Tokoh Adat Keluhkan Ketimpangan Bali Utara dan Selatan di 'Gibran Mendengar'

Tokoh Adat Keluhkan Ketimpangan Bali Utara dan Selatan di 'Gibran Mendengar'

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Selasa, 09 Jan 2024 12:14 WIB
Gibran Rakabuming Raka di acara Gibran Mendengar di Buleleng, Provinsi Bali
Gibran Rakabuming Raka di acara Gibran Mendengar di Buleleng, Provinsi Bali (Firda/detikcom)
Buleleng -

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menggelar acara 'Gibran Mendengar' bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat Buleleng, Bali. Salah satu tokoh adat Buleleng mengeluhkan soal ketimpangan antara Bali bagian utara dengan bagian selatan.

"Kami mohon izin menyampaikan beberapa unek-unek mewakili dari masyarakat Buleleng, karena selama bertahun-tahun ini Buleleng hanya dijadikan komoditas politik. Dijanji-janjikan ini itu. Kami sangat timpang, Mas Gibran. Bali Utara dengan Bali Selatan sangat timpang. Orang datang ke Bali hanya ke Denpasar turun ke sekitarnya sudah, karena akses kami dari Bandara Ngurah Rai itu jauh," kata salah satu tokoh adat tersebut dalam acara 'Gibran Mendengar' di Alun-alun Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa (9/1/2024).

Tokoh adat itu pun menyampaikan aspirasi agar pembangunan bandara di Buleleng segera dirampungkan. Namun, dia menawarkan optimalisasi pemanfaatan Pelabuhan Buleleng apabila pembangunan bandara tidak memungkinkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Makanya kami mau menghaturkan, mohon maaf, minta tolong sekali, semoga Mas Gibran menang menjadi wakil presiden RI, Bandara Bali Utara harus jadi. Kalau pun secara kajian tidak memungkinkan, kami punya alternatif lain, kami punya pelabuhan. Dulu pelabuhan ini terkenal. Barangkali itu bisa jadi pertimbangan," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Ketiga, kalau dua itu nggak bisa, ibu kota provinsi di Buleleng. Supaya di sini ada pemerataan. Bandara, pelabuhan Buleleng, ketiga, provinsi Bali ibu kota dipindahkan ke Buleleng. Itu tiga hal menurut kami, Mas," lanjutnya.

Gibran pun menjawab langsung aspirasi-aspirasi yang muncul. Dalam pertemuan dengan para tokoh Adat di Buleleng itu, Gibran mengatakan sudah memahami permasalahan ketimpangan di Bali. Dia berkomitmen menciptakan pemerataan pembangunan di sana.

"Saya sebenarnya sebelum ke Bali Utara ini sudah bisa menebak aspirasi apa nanti yang akan disampaikan, salah satunya pasti masalah bandara. Ini kemarin pada waktu debat cawapres kami menekankan untuk masalah pembangunan yang merata, pembangunan yang tidak lagi Jawasentris. Jadi, kita pengen warga Bali bisa menikmati multiplier effect," kata Gibran.

Gibran mengaku tidak bisa langsung menjanjikan pembangunan bandara di Buleleng. Sebab dia harus mencari dahulu solusi tepatnya.

"Memang kami lihat ada ketimpangan nanti harus kita carikan solusinya dan tadi waktu di panggung. Saya juga tidak langsung mengiyakan masalah bandara karena nanti akan ada proses kajian-kajian kita yang nanti apakah mengambil keputusan pembangunan bandara ini tepat atau tidak, nanti impactnya untuk warga di sekitar seperti apa," katanya.

(fca/aik)



Hide Ads