Dia menekankan pentingnya investasi pendidikan. Dia mencontohkan seorang mahasiswa bernama Angga yang mampu membantu biaya kuliah adiknya lantaran tak putus sekolah.
"Kayak kemarin saya ketemu Angga. Anak Jakarta, digusur rumahnya, pindah ke Karanganyar, terus kemudian orang tuanya kerja seadanya, sekolah di Boyolali, bisa ke terima dapat beasiswa di ITB, dapet di Inggris. Ketika dia balik, bantu adiknya kuliah, keluarganya dan sebagainya. Lagi-lagi pendidikan investasi. Ini kalau bisa naik kelas dari yang pola SMK bisa ke sarjana, pasti kan harapan kami, harapan saya dia pasti akan jauh lebih baik lagi gitu," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku ingin menginap di rumah warga pada setiap kunjungannya ke daerah. Dia merasa senang dapat tertawa bersama rakyat saat menginap langsung di rumah warga tersebut.
"Makanya kalau kesempatannya agak lama, saya juga pasti di antara sekian hari coba dong cariin kita bisa menginap, rencananya kan kemarin saya langsung ke sini tapi karena tadi ulang tahun partai maka harus balik," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar juga teringat momen dirinya mewisuda lulusan SMKN Jateng. Dia mengatakan sejumlah anak diwakilkan oleh orang tuanya lantaran tak bisa pulang karena sudah bekerja.
"Jadi ketika kemudian yang lain dari panitia ngomong, 'jangan Pak', gubernurnya 'boleh-boleh sini-sini' lalu saya tanyakan, 'ibu siapa?', 'Saya ibunya. Anaknya sekarang nggak bisa cuti karena sudah kerja. Maka saya mewakili pak' mengharukan," kata Ganjar.
"Saya pernah mengalami itu. Waktu mau wisuda di UGM itu saya nggak punya duit, saya satu-satunya mahasiswa calon wisudawan yang menawar, kalau nggak saya nggak ikut wisuda ini. Ini pengalaman ini. Sungguh-sungguh terjadi," imbuhnya.
Sementara itu, Waidah mengaku senang Ganjar menginap di rumahnya. Sebagai informasi, Ganjar juga sempat melakukan video call dengan anak Waidah, Fikri Haecal.
"Saya nggak bisa ngomong lagi, kalau ditanya rasanya saya nggak bisa ngomong rasa apa, campur-campur. Dan mimpi juga terpenuhi," kata Waidah.
(mib/fas)