Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, bersama Prakarsa Aktivis Pro Persatuan dan Kemajuan yang terdiri atas gabungan aktivis mahasiswa menilai banyak pihak yang mendiskreditkan proses Pemilu 2024. Mereka mengatakan ada pihak yang ingin berkuasa dengan cara tidak adil.
"Sebagian orang Indonesia kemudian selalu saja mencari alasan untuk berkuasa dengan cara yang tidak fair. Padahal kita sudah sama-sama menyepakati pemilu. Mari kita jaga pastikan tidak terjadi pendarahan, gesek-gesekan. Karena jika Anda menang atau kalah dalam pemilu, yang menang akan tenang, yang kalah tidak akan marah," kata Budiman di Markas DPP Persaudaraan 98, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2024).
Budiman menilai banyak keanehan yang muncul selama proses Pemilu 2024 berlangsung. Mulai dari isu koalisi dua pasangan capres-cawapres, banyaknya isu kecurangan, hingga upaya pemakzulan Presiden Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai ada kelompok-kelompok yang entah kenapa aneh. Satu sisi belum bertarung padahal, menurut undang-undang harus bertarung, harus berkompetisi. Belum pertarungannya saja, tiba-tiba sudah berpikir untuk berkoalisi. Undang-undang menyuruh untuk bertarung ini malah untuk berkompromi, suruh berkompetisi malah berkolaborasi, ini kan aneh, satu aneh," papar Budiman.
"Keanehan kedua, belum bertarung secara demokrasi sudah mengatakan itu curang. Padahal ikut pemilu dan malah akan ada yang mengatakan Presidennya harus mundur, bahkan ada yang ingin dimakzulkan. Saya pastikan, apapun proses pemakzulannya, entah berhasil atau gagal, jika ada yang mulai bermain api siapa pun yang menang tidak akan tenang," sambungnya.
Budiman menekankan segala upaya yang merendahkan proses pemilu akan berdampak kepada rakyat. Dia menilai dampaknya pun akan berpengaruh terhadap generasi selanjutnya.
"Rakyat menjadi korban hari ini dan satu generasi minimal menyembuhkan akan lama. Modal sosial terpenting dari sisi demokrasi adalah social trust dan ketika itu dihancurkan korbannya rakyat dan demokrasi dan agenda kemajuan akan gagal," ungkap Budiman.
Sementara, Wahab Talaohu yang juga tergabung dalam Prakarsa Aktivis Pro Persatuan dan Kemajuan meminta seluruh pihak untuk terus menyuarakan pemilu damai.
"Kami menyerukan agar seluruh elemen kebangsaan dapat mengukuhkan kembali persatuan nasional, mengikuti semua mekanisme dan proses sesuai dengan aturan hukum yang ada dan mengedepankan pemilu yang damai, jujur, dan terbuka," pungkas Wahab Talaohu.
Simak Video 'Menkominfo Sebut Hoaks Jelang Pemilu 2024 Lebih Landai dari 2019':