Sindiran Keras Nasdem-PKB ke Fahri yang Ajak Aklamasi Pilih Prabowo

Sindiran Keras Nasdem-PKB ke Fahri yang Ajak Aklamasi Pilih Prabowo

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 27 Des 2023 07:47 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah (Tangkapan layar).
Jakarta -

Ajakan Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah untuk aklamasi pilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berbuntut panjang. Kini, banyak pihak yang menyindir keras pernyataan Fahri Hamzah.

Hal ini mulanya disampaikan Fahri dalam akun X resminya, Senin (25/12). Fahri awalnya menyebutkan adanya kesalahan konsep dalam visi-misi yang ditawarkan pada masyarakat.

"Konsep awalnya salah. Jadi rakyat tidak mungkin memilih yang sejak awal salah konsep. Bahkan kesalahan konsep dipertahankan sampai sekarang," tulis Fahri, detikcom sudah meminta izin untuk mengutip tweet tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahri menyebut salah satunya perubahan atau oposisi yang ditawarkan, namun menurutnya masih ada pihak yang juga tetap menjadi penguasa.

"Yang pertama bilang perubahan atau oposisi tapi masih aja nyambi jadi penguasa. Ya salah itu kontradiksi. Ini ganjil rakyat gak bisa!" tulis Fahri.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Fahri menyinggung terkait pihak yang memuji dan akan melanjutkan program pemerintah. Namun kata Fahri, saat ini justru mereka ngomel atau mengkritik.

"Denger baik-baik deh. Yang ketiga juga aneh, 9 tahun memuji dan mau melanjutkan. Di ujung ngomel-ngomel. Capresnya jadi bingung mau ngapain? Dia juga dari awal disuruh-suruh aja kok," tuturnya.

"Lah cawapresnya menteri yang 4 tahun puji-puji bosnya ke mana-mana. Terus sekarang masih ngomel? Kan rakyat bingung!" kata Fahri.

Oleh sebab itu, Fahri menilai masyarakat akan memilih pasangan Prabowo-Gibran. Hal ini lantaran menurut Fahri calon lain memiliki konsep yang membingungkan.

"Ini serius. Makanya rakyat akan ke yang No 2 #PrabowoGibran2024 karena terlalu kuat argumennya. Ini alasan sekali putaran sebab rakyat mustahil milih pemimpin negara yg konsep awalnya sampai sekarang membingungkan. Rakyat perlu kemantapan sebagai jaminan masa depannya. Gitu!" kata Fahri.

Fahri juga menyebut calon lain tidak mau memperbaiki posisi mereka yang salah sejak awal.

"Jadi, mohon maaf kalau teman-teman emosi dengan fakta ini. Masalahnya yang 1 dan 3 tidak mau perbaiki posisinya yang salah sejak awal. Saya belajar dari politik NKRI ini, memang kalau sejak awal persepsi yang kita bangun salah ya seterusnya salah. Kecuali ada keberanian untuk berubah!" tuturnya.

Fahri lantas mengajak masyarakat untuk aklamasi memilih Prabowo-Giran. Fahri juga mengingatkan agar tidak mempertaruhkan masa depan dan meminta semua pihak untuk kompak menuju Indonesia emas.

"Makanya, saya ajak semua aklamasi pilih #PrabowoGibran2024 karena toh yang lain tidak ada juga alasan yang kuat dan mendasar. Kalau mereka sekedar obat kecewa, sayang sekali. Jangan pertaruhkan masa depan. Kali ini kita kompak menatap #IndonesiaEmas2045 . Ini giliran Indonesia!" tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan Live DetikPagi:

Saksikan Video 'Survei Indikator: Prabowo Unggul, Ganjar dan Anies Bersaing Ketat':

[Gambas:Video 20detik]



TPN Ganjar-Mahfud Bertanya-tanya

Pernyataan Fahri Hamzah ini pun jadi sorotan. TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md menilai sikap Fahri Hamzah membingungkan.

"Kalau Fahri Hamzah mau ngomong seperti itu, sebetulnya rakyat justru bingung dengan sikap Fahri. Dulu dan Fahri itu mencaci maki Pak Jokowi, caci maki apa yang tidak keluar dari mulut Fahri Hamzah, tapi tiba-tiba dia mendukung Pak Jokowi itu yang orang kemudian berpikir ada apa dengan Fahri Hamzah," kata Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani, kepada wartawan, Senin (25/12).

Benny kemudian menyindir pujian yang dilakukan Fahri. Menurutnya pikiran Fahri hanya tentang kekuasaan.

"Ternyata pujian itu hanya karena Fahri mendukung pasangan calon presiden yang didukung oleh Pak Jokowi, nah kalau itu ya isi pikiran dan isi perut Fahri bisa terukur, jadi isi pikiran dan isi perut Fahri itu hanya bisa selesai dengan kekuasaan," kata dia.

Benny menyebut dulu Fahri Hamzah yang kritis terhadap pemerintah kini membisu. Hingga sekarang, kata dia, menjadi pihak yang paling kritis terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden lain.

"Ini kan menyedihkan bagi Fahri Hamzah yang dulu dikenal kritis tiba-tiba jadi dia membisu, kemudian sekarang mau bicara seolah-olah so criticism justru karena ingin menjatuhkan pasangan calon presiden yang lain, nggak begitulah berpolitik itu," tutur dia.

Menurut Benny, pihak Ganjar-Mahfud yang paling konsisten. Sebab, menurutnya, tidak ada kritikan yang dilakukan terhadap apa yang dilakukan Jokowi.

"Jadi berpolitik itu tidak sedungu cara berpikir Fahri Hamzah, kalau di pihak kami justru konsisten kok. Kami sampai hari ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi adalah yang terbaik bagi bangsa ini, nggak ada kritisme kepada apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi," ucap dia.

Benny menyebut karya besar yang dilakukan Jokowi tidak akan pernah dikhianati oleh Ganjar-Mahfud. Dia menyebut saat ini yang terjadi hanya perbedaan pilihan pasangan.

"Kita hanya berbeda di pasangan calon presiden dan wakil presiden, tapi hal-hal yang sangat ideologis, karya besar yang dikerjakan oleh Pak Jokowi itu nggak akan pernah kita khianati, Pak Jokowi itu dalam pandangan saya itulah yang terbaik dalam sejarah kepemimpinan nasional setelah Bung Karno," sebut dia.

"Kalau Ibu Mega memang nggak bisa dihitung karena kepemimpinannya kan terbatas hanya tiga tahun dulu ya, jadi kalau kememimpinan yang genap lima tahun bahkan sepuluh tahun tidak ada kepemimpinan terbaik untuk jabatan presiden itu yang bisa menandingi Bung Karno dan Jokowi, nggak ada," sambungnya.

Ganjar juga beri komentar, simak di halaman berikutnya.

PKB: Kita Slepet Aja

PKB juga buka suara terkait pernyataan aklamasi dari Fahri Hamzah. Waketum PKB Jazilul Fawaid menilai Fahri makin sesat pikir.

"Makin sesat pikir saja, negara ini diurus bersama-sama, bukan mau diurus sendiri apalagi dengan (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme)," kata Jazilul kepada wartawan, Senin (25/12).

Asisten Pelatih Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) itu menilai bahwa rakyat sudah cerdas dalam menentukan pilihan. Bahkan, menurutnya, banyak rakyat yang lebih cerdas dari Fahri Hamzah.

"Rakyat sudah cerdas bahkan lebih banyak yang lebih cerdas dari Pak Fahri, janganlah mendikte pikiran dengan kesimpulannya sendiri," tutur dia.

Jazilul juga menanggapi soal paslon pertama yang dinilai Fahri menyarankan perubahan atau oposisi tapi nyambi jadi penguasa. Jazilul menilai itu cara pandang kuno.

"Itu cara pandang kuno. Kita slepet saja supaya sadar perlunya perubahan," tutur dia.

Jazilul menambahkan bahwa Amies dan Muhaimin akan menang bersama rakyat yang pro dengan perubahan.

"Paslon 1 AMIN, optimis dan yakin akan menang bersama rakyat yang setuju perubahan," sebut dia.

Ganjar Anggap Cita-cita Fahri Hamzah Tinggi

Tak cuma itu, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, juga beri tanggapan terkait itu. Ganjar menyebut cita-cita Fahri Hamzah tinggi.

"Ya kan Fahri timnya sana, pasti cita-citanya tinggi. Sah-sah saja," kata Ganjar di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12).

Ganjar menjawab kritik Fahri Hamzah terkait perubahan atau oposisi namun masih ada pihak menjadi penguasa. Ganjar menyebut dirinya tidak ingin meneruskan pemerintahan dengan menggunakan kacamata kuda. Dia memastikan tetap ada perbaikan jika ada yang tidak baik.

"Ya karena kita meneruskan tapi tidak pakai kacamata kuda. Kalau ada yang tidak baik mesti kita perbaiki. Saya dengan pemerintahan hari ini kan banyak terlibat dalam penyusunan banyak program," katanya.

"Kalau tiba-tiba menolak ya kami munafik. Kalau kami tidak meneruskan, kami salah, wong beberapa yang dirancang itu juga dari kita. Tapi kalau ada yang tidak baik masa kita mengatakan iya, kan mesti kita perbaiki," lanjut Ganjar.

NasDem: Jangan Jilat Berlebihan

Kemudian, NasDem juga mengkritik Fahri Hamzah. Waketum NasDem Ahmad Ali menanggapi ajakan Fahri dengan imbauan untuk tak 'menjilat' berlebihan.

"Kalau mau menjilat, jangan terlalu berlebihan lah. Kalau ingin jadi menteri, jangan terlalu buru-buru. Ada proses demokrasi yang akan kita lewatin, kan gitu," kata Ali kepada wartawan di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (26/12).

Ali mengaku mengenal Fahri sangat rasional dalam merawat demokrasi. Ia menilai akhir-akhir ini Fahri kehilangan rasionalitas.

"Makanya saya bilang, kalau mau menjilat, mau menyenangkan pimpinan ya jangan juga terlalu berlebihan. Fahri itu saya kenal orang yang sangat rasional dalam merawat demokrasi selama ini. Tapi saya melihat akhir-akhir ini kehilangan rasionalitas dia," jelasnya.

Ali pun enggan menanggapi lebih jauh terkait hal itu. "Jadi, ya tidak perlu kita tanggapi terlalu jauh begitu," tuturnya.

(maa/maa)



Hide Ads