Ganjar Setuju dengan Ma'ruf Amin soal Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan

Ganjar Setuju dengan Ma'ruf Amin soal Pemberdayaan untuk Tekan Kemiskinan

Mulia Budi - detikNews
Selasa, 09 Jan 2024 17:19 WIB
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berdialog dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) yang berlangsung di kantor HSNI Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).
Ilustrasi. Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. (Grandyos Zafna/detikcom)
Cilacap -

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku setuju dengan Wapres Ma'ruf Amin yang ingin anggaran dana 2024 fokus untuk pemberdayaan dalam rangka mengurangi kemiskinan. Dia awalnya bicara soal pentingnya KTP Sakti untuk mengetahui kondisi rakyat di lapangan.

"Kenapa kemudian kita perlu KTP Sakti? Karena itu presisi data. Kalau kita presisi datanya, maka sebenarnya yang berhak menerima itu betul-betul yang masuk dalam kemiskinan, kalau perlu yang ekstrem. Sehingga kemudian betul-betul tepat sasaran," kata Ganjar Pranowo di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (9/1/2024).

Ganjar mengatakan bantuan langsung tunai (BLT) menjadi sangat penting untuk rakyat yang membutuhkan. Kendati, sambung Ganjar, penting juga untuk dilakukan pemberdayaan, misalnya investasi dalam pendidikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak perlu melebih-lebihkan, karena yang betul-betul ekstrem butuh bantuan seketika, maka BLT itu penting. Tapi yang lain kan mesti empowering, dengan apa? Dengan cara, maka itulah pendidikan, maka saya bicara (program) satu keluarga miskin, satu sarjana," ujarnya.

Menurut Ganjar, program 'satu keluarga miskin satu sarjana' merupakan 'investasi'. "Itu kan investasi. Kalau kemudian itu bisa dilakukan, maka ya kita tidak akan memberikan ikan, kita betul-betul kasih kail di antara keluarga yang ada," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Dia lalu menyinggung pernyataan Ma'ruf Amin soal anggaran pemerintah pada 2024 difokuskan untuk pemberdayaan dalam rangka mengurangi kemiskinan. Menurutnya, pemerintah dapat berkontribusi dalam berbagai pintu.

"Selebihnya benar yang disampaikan Pak Wapres, kita mesti memberdayakan.Dan itu pemerintah bisa mengintervensi dari pintu yang lain ya," ujar Ganjar.

"Minimal yang desil 1, desil 2, menjadi perhatian dengan sifatnya konsumtif. Tapi yang lain bisa dengan yang sifatnya produktif dan pemberdayaan," tutur Ganjar.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Sebelumnya, Ma'ruf Amin menilai pemerintah semestinya mengurangi pemberian bansos ke masyarakat sedikit demi sedikit. Sebab, menurut Ma'ruf, pemberian bansos terus-menerus sama dengan melestarikan kemiskinan.

"Kalau bansos terus kan namanya melestarikan kemiskinan. Jadi bagaimana supaya lama-lama ini bansos makin sedikit, makin sedikit, maka sedikit," ujar Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jumat (5/1).

Ma'ruf menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas pengusaha. Hal ini menurutnya perlu dilakukan agar tidak hanya pada tingkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Oleh karena itu berbanding lurus dengan apa yang saya bilang, peningkatan usaha kecil UMKM jangan stunting terus. Supaya tidak stunting dinaikkan," kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga berharap anggaran di 2024 ini nantinya tidak hanya fokus untuk bantuan sosial. Namun juga dapat digunakan untuk pemberdayaan agar menghilangkan kemiskinan.

"Karena itu kita harapkan ke depan di 2024 ini tambah lagi anggarannya. Untuk sosial juga, tidak hanya untuk anggaran bantuan sosial, bukan hanya untuk perlindungan sosial tapi pemberdayaan yaitu supaya bisa menghilangkan kemiskinan," tuturnya.

(mib/aud)



Hide Ads