebijakan yang berpihak kepada energi terbarukan. Risiko ekonomi tersebut lebih terasa untuk jangka pendek, namun 'go-green' tetap lebih baik untuk keberlangsungan lingkungan dan ekonomi dalam jangka panjang.

ADVERTISEMENT

"Harga komoditas yang mendasarinya meningkat di seluruh dunia," kata Vaibhav Chaturvedi dari Council on Energy, Environment, and Water (CEEW) pada saat itu.

Tahun itu, 2021, greenflation mewujud dalam naiknya harga logam seperti timah, aluminium, tembaga, nikel kobalt, yang penting bagi teknologi transisi energi. Kenaikan harga antara 20% dan 91% tahun itu. Tentu saja kenaikan harga bahan tambang itu berefek domino ke kenaikan harga-harga lainnya.

Kembali ke debat tadi, Mahfud Md lantas menjawab pertanyaan mengenai greenflation. Kemudian, Gibran tidak puas dengan jawaban Mahfud. Keriuhan terjadi, suara sorak-sorai terdengar dari JCC Senayan, masuk ke mikrophon media massa, dan tersiar ke seantero Indonesia. Mahfud Md tidak mau melanjutkan lagi jawaban untuk pertanyaan Gibran mengenai greenflation karena Mahfud menilai ini semua hanya gimik Gibran belaka.

"Saya bukan tidak mau menjawab dengan benar, tapi dia tidak mengerti konsep itu sehingga dibilang lho kok lain. Sehingga saya bilang ke moderator udah lah kembalikan ke moderator saja, ini nggak bisa dilanjutkan debat begini. Karena masalahnya sudah dijawab, lalu dibilang belum dijawab, kan itu hanya gimik saja," kata Mahfud.

Apa itu lithium ferro-phosphate?

Gibran, cawapres pendamping capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, bertanya ke Muhaimin Iskandar (Cak Imin), cawapres pendamping capres nomor urut 01 Anies Baswedan. Dia ingin tahu sikap Cak Imin apakah anti-nikel atau tidak.

"Gus Muhaimin, Paslon nomor 1 dan tim suksesnya ini sering menggaungkan LFP, lithium ferro-phosphate, saya nggak tahu ini pasangan nomor 1 ini anti nikel atau gimana, mohon dijelaskan," kata Gibran saat segmen tanya jawab antarcawapres dalam debat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1) tadi malam.

Masih ada sisa waktu bagi Gibran untuk berkata-kata di sesi saat itu, namun Gibran sudah menyelesaikan pertanyaannya. Dia bersedia menjelaskan pertanyaannya apabila Cak Imin merasa pertanyaannya kurang jelas. Moderator meminta Gibran menjelaskan terminologi dan singkatan yang dia kemukakan. Cak Imin juga merasa kurang jelas dengan istilah itu.

"LFP, lithium ferro-phosphate, tadi sudah saya bilang kan," ucap Gibran.

Lithium ferro-phosphate (LFP) sering disebut dengan nama lain lithium iron phosphate. LFP adalah material katoda untuk baterai ion lithium (Lithium ion battery). Jadi, LFP adalah barang yang penting untuk membuat baterai.

Dikutip dari Fouad Sabry dalam 'Lithium Iron Phosphate Battery', kepadatan energi dari baterai LFP lebih rendah ketimbang tipe baterai lainnya yakni Nickel Manganese Cobalt (NMC) dan Nickel Cobalt Aluminum (NCA). LFP juga punya voltase operasi yang lebih rendah.

LFP ditulis juga dengan nama LiFePO4. LFP dipasang sebagai katode (kutub negatif) dari baterai dan anode (kutub positif), terdiri dari karbon grafit (barang tambang seperti arang batu seperti yang digunakan untuk pensil) dengan penyokong logam. LFP adalah mineral alam dari keluarga olivine (triphylite).

Baterai LFP digunakan untuk banyak kegunaan, dari otomotif hingga alat-alat praktis, karena LFP dinilai lebih murah, lebih aman, rendah toksisitas (risiko keracunan), dan umurnya lebih panjang.

Dikutip dari Mengmeng Wang dkk dalam 'Recycling of lithium iron phopshate batteries: Status, technologies, challenges, and prospects', dalam jurnal Renewable and Sustainable Energy Reviews Volume 163, LFP adalah opsi dari kebutuhan dunia akan baterai yang ramah lingkungan seiring dengan meningkatnya pilihan penggunaan kendaraan listrik, pengganti kendaraan berbasis BBM. Mereka membandingkan baterai LFP dengan baterai Cobalt Manganese Oxide (NCM). LFP tidak mengandung elemen kobalt (Co) dan nikel (Ni) sebanyak NCM. Prospek pasar baterai LFP sedang tinggi, disebut dalam abstak penelitian yang terbit tahun 2022 ini.

Saingan utama baterai LFP saat ini adalah baterai NCM. Di China, NCM masih unggul yakni penggunaannya 61,1% ketimbang LFP yang 38,3%. Untuk kendaraan listrik, LFP punya persentase 51,7%, lebih unggul ketimbang NCM. Masalahnya, kini masih perlu dipikirkan cara mendaur ulang limbah LFP meski LFP adalah jenis yang lebih ramah lingkungan ketimbang NCM.

Simak juga Video: Mengenal Istilah Greenflation yang Jadi Senjata Gibran di Debat Cawapres

[Gambas:Video 20detik]



(dnu/yld)



Hide Ads